Perlu Pertolongan

4.4K 558 70
                                    

Seperti mimpi buruk Jason harus membawa sang mama kembali ke rumah sakit tempat dulu wanita itu sering dirawat. Dan rumah sakit tempat papanya menghembuskan napas terakhir.

Rhea menggengam tangan Jason erat. Ia bisa merasakan kesedihan yang mendalam dalam diri suaminya.

"Tuan Radyanta? Maaf, tolong selesaikan dulu administrasi di sana," tunjuk seorang karyawan rumah sakit.

Jason menatap Rhea.

"Tunggu Ares sebentar lagi. Tante Gaia juga sedang ada di rumahnya. Mereka janji akan datang."

Dan benar saja, tak sampai sepuluh menit kemudian kedua orang itu datang tergopoh-gopoh. Diana juga ikut bersama mereka.

Jason dan Rhea langsung berdiri menyambut dengan wajah lega tapi tetap cemas.

"Mana Hestia?" tanya Tante Gaia panik kepada Jason. "Kau ini ya. Dasar keras kepala. Kenapa tidak minta bantuanku lebih awal?"

"Mama, sudahlah," sela Ares. "Rhea, antar Mama ke Tante Hestia. Jason, kau ikut aku urusi administrasi. Diana, Sayang, tunggui Athena dulu ya? Atau bawa saja adikmu ke rumah. Oke?"

Diana mengangguk dan segera menggandeng pergi Athena yang sebenarnya masih ingin melihat Omanya.

Satu jam kemudian mama Jason sudah dikeluarkan dari IGD karena kondisinya semakin membaik. Sebuah kamar VVIP telah disediakan atas permintaan Ares.

"Terima kasih Hestia, Ares," kata Mama Jason lemah.

Mereka masih berkumpul setelah Tante Gaia bersitegang dengan perawat dan dokter jaga yang menyuruh mereka bergantian berjaga.

"Huh. Adik macam apa kau ini. Tidak merasa punya kakak untuk dimintai tolong, ya?" Tante Gaia melepaskan kekesalannya. "Kalian berdua juga! Kalian masih punya keluarga. Astaga, Jason, Rhea! Dan kau Ares, kenapa kau diam saja?"

Rhea jadi merasa paling bersalah.

"Ma..." Ares berusaha angkat bicara tapi segera disela Jason.

"Maaf, Tante. Ares sudah menawarkan bantuan. Tapi masalah kami terlalu riskan untuk melibatkan keluarga. Kami tidak ingin Ares dan Tante ikut kena getah dalam hal ini gara-gara berurusan dengan kami. Kami memang berusaha memutuskan hubungan untuk sementara dengan kehidupan di sini sampai masalah ini selesai."

Tante Gaia mendengkus kesal. "Aku tidak peduli. Hestia satu-satunya saudara kandungku."

"Gaia....." suara lemah mama Jason membuat perhatian dan ketegangan itu teralihkan.

"Hestia!"

"Hush... Berisik. Sakit... kupingku." Wanita tua itu mengernyit seolah merasakan sakit.

Tante Gaia tertawa sambil meneteskan air mata memeluk adiknya.

Dokter dan perawat datang memeriksa kondisi mama Jason.

"Sudah jauh membaik. Tapi perlu ketenangan dan istirahat."

Kata-kata dokter jaga yang masih tergolong muda itu langsung membuat mata Tante Gaia melotot lebar karena menekankan kata 'ketenangan' sambil melirik sekilas kepadanya.

"Hmm, baiklah. Saya beri waktu kunjungan sebentar lagi," kata si dokter masam. Mereka keluar kamar sambil geleng-geleng kepala.

"Jangan salahkan anak-anak. Jason dan Rhea sudah berusaha menitipkan aku pada Ares, aku yang menolak. "

"Huh. Sejak kapan kau sanggup hidup susah? Kau lahir dengan sendok perak di mulutmu. Dari lahir mana kenal kau yang nammanya susah. Memang kita sama, tapi bedanya almarhum suamiku pernah bangkrut meskipun bisa bangkit kembali."

The Prince And The Karate GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang