"Jace..."
"Hmm?"
"Kamu tidak kangen kehidupan lamamu?"
"Di bagian mana? Kalau di bagian gadis-gadis itu, tidak sama sekali. Aku sudah punya kalian."
"Yang lain?"
"Hmmm.... mungkin sedikit di bagian sebelum Papa meninggal. Berkeliling dan menjelajah tempat-tempat asing. Itu saja. Tapi bersama kalian saat ini adalah petualangan tersendiri bagiku."
"Yakin?"
"Kenapa?"
"Aku ingin sesekali menjelajah berdua denganmu. Menghapus kejenuhan urusan kantor."
Jason berbalik dan menatap istrinya. "Sungguh?"
"Sungguh. Mencari ramuan kencing kukang."
Mereka tertawa bersama mengingat kejailan Jason di awal perkenalan mereka.
"Hm. Kalau begitu bagaimana kalau minggu depan?"
Rhea tersenyum lebar. "Setuju."
Dan seminggu kemudian, setelah dengan setumpuk pesan dan sederet pemberitahuan, Jason dan Rhea menitipkan Daphne dan adiknya kepada sang nyonya tua dan pelayannya, Julia.
"Kita ke mana dulu?" tanya Rhea.
"Kamu mau bertemu suku pedalaman yang pandai meracik obat-obatan herbal, kan?"
Mata Rhea berkilat senang. Ia sangat suka menanam tanaman terutama yang langka dan bisa digunakan untuk penyembuh natural. Ia bertekad untuk membawa pulang beberapa bibit tanaman tersebut.
Ia masih meneruskan hobinya itu walaupun tidak semaksimal dulu. Kesibukannya dengan urusan kantor dan kedua anaknya cukup menyita waktu. Terutama si badung Daphne yang perlu perhatian ekstra dibanding si kecil yang jauh lebih tenang dan kalem.
Bayi baik budi, meminjam istilah sang nyonya tua.
Setelah seminggu berada di antara suku pedalaman, Jason mengajak Rhea bertualang menyusuri jejak para pengembara di sebuah padang pasir luas dengan serombongan pengelana asli. Mereka bahkan tinggal di tenda-tenda bulat yang menurut Rhea sangat nyaman untuk beristirahat. Tapi mereka berpisah dengan rombongan itu ketika mereka tiba di sebuah oasis yang sangat indah.
Oasis itu mempunyai sebuah perkampungan kecil yang teratur dan karena sudah terbiasa dijadikan obyek wisata, mereka punya penginapan-penginapan yang lumayan untuk ukuran Jason, tapi sudah sangat memuaskan bagi Rhea.
"Kita belum sempat honeymoon dulu. Jadi kita tinggal dulu di sini," seringai Jason jail tapi serius.
"Aku suka tempat ini. Jadi... Baiklah."
Jason langsung memeluk girang istrinya karena sangat jarang Rhea langsung menyetujui ide semacam ini.
Dan ketika Rhea mulai terlihat bosan dan suntuk, Jason tahu bahwa itu adalah saat untuk pindah tempat dan ganti suasana.
"Hmm, kembali ke Paris," ujar Rhea di balkon hotel yang menyuguhkan pemandangan langsung ke menara Eiffel.
"Kita dulu hanya punya waktu sedikit di sini. Aku ingin mengulangi lagi dengan lebih romantis."
"Maksudmu mengumbar ciuman di tempat umum?" sindir Rhea yang yakin Jason tak segan-segan melakukannya.
"Salah satunya."
Rhea tertawa. "Setelah jadi ayah dua anak kamu masih tetap mesum."
"Karena kamu." Jason memeluk pinggang Rhea dan menatap jauh dalam diam sambil meletakkan dagu di pundak wanita itu. "Je t'aime mon amour."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince And The Karate Girl
Action(COMPLETED) Rhea si gadis karate yang sedang kesulitan keuangan untuk menghidupi tujuh adik angkatnya, ditawari Jason, senior di kampus yang juga seorang presiden direktur perusahaan keluarga, untuk jadi istri sementara baginya dengan imbalan sepulu...