Possessive Bad Boy's Past -38- Kisah

7.6K 473 11
                                    

Written by Shireishou
Dicopy sama persis ke:

💖 THE BAD AND THE NERD 💖

💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖

💖 MY STALKER BADBOY 💖

💖 BADBOY'S LOVE 💖

"Aria, ada hal yang ingin aku bicarakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aria, ada hal yang ingin aku bicarakan ...."

Netra sewarna zamrud itu terlihat menyimpan bayang duka yang menggantung pekat. Aria bisa merasakan jemari kukuh itu mengeratkan genggaman. Jantungnya berdentam tak keruan.

Sejak mereka bersama, Axel melancarkan aneka macam pujian yang membuatnya tak berkutik. Gadis itu bahkan tak tahu harus berekspresi apa menerima semua kalimat yang sepertinya tak mungkin layak diterima itu.

Pada akhirnya, di sinilah keduanya. Mereka berada dalam satu ruangan di sebuah apartemen dua kamar yang tak terlalu luas. Sofa empuk yang mereka duduki mungkin tak sebanding dengan yang biasa Axel miliki. Lemari buku mungkin menebarkan aroma khas yang buat sebagian orang adalah candu, tapi buat yang lain terasa seperti debu.

Sebersit rasa khawatir Axel akan merasa tak nyaman di apartemennya. Namun, pemuda itu tampak tak peduli. Sedikitnya Aria merasa lega.

Air minum yang disediakannya sudah tandas. Aria ingin mengambil air dingin lagi di kulkas, tapi dengan eratnya genggaman Axel, ia tak mungkin melakukannya.

"Aria, promise me you'll never tell anybody about this."

Suara Axel menyentaknya dari lamunan. Aria mengangguk yakin. Ia akan menjadi sandaran pemuda itu. Ia yakin dan harus bisa!

Ada selarit keheningan dalam detak waktu yang berputar singkat sebelum sebuah kalimat menabik semua senyap. "Aku benci kedua orang tuaku."

Hanya satu kalimat langsung membuat bibir Aria terbuka sedikit penuh keterkejutan. Namun, ia tak mengeluarkan sepatah apa pun. Ia tetap menanti Axel memuntahkan semua ganjalan jiwa.

Melihat gadis itu tak bersuara, Axel menarik napas. "Kau mungkin berpikir aku gila. Bagaimana seorang anak bisa membenci ayah dan ibunya? Namun, aku sungguh-sungguh muak dengan Mom dan Dad!"

Ada rasa pedih yang tertangkap dari setiap kata yang menguar di udara. Axel mungkin terlihat sebagai pemuda pembangkang, tapi ternyata inilah sisi rapuh yang ia sembunyikan rapat-rapat. Sama seperti dirinya yang hancur saat pengkhianatan Mama sampai ke telinganya. Axel malah tak memiliki tempat bersandar.

"Kau mau tahu alasannya?" Dengan nada retorik Axel bertanya dan bahkan sebelum Aria mengangguk, ia kembali bercerita. "Entah sejak kapan mereka tak mengacuhkanku. Tenggelam dalam deretan meeting yang seolah tak pernah putus. Aku sendirian. Bahkan ketika aku mendapat penghargaan siswa terbaik di elementary school, hanya Grandma yang datang menemaniku. Dad terbang ke Bali untuk peresmian hotel baru dan Mom sibuk ke Hongkong untuk bernegosiasi entah dengan perusahaan apa."

My Stalker Badboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang