Antara Paris dan Monet

4.9K 562 40
                                    

Rhea menggeleng-geleng kesal melihat daftar tarif hotel di kota Lille yang menurutnya sungguh luar biasa.

"Pemborosan."

"Biasa saja, Rhe. Eropa ini."

"Bintang tiga saja bunyinya juta-juta ke atas. Hhhh...."

"Makanya sewa satu kamar saja, bintang lima." Jason nyengir lebar.

"Otakmu pasti sudah mesum."

"Hehehe.... Pasti...."

"Dan pasti kamu sudah booking hotel meskipun aku ngoceh panjang lebar, kan?"

"Jelas...."

Rhea menghela napas.

"Tiga hari di Lille dan dua hari di Paris. Cari waktu bersama di sela-sela pekerjaan juga."

Setibanya di hotel Rhea langsung bersiap lagi. Jason yang malah merebahkan diri di kasur dipelototinya. "Kita langsung bergerak, Jace. Ingat? Inspeksi dadakan?"

"Sepertinya aku masih jet lag, Rhe.... Sini, temani aku berbaring sebentar."

"Jet lag, ya? Hmm, kurang enak apa lagi fasilitas first class pesawat yang kamu pesan? Lagipula, kamu sudah biasa bepergian ke Eropa, kan?"

Jason memberengut manja. "Okeee.... Tapi cium dulu suamimu ini."

"Astaga." Rhea mendekati Jason untuk memberi sedikit kecupan.

Tapi Jason malah memeluknya dan merebahkannya di kasur. Ciuman kilat Rhea dirubah Jason menjadi french kiss yang dalam dan cukup lama.

"Hmmppff... Jace, cukup. Cukup. Ayo pergi sebelum udara semakin dingin. Kamu tahu aku tidak tahan dingin."

Jason mengerang kesal. Tapi ia sadar tujuan utama mereka ke situ. Ia ingin segera menemukan kebocoran dana yang tidak jelas alirannya. Pollux dan Cassie malah sudah mulai berkoordinasi untuk memulai gerakan di India.

"Jangan kalah dengan para sekretarismu," kata Rhea sambil membenahi baju yang dipakainya yang sempat diacak-acak Jason. "Tanganmu semakin jail."

Jason meringis nakal. "Susah kutahan...."

=====================

"Eh, ternyata perusahaan penyedap makanan dan produsen olahan keju yang terkenal di negara kita punya cabang di sini," kata Rhea dalam perjalanan menuju kantor cabang Olympian Foods di Lille.

"Ya. Kota ini punya banyak industri makanan dan olahan makanan."

Seperti yang duga, beberapa staf di kantor Olympian Foods tampak kalang kabut melihat kedatangan mendadak sang presiden direktur. Mereka yang panik itu jelas kaki tangan empat dewan direksi yang sedang diproses kasusnya.

Meskipun agak terkendala bahasa, Jason dan Rhea sangat terbantu dengan beberapa staf asal Indonesia yang sudah fasih berbahasa Perancis dan mereka mempunyai track record yang bersih.

Pulang larut malam dan membawa setumpuk berkas ke hotel membuat mereka melewatkan tiga hari di Lille penuh dengan pekerjaan. Bahkan Jason pun tak sempat lagi menggoda Rhea. Ia lebih sering tertidur di sofa atau karpet di antara kertas yang berserakan.

Namun kerja keras mereka membuahkan titik terang. Aliran dana yang tidak jelas rinciannya berhasil mereka ungkap pelakunya, walaupun penerimanya belum seratus persen terbuka. Mereka hanya menunggu keterangan dari pengaudit perusahaan.

Mereka kembali ke Paris dengan tubuh remuk redam karena kelelahan. Satu malam yang direncanakan Jason untuk 'usaha' pada Rhea terlewatkan dengan tidur nyenyak.

The Prince And The Karate GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang