Bad Boy's Scheme - Demi Uang dan BTS Tersayang

12.2K 777 26
                                    

Written by: AstieChan
D

icopy sama persis ke:

💖 THE BAD AND THE NERD 💖
💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖
💖 MY STALKER BADBOY 💖
💖 BADBOY'S LOVE 💖

💖 THE BAD AND THE NERD 💖💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖💖 MY STALKER BADBOY 💖💖 BADBOY'S LOVE 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jantung Aria seolah melompat. Suara Sophia menggagalkan rencananya. Gadis pirang itu benar-benar menyebalkan, sengaja mencari masalah.

"Ti-Tidak! Jangan sembarangan menuduh," kilah Aria.

Sophia memandang curiga ke arah Aria. "Kalau tidak mencuri, apa namanya?! Aku melihatmu mendekati tas Axel."

"Aku mengambil bolpoinku yang jatuh. Apa itu salah?" Gadis berambut sekelam malam itu bangkit dari posisinya lalu menunjukkan bolpoin yang menjadi alibinya.

Sophia tampak tidak percaya, tetapi ia juga tidak punya bukti pencurian. Lagi pula sepertinya tidak ada barang Axel yang hilang. Pemuda itu tidak mungkin ceroboh meninggalkan barang berharga di dalam tasnya.

"Kali ini kau lolos, tapi ingat aku akan terus mengawasimu!" ancam gadis berambut pirang.

Aria hanya mengedik, lalu segera memanfaatkan kesempatan untuk pergi. Sementara Sophia mengambil buku yang diminta Axel, gadis pencinta BTS itu cepat-cepat melangkah menuju laboratorium Kimia. Ia tidak ingin terlambat.

Praktikum Kimia tentang massa atom dan massa molar unsur dan senyawa berjalan lancar dan cepat. Guru Kimia dan laboran membantu para siswa dengan telaten. Namun, Aria salah jika berpikir hidupnya akan selancar praktikum Kimia. Nyatanya, baru saja kakinya menjejak keluar laboratorium, kerah bajunya kembali ditarik dari belakang.

"Mau ke mana, heh?" suara bariton Axel bergema di telinga Aria.

Aria sudah mulai terbiasa dengan perilaku siswa tak tahu adat yang sering muncul tiba-tiba dan mengganggu ketenangannya.

Gadis itu menoleh kemudian mencebik ke arah Axel. "Kembali ke kelas, tentunya. Menurutmu, apa aku terlihat seperti akan bersenang-senang?"

"Good!" Pria dengan mata sewarna emerald itu tersenyum miring, seakan merencanakan sesuatu. "Buatkan laporan praktikumku, lalu kirim ke Line-ku," ujarnya sambil menyerahkan selembar kertas bertuliskan ID Line kepada Aria.

Aria membaca tulisan yang diberikan Axel, lantas meremasnya dalam genggaman.

Dengan sengit Aria menarik tangan pemuda kurang ajar itu lalu menaruh kertas tadi di telapak tangannya. "Kerjakan saja sendiri!"

"Tidak bisa. Aku banyak urusan. Lagi pula kau kan pintar, apa susahnya membuat dua laporan sekaligus?!" Axel memperhalus nada bicaranya, kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Aria. Ia berbisik, "Anyway, don't forget our agreement! Remember, your book is still in my hand."

My Stalker Badboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang