Terakhir Kali - Bastian Altarga Febrian

20 3 0
                                    

Bastian POV.

Gue gapaham kenapa bisa hati gue memberi cinta begitu besar kepada orang lain.
Gue gapaham kenapa pikiran gue selalu tetuju kepada orang lain.
Gue gapaham kenapa mulut gue dengan mudah bilang "aku cinta kamu" kepada orang lain.

Waktu itu, gue gapaham semua itu.

Hingga gue menyadari kenapa.

Jawabannya, karena orang lain itu adalah dia Diana Arina Fadila.

Menurut gue cara gue dan Diana ketemu cukup konyol. Dan memalukan buat gue.

Karena saat itu muka gue bonyok gara gara bantuin Fedillo berantem sama musuhnya.

Karena Fedillo temen gue, makanya gue mau.

Waktu itu yang ngobatin gue ketika gue tertidur untuk beberapa saat adalah Diana.
Dia yang obatin gue.

Entah apa yang gue rasa saat itu ketika tangannya berada di wajah gue mengolesi alkohol.

Hingga gue mengantar nya pulang sebagai bentuk terima kasih gue karena dia mau obatin gue.

Gue cukup berterima kasih juga sih sama Saska, karena dia bawa Diana buat bantuin dia ngobatin kita - gue dan Fedillo.

Awalnya dia nolak buat gue antar pulang dan melepas kasar genggaman tangan gue yang saat itu menahannya. Gue masih suka ketawa kecil waktu inget muka Diana bete sambil bilang "sembarangan."

Dan berakhir waktu itu dia mau diater gue dan gue kayak orang yang bego tetep nanya ini itu sedangkan Diana gak jawab apapun.

Hingga tiba tiba dia bilang parfume gue wangi tapi ketika gue tanya dia suka itu atau enggak di jawab enggak.

Disepanjang jalan dia cuman liatin jalan sambil bibir nya yang sedikit cemberut.

Awalnya jantung gue ini berdegup kencang terus, apalagi saat gue mergoki dia yang lagi curi curi pandang ke gue.

Awalnya gue pikir ini cuman suka sukaan karena dia cantik, lucu, dan kayaknya baik banget.

Namun gue sadar bahwa rasa suka ini lebih dari biasanya gue suka ke cewek.

Sampai waktu itu gue memberikan parfume yang belum tentu bakal gue dapet lagi, belum tentu masih ada di toko biasa gue beli. Parfume chocolate favorit gue, gue kasih ke Diana tanpa memikirkan apa yang gue pikirkan sebelumnya.

Gue ada dua sih waktu itu parfume nya. Walaupun yang satu lagi udah mau abis.

Dan yang bikin gue bahagia, ketika Diana selalu pake parfume itu ketika bersama gue. Dan sampai sekarang parfume itu belum abis, karena dia cuman pake pada saat saat tertentu bersama gue.

Heran nya lagi, gue dan dia selalu berbarengan pake parfume tersebut tanpa janjian.

Gue tersenyum mengingat bagaimana bawelnya Diana waktu gue lupa makan.

"Bas, udah makan?"

"Belum."

"Makan! Heh! Gajadi ketemuan nih ya?!"

Lalu, gue akan dengan mudahnya ke dapur buat ambil makan dan memakannya.

Gue sadar kenapa gue sesayang ini sama dia. Secinta ini sama dia.
Karena dia selalu ada buat gue. Karena dia selalu memberikan gue sesuatu disaat diri gue sendiri aja gak bisa memberikannya pada gue sendiri.

Karena dia...
Gue bangkit.

Karena dia...
Gue lebih kuat dari sebelumnya.

Karena dia...
Gue masih bisa tersenyum bahagia.

World Of Evan & Mila Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang