Setelah satu minggu, akhirnya namjoon pulang dari perjalanan bisnisnya, namun dia datang saat tengah malam.
Memasukkan password apartemennya, akhirnya dia bisa kembali menghirup aroma khas apartemen kesayangannya ini.
Namjoon berjalan kearah dapur setelah membersihkan dirinya terlebih dahulu, mengambil segelas air untuk membasahi kerongkongannya yang terasa kering.
Kedua mata elangnya teralih apda sesuatu yang ada di meja makan. Meja makan minimalis itu menghidangkan sebuah makanan disana.
" nasi goreng kimchi? "
Keningnya berkerut, bagaimana bisa makanan ini terletak menyedihkan di meja? Disimpan dilemari es mungkin lebih baik.
" apa ini masakan bomi ? Harum sekali..."
Namjoon memutuskan untuk memanaskannya di microwave.
Seketika dia ingat sesuatu." aku kan tidak sendiri disini sekarang."
Setelah nasi goreng itu hangat, namjoon meletaknya di meja. Duduk dan bersiap untuk memakannya.
Krrucuuukkk.... Krruucuuk....
Perut sialan!
Hap.!
Suapan pertama berhasil membuat namjoon membelalak. Suapan kedua dan ketiga malah makin cepat sehingga pipinya tak jauh beda dengan sebuah squishi.
" ini enak sekali sungguh!! "
Namjoon fokus menghabiskan nasinya bahkan tak butuh waktu lama, piringnya sudah bersih.
Namjoon melihat kesekiling apartemen, tak jauh berbeda sebenarnya dari seminggu lalu. Hanya saja lebih. .harum dan rapi.
Dan namjoon mengingat sesuatu dan saat itu juga dirinya menjadi sedikit.... Malu?
" dimana dia? "
Namjoon menoleh kearah tangga yang menuju ke kamar itu. Dia menaiki anak tangga satu per satu hingga membawanya sampai di depan pintu yang tidak tertutup sempurna.
" dasar gadis ceroboh! "
***
Seokjin sedang duduk di sebuah taman yang menyuguhkan pemandangan senja, ditangannya ada sebuah buku bersampul putih. Dirinya sedang menatap 2 ekor angsa yang berenang di sebuah kolam taman itu. Angsa yang begitu romantis karena mereka sedang menempelkan kepala satu sama lain, sehingga membentuk sebuah pola love.
Seokjin dengan dress putih selututnya, rambutnya yang panjang sepunggung dibiarkan tergerai, di sisi kanan kepalanya dia jepitkan sebuah jepitan bunga kecil disana. Dia membiarkan angin menyapu kulit wajah hingga rambutnya.
" haaaah.... Indah sekali.... "
Seokjin memilih bersandar dan menutup matanya, dia merasa kantuk mulai menyerangnya. Tentu saja.... Angin sepoy-sepoy selalu bisa membuat seorang mengantuk.
Beberapa saat kemudian, seokjin bisa merasakan ada sesuatu yang menyapa kulit pipinya. Lembut sekali, namun seokjin tidak menggubris.
Ternyata sebuah kesalahan baginya karena sentuhan lembut tersebut kini beralih ke dagunya, dan bibirnya.
" tangan! Tangan siapa ini?! "
Seokjin berusaha membuka mata, dia mengantuk sekali sebenarnya, tapi dia ingat jika sekarang dia sedang ditaman.
" siapa yang menggangguku? "
Seokjin masih berusaha membuka mata, dia menangkap bayang hitam yang sedang memperhatikannya, tak jauh darinya, lebih tepatnya.... Tak jauh dari wajahnya. Bayangan itu sukses membuat seokjin takut seketika.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceJangan percaya dengan apa yang dilihat oleh mata.. Namun percayalah pada rasa. Karena dia lebih tahu apa yang kita butuhkan. Percayalah... Dia yang pertama...adalah yang Terbaik