Trapped Bad Boy -28- Api Cemburu yang Terbakar

7.6K 451 3
                                    

Written by PhiliaFate
Dicopy sama persis ke:
💖 THE BAD AND THE NERD 💖
💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖
💖 MY STALKER BADBOY 💖
💖 BADBOY'S LOVE 💖

Written by PhiliaFateDicopy sama persis ke: 
💖 THE BAD AND THE NERD 💖 
💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖 
💖 MY STALKER BADBOY 💖 
💖 BADBOY'S LOVE 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aria menatap Ji Wook dengan tidak percaya. Matanya mengerjap beberapa kali untuk memastikan bahwa dia tidak sedang bermimpi.

"Apa maksudmu?" tanya Aria dengan suara bergetar. Dia tidak menyangka kalau pemuda lembut dan perhatian bisa mengatakan hal tersebut.

Ji Wook yang menyadari kesalahannya melepas pergelangan tangan Aria dan mundur sambil menghela napas. Dia mengacak rambut hitamnya dengan kalut. Rasa cemburu sudah memenuhi hatinya dengan emosi yang tidak perlu hingga dia melakukan hal yang tidak seharusnya pada Aria. Ketakutan yang muncul di mata Aria cukup memberi tahu dia sudah menjadi monster seperti apa. Tidak, dia tidak boleh mengacaukan kesempatannya untuk mendekati Aria hanya karena emosi semata.

"Maksudku," Ji Wook menghela napas dalam sebelum melanjutkan, "Aku tidak suka dengan pengaruh Axel padamu. Terutama dengan alasannya untuk bertemu denganmu terus menerus."

Aria ikut mengembuskan napas lega mendapati bahwa temannya berhasil mengendalikan diri. Gadis itu berusaha tersenyum pada Ji Wook, memberikan ketenangan. "Aku bisa menjaga diriku sendiri, Ji Wook. Kami bertemu hanya untuk mengerjakan tugas. Sejauh ini aku mengajarkan Axel untuk mengejar ketertinggalannya karena membolos."

"Tapi--"

"Tidak apa-apa Ji Wook." Aria memperlebar senyumnya membuat jantung pemuda Korea itu berdetak makin kencang. "Lagipula, kalau ada apa-apa, aku bisa langsung menghubungimu 'kan?"

Ji Wook mengumpat dalam hati. Perkataan Aria yang terakhir membuat kekhawatirannya meleleh beserta dengan sedikit kewarasannya. Mengapa gadis mungil itu selalu bisa menawan hatinya tanpa perlu berusaha terlalu keras?

"Baiklah. Sebisa mungkin aku akan mengikuti jadwal kalian mengerjakan tugas. Akan aku ajak partnerku untuk mengerjakan proyek bersama."

"Eh? Tidak perlu!" Aria merasa tidak enak Ji Wook sampai melakukan sejauh itu untuk menjaganya. "Aku benar-benar bisa menjaga diri."

Ji Wook menggeleng keras. "Bukan masalah. Lagipula kau adalah salah satu murid terpintar yang kukenal. Seharusnya aku yang merasa merepotkanmu karena pasti akan meminta tolong banyak hal."

Aria kembali memamerkan gigi putihnya dengan semburat warna merah muda menjalari pipi. Ji Wook terlalu memujinya. Pernyataan tulus pemuda itu membuat Aria akhirnya mengangguk. "Baiklah, aku akan berusaha membantu."

"Kabari aku kapan kalian mengerjakan proyek itu." Dia terdiam sejenak sebelum memandang sekeliling, menyadari bahwa sekolah semakin sepi. "Aku antar ke restoran ya?"

Aria mengangguk sekali lagi sebelum mengikutinya menuju parkiran. Dia selalu merasa aman berada di samping Ji Wook. Berbeda dengan berada di samping Axel. Jantungnya selalu berdetak kencang hingga dia sulit berkonsentrasi.

My Stalker Badboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang