I choose to love you
Kang Ha Neul (cover)🍒🍒🍒
'Sebab aku bahagia. Tentang mereka yang tidak suka, bukankah perlu untuk kita tidak peduli?'
Persiapan pernikahan Rana dan Abid sudah selesai. Malam ini menjadi pertemuan kedua keluarga mempelai.
Seminggu lagi Rana akan menikah, dan ini akan menjadi pertemuan terakhir untuk Rana bertemu Abid sebelum keduanya melewati masa pingitan.
"Apa? Kamu yakin, Ka?"
Akasa hanya mengangguk menanggapi pertanyaan ibu Abid yang terlihat sangat terkejut setelah mendengar pengakuannya.
"Kamu sama Christel pacaran?" ibu Abid mengulangi ucapan Akasa.
Lagi-lagi Akasa hanya mengangguk. Sebuah tawa terdengar dari Dina, ibu Abid. Akasa tahu, bahwa tawa itu bukanlah pertanda baik.
"Kamu tuh, ya. Udah ganteng, dokter muda, pinter, lulusan kedokteran luar negeri. Pasti banyak deh yang mau sama kamu, Ka. Eh kamunya malah milih si Christel." Dina menggeleng dengan sisa tawanya.
"Apa yang salah sama Christel sih, ma?" Abid tampak tak suka dengan ucapan ibunya.
"Jelas aja banyak yang salah dari Christel, Abid. Dia itu janda. Punya anak dua lagi. Beruntung aja keluarga Prasiarkana itu masih mau nerima dia setelah Alta meninggal. Kalo gak? Udah luntang-lantung dia mah."
"Ma! Ngomong apa sih? Christel itu baik. Akasa udah berjuang dapetin dia sampe lima tahun nunggu."
Dina kembali tertawa. Abid sesekali melirik ke arah Akasa yang hanya diam dengan wajah datar.
Abid tahu bahwa Akasa jelas tidak suka dengan perkataan ibunya. Tapi Akasa juga punya sopan santun untuk tidak menampar orang tua yang persis di hadapannya saat ini.
"Mau dapetin janda aja kok sebegitu berjuangnya sih, Aka... Aka. Tante yakin kamu gak bodoh. Tapi kalo ngeliat kenyataannya sekarang, kayaknya kamu itu bukan bodoh. Tapi udah gila."
"Ma!" Abid menarik lengan ibunya. Berharap ibunya akan menghentikan semua ucapan tidak perlu itu. Abid kembali melihat ke arah Akasa sekilas.
"Mama lagi bicarain salah satu keluarga di Prasiarkana itu, Ma. Mereka bakal jadi besan mama. Gak sepantesnya mama ngomong kayak gitu tentang mereka."
"Abid, inget, ya! Setelah kamu menikah dengan Rana, kamu itu yang lebih berhak menyandang status keluarga Prasiarkana di banding Christel. Dia cuma beruntung karena masih dianggep di keluarga itu. Alta udah meninggal, dan dia itu sebenernya bukan siapa-siapanya keluarga Prasiarkana lagi."
Abid hanya mendengus dengan wajah tidak percaya. Entah ada apa dengan ibunya yang berbicara terlalu tidak enak tentang Christel. Tapi Abid sendiri juga tidak menyukai itu.
"Udah ah, mama mau turun nyamperin papa. Susah ngomong sama anak kecil kayak kalian. Badan aja yang pada gede." Dina berlalu.
Akasa menahan napasnya. Berusaha untuk tetap terlihat tenang di hadapan Abid yang tentu saja merasa bersalah atas sikap ibunya.
"Ka. Jangan di ambil hati omongan mama, ya." Suara Abid lebih terdengar seperti rengekkan.
Akasa melihat ke arah Abid dengan senyum sewajar mungkin. "Gak papa." Hanya itu yang bisa Akasa katakan.
Membenci orang tua Abid pun jelas tidak mungkin. Akasa cukup tahu diri, karena bantuan dari kedua orang tua Abid lah dia bisa menjadi seorang dokter lulusan luar negeri dengan nilai yang sangat memuaskan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Je t'Aime AUSSI (sekuel Je t'Aime) [Sudah Terbit]
General Fiction(Tersedia di shopee dan playstore) Warning!! Disaranin sebelum baca cerita ini, baca Je t'Aime dulu deh. Biar benang merahnya dapet 👌 Delana Christel. Siapa yang tidak mengenali ibu dari si bintang kembar itu? Janda dari seorang Alta Prasiarkana. S...