Pernikahan | 18

858 133 20
                                    

'Keluarga. Kata yang selalu terlintas saat jemarimu tak ingin kulepas. ~Akasa Alfarellza'

"Mana nih, anak yang ngebuat acara aunty-nya jadi heboh karena tiba-tiba mau keluar?"

Andai lengkingan itu bukan dari suara anak pemilik rumah sakit itu, mungkin Kevin sudah meminta security untuk mengeluarkan perempuan gila ini.

Tapi apalah daya bahwa yang baru saja masuk di ruang rawat istrinya adalah Rana Putri Prasiarkana, Kevin hanya bisa menghela dengan senyuman kecil.

"Omaigudhneeeessss!" Kini lengkingan itu berubah menjadi nada khas seorang perempuan yang mendapatkan barang branded yang mereka inginkan. "Gak jadi marah aunty kalo liat kamu tanpa dosa gini, nak."

Rana sudah menggendong gemas putra Kevin yang baru berumur beberapa jam itu dari stoller anak.

"Ran, bisa kali gak usah kelewat heboh gitu. Kesian dedek bayinya, suara kamu ngelengking banget."

Rana memicing ke arah suaminya. "Uncle mah sirik, ya, nak? Aunty kan berbahagia ketemu kamu," ujar Rana menciumi anak Kevin yang bergerak lucu.

Benar! Air ketuban Kinan tiba-tiba saja pecah dan merembes membasahi dress cantiknya saat menikmati makanan di pesta pernikahan Rana.

Kinan tidak merasakan sakit sebelumnya. Juga tak ada tanda kontraksi sebelum air ketubannya pecah.

Dan sesaat pesta pernikahan yang sedang berlangsung dengan acara paling romantis, penampilan dansa dari kedua mempelai, berubah menjadi menegangkan karena pekikan Kinan yang memanggil nama Christel.

Kevin langsung membawa Kinan ke rumah sakit milik keluarga Prasiarkana ini untuk mendapatkan pertolongan.

Meski awalnya sedikit sulit untuk melahirkan normal karena air ketubannya yang sudah kering, Kinan akhirnya bisa melewati dengan beberapa kali mendapat suntikan yang membantunya mengalami kontraksi.

Lahirnya bayi laki-laki yang sekarang sedang digendong oleh Rana.

Setelah berganti pakaian dan membereskan beberapa hal di rumah mengenai resepsi mereka yang sedang berlangsung, Rana dan Abid langsung meluncur ke rumah sakit untuk melihat keadaan Kinan.

"Maaf buat acara kakak jadi berantakan ya, kak." Kinan melihat Rana dengan wajah bersalah.

"Bagus deh kalo kamu sadar." Rana melihat Kinan dengan wajah kesal yang dibuat-buat. "Awalnya aku mau marah, tapi karena kamu ngelahirin ponakan ganteng buat aku, marahnya gak jadi. Diganti sama ucapan terima kasih."

Kevin, Kinan dan Abid terkekeh mendengar ucapan Rana.

"Papa sama Mama Prasiarkana mungkin baru bisa jenguk besok. Soalnya mereka kecapean, terus si Tobias sama Rescha gak ada yang ngejagain. Mommanya kan langsung lari-larian pas liat kamu pecah ketuban, Kin."

Kinan tersenyum ke arah Abid. "Iya, gak papa, dok. Orang tua kami juga bakal dateng bentar lagi. Mereka nyiapin barang-barang buat bayinya dulu, karena aku sama Kevin gak sempet beres-beres. Ngelahirin juga dadakan gini."

"Pecinta tahu bulet yang gorengnya dadakan, dok. Jadi lahiran juga dadakan begini."

Kinan memukul gemas lengan Kevin yang hanya terkekeh dan memandangnya sekilas. Sedang Abid hanya menggeleng dengan senyuman.

"Betewe itu si Christel ke mana? Gak keliatan." Rana kembali meletakkan anak Kevin ke dalam stoller.

"Itu dia." Semua orang melihat ke arah yang ditunjuk Abid.

Je t'Aime AUSSI (sekuel Je t'Aime) [Sudah Terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang