Sudah seminggu duka itu berlalu, sudah satu minggu juga beberapa kenalan atau kerabat jauh yang berkunjung kerumah Seokjin untuk mengucap bela sungkawa. Kini Seokjin sudah memantapkan hatinya untuk kembali ke apartemen Namjoon. Secara dia adalah istrinya sekarang, tentu dia harus melaksanakan kewajiban bukan? Sebenarnya sesuatu sangat mengganggu pikirannya saat ini. Disaat berduka seperti ini, kenapa Namjoon tidak pulang? Jangankan untuk pulang memberi kabar saja tidak, maksudnya ucapan bela sungkawa atas meninggalnya ibu Seokjin yang jelas-jelas juga ibu mertuanya.
Tak sedikit yang bertanya tentang dimana Namjoon di saat seperti ini. Namun Seokjin tak menemukan jawaban yang tepat selain " dia sedang sibuk, dia sudah meminta izin sebelumnya." Dan lagi-lagi itu bohong. Seokjin yakin, mungkin Namjoon belum tahu karena dia sedang dinas luar dan jikalau di beri tahu via telpon atau pesan singkat, pasti dia tak akan menbalasnya, karena Namjoon amat sibuk.
Seokjin kini sudah mempersiapkan diri untuk meninggalkan rumah penuh kenangan ini. Banyak yang menyarankan padanya untuk menjual rumah ini, namun dirinya menolak karena dia sangat cinta. Mungkin Seokjin akan membiarkannya saja dan sesekali pulang untuk membersihkannya, atau mungkin dia akan mengontrakkan pada orang lain. Seokjin sudah dijemput oleh Taehyung dan Jungkook untuk mengantarnya ke ke apartemen Namjoon.
" noona... Apa semua sudah beres? "
" ne... Kita bisa pergi sekarang. "
Seokjin menoleh ke belakang sejenak, untuk memastikan lagi seluruh kenangan di rumah ini sudah dia bawa pergi bersama hatinya sekarang.
" ayo eonni... Jangan menoleh lagi. "
Seokjin menoleh melihat Jungkook yang bicara dengannya dengan senyum kelinci nan terpatri indah di bibir manis nya itu. Seokjin akhirnya mencubit pelan pipi gembil kelinci buntalnya ini.
" ne... Kajja... "
Akhirnya Seokjin resmi meninggalkan rumahnya menuju ke rumah barunya, apartemen Namjoon.
***
*skip 2 weeksSeokjin kini sedang membersihkan apartemennya yang dia tinggali bersama sang suami. Seokjin sendirian karena Taehyung butuh Bomi di apartemennya untuk membantu Jungkook. Jungkook masih dalam masa pemulihan, tidak boleh terlalu sibuk karena itu akan membuatnya kelelahan. Jangan salah duga, Jungkook memang tinggal di apartemen Taehyung namun tidak dengan Taehyung, dia tetap tinggal di rumah bersama orang tuanya. Jadi sesekali Seokjin akan kesana menemani Jungkook sang adik.
Seokjin melihat kalender yang terletak rapi di meja rias yang ada di kamarnya. Ingatkan jika kamarnya ada di lantai atas?
" ini sudah sebulan... Apa oppa akan pulang hari ini? "
Seokjin bertanya entah pada siapa perihal suaminya. Semenjak kepergian sang ibu, hanya suaminya saat ini yang dia punya selain Yoongi dan Jungkook. Mungkin suaminya lah yang jadi titik utama sekarang, sebagai tonggak kehidupan.
" ......aku rindu oppa... "
Sebaris kalimat dan nada pilu itu hanya dapat didengar olehnya, hatinyalah yang sedang menjerit sekarang. Seokjin merindukan suaminya, itu hal yang wajar bukan? Tapi Seokjin takut untuk menyebutnya secara lancang bahkan hanya pada bayangannya di cermin.
" aku harus mempersiapkan sesuatu untuk menyambut oppa.. Mana tahu oppa pulang sekarang. Aku akan memasak kalau begitu.! Semangkuk sup rumput laut mungkin akan membuatnya senang. "
Seokjin dengan semangat turun dari kamarnya dan hendak berjalan menuju dapur, namun saat diujung tangga, telinganya mendengar suara pintu yang di buka. Mata Seokjin sungguh berbinar saat melihat siapa yang datang.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceJangan percaya dengan apa yang dilihat oleh mata.. Namun percayalah pada rasa. Karena dia lebih tahu apa yang kita butuhkan. Percayalah... Dia yang pertama...adalah yang Terbaik