Differents

22 2 0
                                    

Mila POV.

Akhir akhir ini.. gue sering mendapatinya berada di sekitar gue. Maksudnya, selalu gue lihat, selalu ada di penglihatan gue disaat seharusnya gak begitu.

Dia yang waktu itu tiba tiba datang kerumah tanpa gue suruh dan gue pun gak mengetahuinnya, menekan bel dan ketika gue keluar dia lagi ketawa.

Dia yang selalu garuk pipi hingga bisa sampe luka kalau dia gugup.

Entah, ini gue kegeeran atau gimana. Tapi gue merasa begitu, bahwa setelah beberapa kali gue dan dia jalan bareng, di kampus gue pasti selalu melihat dia.

Karena menurut gue itu agak.. aneh.

Karena ruangan gue dan dia cukup jauh, bahkan seharusnya dia bisa gak bertemu gue di tempat biasa gue. Karena ada jalan lain yang lebih dekat buat menuju ruangan nya.

"Mila, tadi di meja lo ada kotak makan tuh." Waktu itu Wendy keluar kelas dan bertemu gue yang mau masuk kelas ngambil barang gue yang tertinggal.

"Hah? Perasaan Bunda gapernah bikinin bekel deh."

"Bom kali isinya." Asal kalian tau, Wendy ini kalo udah sama gue suka ceplas ceplos, giliran depan Fahri masih suka malu malu meong. Ewh.

Gue memutuskan untuk ke kelas karena emang gue ke kelas bertujuan mengambil barang yang tertinggal, gue buru buru karena udah sore.. mendung juga.

Dan ya, di atas tempat biasa gue duduk, ada kotak bekal sederhana yang sepertinya buat gue.

Yaiyalah kan ada di meja gue, jadi buat gue. Geer.

Gue memutuskan untuk mengambilnya tanpa melihat isinya terlebih dahulu. Gue membawanya sambil berjalan menyusuri gedung kampus untuk ke depan kampus cari taxi. Atau apa aja kek yang bisa gue naikin buat pulang.

Saat gue berjalan, lagi gue mendapatinya.

Gue liat dia disana yang sibuk membaca bukunya sambil berjalan. Berjalan menuju gerbang kampus seperti gue.

Saat itu juga.. sedikit hati gue berharap, bahwa kotak bekal yang gue pun belum tau apa isinya itu pemberian dari dia yang sekarang menyadari keberadaan gue.

Gue dan dia berhenti tepat bersebelahan sebelum gue dan dia saling berhadapan, dan keheningan menyertai gue dan dia.

Matanya menatap gue lekat dan melihat kotak bekal yang gue pegang, lalu tersenyum saat matanya berhenti di kotak bekal.

Lagi... gue berharap ini dari dia.

"Dra, udah sore belum pulang?" Tanya gue memecah keheningan.

Andra, dia yang akhir akhir ini sedikit membuat gue berharap.

Andra, yang akhir akhir ini membuat gue berpikir keras lagi.

Andra, yang akhir akhir ini selalu ada di penglihatan gue.

"Ini mau, lo?" Tanya nya balik, dan kini dia menghadap jalanan yang ada di depan kita. Gue pun begitu.

"Iya.. ini mau pulang."

"Kotak bekal?" Saat gue dan dia hanya diam dan fokus melihat ke sekitar. Gue melihat sekitar sibuk mencari taxi, entah dengan dia.

"Iya, gatau nih dari siapa, hehehe rezeki gue kali ya, kebetulan belum makan." Jujur gue, emang anak nya begini. Agak sedikit malu waktu itu untuk berbicara seperti itu di depan Andra.

"Belum makan dari pagi?"

Sempat ada jeda sebelum gue berkata jujur "eum iya..lupa."

Setelah itu yang dia lakukan, mengambil kotak bekal yang gue pegang dan membukanya lalu menyerahkan kembali ke gue "makan tuh."

World Of Evan & Mila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang