Bad Boy's Trouble -33- Kemarahan Sang Ayah

6.5K 458 17
                                    

Written by AstieChan



Dicopy sama persis ke:


💖 THE BAD AND THE NERD 💖


💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖


💖 MY STALKER BADBOY 💖


💖 BADBOY'S LOVE 💖


"Jam segini kau baru akan berangkat sekolah?" William mendongakkan dagu menunjuk ke arah jam di dinding

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Jam segini kau baru akan berangkat sekolah?" William mendongakkan dagu menunjuk ke arah jam di dinding.



Pukul 07.45 waktu yang ditunjukkan oleh jam tersebut. Sedangkan dari rumah ke sekolah memerlukan waktu lebih dari empat puluh menit.



Axel menghentikan langkah sejenak, menoleh singkat ke arah William yang sedang memegang sebuah majalah bisnis.



"Yang penting aku sekolah, Dad" jawabnya tak acuh.



"That's not enough, Son. Kau harus disiplin dan buat prestasi, baru bisa bersaing," ujar William gusar sembari menatap tajam ke arah putranya.



Dia sudah banyak mendengar laporan kurang menyenangkan tentang Axel dari pihak sekolah, tetapi laki-laki yang bernetra senada dengan anaknya itu, tahu sekarang bukanlah waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu.



Axel mendengkus, menekan kuat-kuat emosinya. Bukan hal yang mudah menjaga emosi di hadapan Dad yang tanpa ekspresi. Ingin rasanya ia berteriak, ke mana dulu Dad ketika sederet prestasi diraihnya?



"Jangan membandingkanku denganmu yang selalu sempurna, Dad," jawabnya ketus sembari beranjak meninggalkan ruang tamu rumah besar itu.



"Axel, kapan kau ada waktu luang?" tanya William dengan nada tajam yang sanggup membuat Axel menahan langkah. "Ada beberapa hal yang ingin Dad diskusikan," lanjutnya dengan wajah sedatar permukaan kolam.



Axel terperanjat mendengar keinginan sederhana ayahnya. Namun, kekesalan pada sosok yang dulu selalu ia idolakan masih bercokol kuat di hatinya .



"Sorry, Dad, aku sudah terlambat," ujar Axel tanpa menjawab permintaan ayahnya.



Pemuda itu berjalan cepat menghampiri mobil yang terparkir di garasi. Motor kesayangannya sedang mengalami sedikit modifikasi di bengkel. Mood-nya pagi ini benar-benar berantakan. Urusan dengan Lee Ji Wook dan Sophia membuatnya malas ke sekolah. Ditambah lagi Dad yang tiba-tiba menegurnya tadi.



Axel menyelipkan bungkusan kecil di dalam tas, sebelum melemparnya ke bagasi. Beberapa saat kemudian ia telah membagi konsentrasinya untuk menyetir dan menghubungi seseorang lewat ponsel.

My Stalker Badboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang