Reuni

18 1 0
                                    

Evan POV.

"Kan gue udah bilang hari ini gue gabisa main." Katanya.

Ada yang aneh ketika kemarin gue ajak Mila buat main lagi tapi dia malah gamau, disaat besok dia gak ke kampus dan setau gue gak ada kegiatan apapun.

Ternyata.

Gue ingat.

Bahwa hari ini papah kandung nya ulang tahun.

Makanya gue kerumah dia untuk mastiin dia gak sendirian. Apalagi saat ini bunda dan bokap tiri nya Mila sibuk kebangetan. Sampe pas gue datang mereka udah siap siap mau pergi ke luar kota.

Dan benar, ketika gue datang dia sendirian duduk di tepi kasurnya dengan pandangan kosong.

Dia selalu begitu. Diem dirumah pas papah kandungnya yang udah meninggal itu ulang tahun.

"Karena itu gue kesini."

Karena lo kayak gitu, gue kesini.

"Ngapain?"

Karena gamau lo ngerasa sendirian, disaat ada gue yang bisa mengisi kesepian lo.

"Karena gue tau." 

Tau pasti.

"Gue tau, hari ini hari ulang tahun papah lo."

Gue bertanya padanya, mengapa dia begini terus.

Jawabannya bikin dada gue sesek.

Intinya kata dia,

Semua orang punya cara nya masing masing untuk mengenang apa yang ingin mereka kenang.

Dan dia bilang bedanya gue sama dia adalah gue terlalu memaksakan untuk melupakan kenangan yang menurut gue pahit. Disaat sebenernya gue gabisa.

Iya.

Ternyata selama ini gue membebani diri gue sendiri untuk melupakan. Seperti melupakan semua tentang Rina.

Disaat kenangan gak akan pernah telupakan, kalaupun iya terlupakan sifatnya cuman sementara.

Dan gue belajar dari Mila semua itu.

Sebenernya gue mau banget tetep dirumah Mila nemenin dia walaupun nantinya cuman berakhir saling diam dalam keheningan.

Tapi gue gabisa batalin acara reunian gue sama temen temen smp gue.

Karena menurut gue itu juga penting.

Karena gue mau mengenang masa smp gue.

Karena gue mau tau bagaimana temen temen gue sekarang.

"Oh yaudah, Berangkat jam berapa?"

Dia bertanya ketika dia udah gue kasih tau bahwa gue mau ke acara reunian.

"Sekarang."

Mulut gue bilang sekarang.

Tapi hati bilang nanti.

Mulut gue bilang sekarang.

Tapi kaki gamau melangkah pergi.

"Tapi gue takut ninggalin lo sendirian."

Ketika gue bilang begitu, Mila malah ketawa. Dia bilang gue nganggep dia anak kecil.

Bukan gitu.

Lo dewasa, tapi saat ini hati lo lagi mudah rapuh.

"Udah cepet sana, nanti lo datang yang lain pulang."

Gue tersenyum, dan mulai memasukki mobil gue untuk pergi.

"Tapi gue takut ninggalin lo sendirian."

World Of Evan & Mila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang