Nerd Girl Thinking -19- Tanda Tanya Besar

8.9K 615 7
                                    

Written by PhiliaFate

Dicopy sama persis ke:

💖 THE BAD AND THE NERD 💖
💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖
💖 MY STALKER BADBOY 💖
💖 BADBOY'S LOVE 💖

💖 THE BAD AND THE NERD 💖 💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖 💖 MY STALKER BADBOY 💖 💖 BADBOY'S LOVE 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aria tercenung memikirkan perlakuan Axel kepadanya tadi.

Menawari untuk mengantarnya ke tempat kerja?

Aneh. Aria mengerutkan alisnya. Rasa marah kembali menggelegak. Dia berani taruhan kalau Axel ingin mengerjainya lagi. Tangan gadis itu terkepal erat. Sudah cukup Axel sekelompok dengannya di tugas besar fisika, sekarang ingin mengantarnya pergi ke tempat kerja.

Mengapa pemuda itu tidak bisa membiarkannya sendiri!?

"Aria?" panggil Ji Wook membuat kesadaran Aria kembali. Dia langsung menoleh menatap pemuda berdarah Korea di sampingnya. "Ada yang tidak beres?"

Aria tersenyum tipis dan menggeleng. "Tidak, tidak ada."

Ji Wook tersenyum maklum. Matanya tetap mengarah ke jalan. "Karena Axel?"

Aria menghela napas dalam ketika mendengar nama Si Kodok Bangkong disebutkan. Senyum Ji Wook melebar.

"Abaikan dia, oke?" ucap pemuda itu sambil terus mengendalikan mobil melewati keramaian di New York pada sore hari, "Aku dengar kemarin dia membawamu saat jam pelajaran di mulai." Alis pemuda itu bertaut. "Apakah dia melakukan sesuatu padamu?"

Aria tersenyum lebar ketika mendengar ada orang yang mengkhawatirkan dirinya. Ucapan Ji Wook benar-benar membuatnya merasa diperhatikan dan membesarkan hatinya. Masih ada yang peduli dengannya di sekolah itu. Aria merasa bodoh ketika dia mengganggap dirinya sendirian menghadapi Axel dan Sophia.

"Dia tidak sempat melakukan apa pun." Aria menjawab dengan ringan. "Aku kabur sebelum dia berani macam-macam."

Namun mengapa dia mengingat mata Axel yang hijau dan indah?

Aria menggelengkan kepalanya untuk mengusir kenangan (buruk) itu. Bodoh kalau dia sampai menganggap bahwa Axel itu tampan. Hanya luarnya, mungkin. Dalamnya tidak sama sekali.

"Baguslah," jawab Ji Wook mengembuskan napas lega. "Aku selalu khawatir karena kau sekelas dengannya sementara aku tidak. Aku tidak bisa berada di dekatmu jika sewaktu-waktu terjadi sesuatu."

Ucapan Ji Wook kembali membuat senyum Aria terkembang. Ada rasa hangat di dadanya ketika menyadari bahwa pemuda Korea itu begitu tulus. "Aku baik-baik saja. Bahkan seribu Axel dan Sophia tidak bisa membuatku takut!"

Ji Wook tertawa renyah. Suaranya entah mengapa bergetar hingga ke hati Aria, menimbulkan rasa senang dan membuat wajahnya tidak bisa menyembunyikan apa yang dia rasakan.

My Stalker Badboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang