Kenangan

14 1 0
                                    

Mila POV.

Gak kerasa, udah semester dua. Semester dua ini lumayan lah. Lumayan banyak tugas. Tugas dari yang mulai membuat gue pusing hingga yang membuat gue mumet.

"Gila ya, kualat gue kayak nya nih gasuka ngerjain tugas waktu sma." kemarin ada yang ngomel gegara dapet tugas yang lumayan masuk kategori mumet.

"Ya salah siapa coba? Salah Evan Alfredly kan bukan salah gue." Kata gue sambil menahan tawa liat mukanya yang mencerminkan mati aja deh gue.

Kemarin baru aja gue sama Evan main lagi, ketawa ketawa bareng lagi, makan ramen lagi, makan es krim lagi, dan sebagainya yang gue dan Evan sering lakukan.

Sampai akhirnya berganti hari ini.

Kemarin sebenernya Evan ngajak untuk main lagi di hari ini, tapi gue menolaknya.
Dan ketika gue menolak, ada raut heran di muka Evan "loh Kenapa?"

"Ya gapapa..." Jawab gue. selalu begitu. Gapapa.

Karena hari ini gue cuman mau dirumah. Keliling liat rumah, yang gak seberapa luasnya. Gak sebesar rumah yang kalo lo liat kayak istana.

Karena buat apa kalau rumah segede istana tapi sepi?

Karena gue lebih suka penempat rumah nya, bukan bangunannya.
Walau cuman sepetak, kalau ramai ya gue suka itu.

Hari ini,

Yang membuat gue diem dirumah, dan keliling rumah untuk nostalgia. Mengingat kejadian pada tanggal tersebut.

Papah.

Hari ini hari ulang tahun papah.

Papah kandung gue, papah yang gue sayang, papah yang ngedidik gue, papah yang ngasih semua perhatian nya ke gue, papah yang sekarang udah tenang disana.

Disana, di atas langit.

Entah apa yang membuat gue begini. Begini ketika hari ulang tahun papah gue bakal diem dirumah.

Karena, rasanya papah datang kesini untuk merayakan ulang tahunnya bersma gue.

Sendiri. Keliling rumah, masuk kamar papah dan tidur untuk beberapa saat dikamar nya.

Dan berakhir tersenyum sambil mengeluarkan cairan bening dari mata.

Dulu biasanya selalu ada pengajian di setiap ulang tahun papah. Tapi makin kesini... gak ada.

Gatau deh, bunda masih inget atau enggak tanggal ini tanggal apa.

Karena bunda sekarang terlalu sibuk, sibuk sama kerjaannya.

Sibuk sama bokap gue yang baru untuk mengelola perusahaan barunya.

Bokap. Baru. Haha, lucu ya...

Disaat gue gak pengen ngegantiin posisi papah, tapi bunda malah mencari nya.

"Karena bunda butuh pemimpin."

Katanya begitu.

Gue gatau bagaimana bokap gue, gatau bagaimana sifat nya, gue sama bokap cuman pernah ngomong 4 mata sekali pada saat bicara soal sekolah gue.

Bahkan gue gatau mau manggil dia ayah, papah, atau bapak dan sejenis nya..

Karena gue gamau.. Gue mau panggil bokap aja.  Haha lucu ya gue. Tolol juga iya.

Kalau ada orangnya sih gue biasa panggil dia "pak".

"Lagi sama bokap." kalimat yang membuat sahabat gue menahan diri untuk bertemu gue.

World Of Evan & Mila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang