Si Pengganggu | 1

2.4K 151 42
                                    

'Ku mulai lembaran hidup baru. Bukan! Maksudku, melanjutkan lembaran dalam kertas kehidupan yang pernah kita tulis dan sudah kamu sediakan untuk aku kembali bangkit dan menapak.'

"Mbak. Ini daftar bintang tamu untuk acara Tune hari ini." Sebuah tumpukkan kertas mendarat di meja kerja wanita yang sekarang memfokuskan diri di depan laptop.

Senyuman dan anggukkan kecil menjadi jawaban untuk Nova yang sudah bekerja keras mencari bintang tamu acara musik akhir pekan.

"El. Mana data untuk berita siang ini? Sebentar lagi live." Tanpa memalingkan mata dari layar laptop, wanita itu memanggil salah satu timnya.

"Iya, mbak. Ini lagi aku print." Belavie atau lebih sering dipanggil El, terlihat memburu mesin pencetak itu untuk bekerja lebih cepat.

Beberapa anggota tim lainnya terlihat sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, menciptakan meja besar tempat mereka bekerja menjadi sedikit berantakkan.

"Mbak, aku sama Galuh pergi ngeliput beberapa artis untuk bahan News Seleb besok, ya."

Wanita itu mendongak. Melepaskan pandangan dari laptop dan melihat ke arah pria tinggi yang menjinjing tas besar berisi kamera dan tripot di tangan.

"Galuhnya mana, Ky?"

"Di sini mbak." Belum sempat Riky menjawab, gadis bernama Galuh terlihat tergopoh mendekati mereka.

Senyuman kembali mengembang dari wanita itu.

"Hati-hati, ya. Riky, jangan ngebut bawa mobilnya. Untuk kalian berdua, jangan maksa gak istirahat kalo udah capek. Saya dan yang lain nunggu kalian untuk pulang bareng."

Galuh dan Riky tersenyum menyetujui. Merasa sangat beruntung memiliki ketua tim yang sangat-sangat pengertian dan baik.

"Oke, semangat."

Setelah membalas ucapannya, Riky dan Galuh bergegas melakukan tugas mereka.

"Ini data untuk beritanya, mbak."

"Thank you, El. Maaf memburu, ya."

"It's okay, mbak. Udah tugas aku kok." Senyuman lebar terlukis di bibir gadis itu.

"Duh, aduh. Ini bumil bawa-bawa tripot sampe lima biji gini."

Suara Nia membuat semua orang di tim itu melihat ke arah yang sama. Wanita itu mendesah melihat Kinan dengan perut yang mulai membesar masih begitu bersemangat bekerja.

Nia dan Inge langsung menyambut Kinan yang tersenyum dengan napas terputus-putus, menyerahkan tripot-tripot itu pada juniornya.

"Lo mau buat anak di perut lo itu protes sama gue ya, Kin?" Kinan mengerutkan dahi tanda tidak mengerti. "Protes karna gue gak ngasih mak-nya waktu istirahat. Padahal lo-nya yang gak bisa dibilangin."

Orang-orang di ruangan itu tersenyum. Dan Kinan tertawa kuat mendengar keluhan dari sahabatnya itu.

"Gue bisa stress kalo cuman duduk doang, Tel. Liat sendiri orang-orang di ruangan ini pada sibuk sama kerjaan. Gak mentang gue senior deh jadi males-malesan karna hamil."

"Ketahuan Kevin, gue yang diomelin pasti."

Kinan tersenyum dan duduk di kursi depan meja sahabatnya itu.

"Gue istirahat deh." Christel hanya memutar matanya malas.

"Iis sama El. Tolong liat persiapan live berita siang ini, ya."

Setelah meng-iyakan instruksi ketuanya, El dan Iis bergegas ke studio berita yang akan disiarkan.

Christel menghempaskan punggungnya di sandaran kursi. Melepas kacamata dan memijit pelipisnya sejenak.

Je t'Aime AUSSI (sekuel Je t'Aime) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang