Sandera

4.3K 529 47
                                    

Rhea duduk di tepian bak kembang di depan mall sambil menjilati es krim. Ia tampak berpikir keras sehingga mengabaikan Jason yang duduk di sampingnya, memperhatikan dirinya.

"Pulang nanti lewat rumah singgah di pinggiran kota," ujar Rhea pelan, seperti sedang tersadar dari sesuatu.

Jason tersenyum. Ia mengerti maksud Rhea. Tidak mungkin ia membeli barang dan makanan sebanyak itu untuk dirinya sendiri. "Baiklah, Sayang. Semua disumbangkan ke sana? Makanan kucingnya?"

Rhea balik menatapnya dengan mata berbinar. "Tidak marah, Jace?"

Memahami situasi yang semakin mencair, Jason menggeser posisi duduknya. Ia merangkul pinggang istrinya. "Bagaimana mungkin aku marah pada istriku yang manis dan baik hati ini?" Ia mengecup pipi Rhea.

"Maaf, ya Jace.... Aku jadi susah mengendalikan diri... Oh, ya. Kasih makanan kucing itu ke tempat penampungan hewan."

"Kalau marahmu seperti itu aku sama sekali tidak keberatan. Hei, Baby, jangan suruh Mama mu bertingkah aneh-aneh lagi, oke?" Jason mengelus lembut perut Rhea.

Dering ponsel Jason menghentikan percakapan damai mereka.

"Jason Radyanta?"

"Ya, betul. Siapa ini?"

"Dengarkan baik-baik. Jangan hubungi pihak berwajib manapun. Kami menyandera keluargamu. Kami minta tebusan yang harus ditransfer langsung ke empat bank berbeda di luar negeri."

Wajah Jason memucat. Rhea langsung merebut ponsel di tangan suaminya.

"Jika permintaan kami tidak dituruti, kami tidak menjamin keselamatan keluargamu...."

"Heh, penjahat menyedihkan! Aku juga mengancam kalian jika berani melukai keluargaku!" Suara melengking Rhea tertelan hiruk pikuk pengunjung mall yang semakin ramai.

"Oh, Nyonya Radyanta yang pemberani rupanya. Kami pernah gagal menculikmu, tapi percayalah, jika permintaan kami tidak kalian turuti, kau akan menyaksikan keluargamu menderita!"

Ruang di sekitar Rhea dan Jason mendadak terasa sunyi. Mereka saling berpandangan. Puncak kekhawatiran mereka terjadi.

"Jace, anak-anak pulang hari ini." Suara Rhea bergetar.

Jason menggenggam tangan Rhea. "Kita masuk ke mobil dulu. Kita bicara di sana."

Rhea mengangguk.

Jason memanggil dua bodyguard nya. "Kalian antar barang-barang itu ke rumah singgah terdekat. Setelah itu kalian bebas tugas. Silakan langsung pulang."

Kedua penjaga berterima kasih pada Jason dan melangkah pergi.

=================

Jason sampai ke pos penjaga di gerbang rumahnya dan melihat dua orang yang tidak dikenalnya bercokol di situ.

Jason sadar mereka serius telah menguasai rumahnya.

Mereka membuka pintu gerbang dan mengizinkannya masuk.

"Mana istrimu?" tanya seseorang bermasker ketika Jason memasuki ruangan.

Jason tidak langsung menjawab. Ia mengedarkan pandangan ke ruang tamu. Lima orang bersenjata berada di situ, mengenakan topi rajut balaclava yang menutupi wajah,  mengelilingi ibunya dan enam adik Rhea yang duduk berdempetan dengan wajah ketakutan.

"Mama!"

Hestia Radyanta menganggukkan kepala untuk menenangkan anaknya meskipun di wajahnya jelas tergambar ketakutan. Ia memeluk Athena yang menatap bingung sekitarnya.

The Prince And The Karate GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang