"Bos, mereka menghilang!" lapor salah seorang anak buah Ladon panik.
"Menghilang? Kau pikir ini rumah sulap?! Cari, goblok!" bentak Ladon marah. Ia mengacungkan senjatanya pada Jason. "Ke mana mereka bersembunyi, hah?!"
Jason pasang tampang tak bersalah. Ia mengerdikkan bahu. "Bukankah anak buahmu bersama mereka?"
Deimos mengernyit heran.
"Kau coba permainkan aku? Kau mau berdarah-darah sekarang juga?"
"Kau lukai aku sama saja kau batalkan tuntutanmu." Jason berusaha bersikap setenang mungkin walaupun hatinya mengkhawatirkan banyak hal.
Anak buah Ladon datang kembali. Suaranya bergetar takut. "Tidak ada, Bos. Mereka lenyap. Rumah ini terlalu besar untuk kuperiksa sendirian."
Ladon menggeram kesal. Ia menempelkan moncong senjatanya di pelipis Jason.
"Hei, hei.... Tunggu dulu...." sergah Deimos khawatir.
"Mundur kau, bocah sial!" bentak Ladon sambil memindahkan acungan senjatanya ke wajah Deimos yang membuat laki laki itu mundur beberapa langkah.
"Kau! cepat gantikan si bodoh ini cari sandera kita dengan pengawal-pengawal cacingan itu!" Perintah Ladon langsung membuat seorang yang tadinya berjaga dekat pintu masuk segera bergerak.
"Dan kau, bocah sial, pulanglah. Protes saja pada Ibumu, aku tidak peduli. Yang penting aku dapat bagianku jika ini berhasil."
Deimos menggelengkan kepala. "Kau sungguh bodoh. Kau tidak akan dapat apa-apa. Sementara kau buat kerusuhan di sini, ibuku dan si Hades itu sudah kabur jauh. Percayalah."
Ladon tampak ragu sesaat, tapi kemudian ia kembali berteriak marah. "Dasar bocah, gila! Hei, Radyanta! Berapa minggu lagi transaksimu selesai?!"
Dor!!! Ladon menembak kaca salah satu jendela ruangan itu. Jason dan Deimos tersentak kaget.
"Cepat! Atau satu peluru selanjutnya bersarang di tubuhmu!"
"Tidak usah kau turuti, Jason," bisik Deimos.
"Heh, Dewana Junior. Kubilang pulang ya pulang saja. Sudah cukup kau di sini. Tidak usah ikut mengacau lagi!"
Deimos mendecih. "Kalau aku keluar dari sini, kupastikan seribu polisi mengepungmu."
"Jawaban pintar!" teriak Ladon.
Dor!
"Awwhh...."
"Deimos!"
Deimos jatuh terduduk ketika peluru Ladon bersarang menyakitkan di bahunya. Jason segera menarik segumpal tisu yang ada di dekat situ dan menekankan pada luka Deimos.
"Kau gila, ya?!" giliran Jason yang membentak. Ia mengangkat satu tangannya tinggi tinggi seperti gerakan mengusir. "Dei! Tahan sebentar, Dei...."
Mendadak hal mengagetkan lain terjadi. Satu anak buah Ladon yang tersisa jatuh berdebam dengan luka tembak di punggungnya.
Yang tidak disadari Ladon sebelumnya, Jason dan Rhea langsung mengatur rencana di parkiran mall untuk membebaskan keluarga mereka. Mereka langsung meminta bantuan Hephestus dan Helen, dan yang penting, pihak kepolisian.
Mereka sudah menimbang dengan cepat baik-buruknya keadaan jika mereka berusaha menyelesaikan masalah besar ini sendiri.
Ladon dan anak buahnya tidak menyadari bahwa ketika ia menyandera keluarga Jason dan Rhea, polisi lengkap dengan beberapa sniper sudah mengepung rumah keluarga Radyanta. Mereka tinggal menunggu kode dari Jason untuk segera bertindak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prince And The Karate Girl
Action(COMPLETED) Rhea si gadis karate yang sedang kesulitan keuangan untuk menghidupi tujuh adik angkatnya, ditawari Jason, senior di kampus yang juga seorang presiden direktur perusahaan keluarga, untuk jadi istri sementara baginya dengan imbalan sepulu...