Fanboy vs Fangirl -21- Pelajaran Cinta

8.7K 602 21
                                    

Written by AstieChan
Dicopy sama persis ke:
💖 THE BAD AND THE NERD 💖
💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖
💖 MY STALKER BADBOY 💖
💖 BADBOY'S LOVE 💖

Written by AstieChanDicopy sama persis ke: 💖 THE BAD AND THE NERD 💖 💖 POSSESSIVE BAD BOY AND MY NERD GIRL 💖 💖 MY STALKER BADBOY 💖 💖 BADBOY'S LOVE 💖

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Apa kau sudah pulang? Di luar mulai hujan dan aku jadi mengkhawatirkanmu.

Aria membaca pesan singkat dari Ji Wook yang disertakan emotikon beruang dengan tanda tanya besar. Lantas ia mengetik balasan dan memberi emotikon kucing tersenyum.

Don’t worry, aku baik-baik saja. Sehat, selamat, sampai di rumah. Bagaimana rapatnya?

Balasan pesan dari Ji Wook berturut-turut masuk. Emotikon panda tertawa dan beruang tidur segera menyusul pesan singkat tersebut.

Syukurlah, lega rasanya. As usual, rapat membosankan.

Kalau begitu selamat beristirahat, tidur yang nyenyak. Mimpikan aku, ya!

Bibir Aria terkembang membacanya. Ia membayangkan senyum manis Ji Wook yang selalu terlihat ketika bersamanya. Sebuah senyum yang menghangatkan hati.

Gadis manis itu mengirimkan emotikon tawa lebar. Lantas membalas pesannya.

Thanks. Have a sweet dream too. See you tomorrow.

Sebuah pesan kembali masuk. Bukan Ji Wook, kali ini nama Axel yang muncul di layar. Aria membuka lalu membacanya. Rupanya murid malas itu bisa juga mengingatkan untuk mengerjakan tugas kelompok. Ketika akan membalas, papa memanggilnya  untuk makan malam.

“Aria, ayo cepat nanti spaghetti-nya dingin.”

Gadis itu pun segera memasukkan ponselnya ke saku celana. Kemudian menyusul papa di meja makan.

“Bagaimana pekerjaanmu?” tanya pria paruh baya itu sambil menyuap spaghetti buatan putrinya.

“Baik, Pa. Aria senang bekerja di sana. Teman-temannya baik, Mr. Lee, pemilik restoran itu, juga sangat baik,” urai Aria bersemangat.

Mr. Patterson mendesah. Ada kelegaan di sana, tetapi sebuah ganjalan masih menggantung hatinya.

“Maafkan Papa, Nak. Seharusnya kau tak perlu bekerja. Apalagi sampai kehujanan seperti tadi. Papa lah yang mestinya memenuhi semua kebutuhanmu, tugasmu hanyalah belajar.”

Aria segera bangkit dari kursi dan memeluk papanya.

“Papa tak perlu meminta maaf. Aria senang melakukannya, Pa.”

Ketika makan malam, Aria merasakan beberapa kali getaran ponsel di saku. Namun, aturan tegas papa yang melarangnya membuka ponsel saat makan, membuat gadis itu urung melihatnya.

My Stalker Badboy (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang