Skip 2 weeks....
Disebuah ruangan bercat putih sedang duduk seorang gadis yang menatap dirinya dicermin. Matanya tak henti menatap refleksinya pada cermin itu.
Dia masih bertanya " apakah itu benar-benar dirinya ?" gadis yang duduk dengan gaun pengantin berwarna putih dan beberapa rempel sebagai modelnya, duduk dengan memegang seikat bunga,dan kain transparan yang menggantung di rambutnya, gaun nan sangat cantik itu sudah menyatu dengan warna kulitnya yang juga putih mengkilau. Seokjin tampak sangat cantik.
Matanya yang dirias dengan sangat sangat natural, pipi putihnya yang tadi dioles sedikit blush on agar nampak lebih merona, dan bibirnya yang diberi lipstick warna lembut dan sedikit sentuhan lip balm agar lebih merona. Make up yang sempurna untuk wajahnya, Seokjin berpikir dia harus berterima kasih pada MUA yang begitu pandai mendandani nya.
Entah mimpi apa dia semalam, karena saat ini dia sedang duduk menunggu waktu peresmian. Menunggu waktu untuk saling mengucap janji hidup bersama di Altar dengan calon suaminya. Seokjin sangat gugup bahkan rasanya dia lupa bagaimana cara bernafas. Seperti putri di dongeng-dongeng yang akan menikah dengan pangeran pujaan hatinya.
" apa ini yang dirasakan para putri di kerajaan saat akan menikah ?"
Pertanyaan bodoh itu ditanyanya pada cermin yang memantulkan bayangan dirinya. Seokjin mungkin hampir gila karena detak jantungnya yang seperti mendesak keluar dari tempatnya bersarang. Perasaannya kacau seperti musim pancaroba yang kadang hujan kadang panas. Hati seokjin seketika senang,seketika sedih,seketika gugup dan ribuan perasaan lainnya.
Seokjin ingat sesuatu. Seketika suasana hatinya berubah jadi sendu.
" appa...appa mendengarku kan ? appa melihatku dari sana kan ? lihatlah...putri kecil appa kini sudah cantik...apa benar appa ?"
" appa... aku akan menikah sebentar lagi dengannya....dengan ..dia appa....yah...appa tahu kan dia itu.....ah aku malu menyebutnya appa."
" doakan appa.....semoga lancar sampai akhir."
" ....appa akan mendoakan kita dari sana."
Seokjin menoleh ketika seseorang menanggapi kalimat monolognya. Seorang wanita paruh baya yang duduk di kursi roda datang menghampirinya, dibantu oleh seorang wanita paruh baya juga untuk mendorong kursi rodanya mendekat kearah Seokjin.
" eomma..."
" berbahagialah nak....ini hari mu." Ucap wanita yang ternyata adalah eomma Seokjin.
" haduuh...menantuku sangat cantik...terima kasih karena sudah memberiku kepercayaan untuk merawatnya." Ucap wanita satu lagi yang ternyata adalah eomma calon suaminya, atau...ibu mertua ?
" ah..terima kasih nyon....eh maksudku...eomma."
Seokjin mengalihkan seluruh atensinya pada sang eomma yang tersenyum penuh makna padanya. Ryeowook yang seakan mengerti memilih untuk pergi dari ruangan itu, memberi waktu mereka untuk saling bicara dari hati ke hati.
" eomma..."
" iya sayang ?"
" apa ini nyata ? a-aku benar-benar akan menikah ? jika ini mimpi tolong bangunkan aku eomma."
" apa eomma selama ini sia-sia menyekolahkanmu Seokjin ? tentu saja ini nyata, jangan bicara hal yang bodoh begitu sayang."
" ta-tapi eomma..a-aku merasa...merasa....sedih ?"
" hanya gugup..bagaimana mungkin sedih...ini kan hari bahagiamu nak.."
" eomma..hiks...eomma ti-tidak mengerti ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceJangan percaya dengan apa yang dilihat oleh mata.. Namun percayalah pada rasa. Karena dia lebih tahu apa yang kita butuhkan. Percayalah... Dia yang pertama...adalah yang Terbaik