Malam ini Jimin tidak bisa tidur. Dia memilih duduk sambil meminum beberapa bir kaleng di sofa kesayangannya. Dia tampak gundah bahkan ini sudah kaleng ke lima yang dia minum.
Tok tok tok...!
" ck! Siapa sih datang malam begini ?!"
Jimin jadi kesal kegiatannya diganggu. Sungguh dia tak mau diganggu saat ini.
Tapi semakin dibiarkan bunyi ketukan pintu semakin keras. Dengan kesal dia berjalan kearah pintu dan membukanya dengan kasar.
" siapa sih ! Tidak so........"
GREP!
" ........pan? "
Kalimatnya harus terputus karena mendapat serangan sepihak dari seorang gadis yang memeluknya begitu erat.
" Yoongi?! "
Tak butuh waktu lama bagi Jimin untuk tahu jika yang sedang memeluknya ini adalah gadis yang memakinya kemaren.
Yoongi mendongak melihat Jimin yang balik menatapnya heran. Dengan cepat kedua tangannya meraih wajah Jimin dan menempelkan bibir mereka.
Cup....
Jimin melotot kaget dengan apa yang Yoongi lakukan padanya. Dia cukup kuat untuk ukuran seorang wanita. Jimin bahkan sulit melepas ciuman berantakan yang di berikan Yoongi padanya.
".... Yoon.... Lepas! "
Terpaksa Jimin mendorong Yoongi sangat kuat hingga membuat sigadis terjatuh. Mereka terdiam, Yoongi menatap Jimin dengan tatapan yang sulit diartikan. Berbeda dengan Jimin, dia menatap intens Yoongi dari ujung kaki sampai kepala.
"...Yoon ! A-apa yang kau lakukan ?!"
Jimin sulit melepas pandangannya, bagaimana tidak ? Yoongi datang tiba-tiba dan hanya menggunakan kemeja putih kebesaran dan sedikit terawang.
Jimin bisa melihat dari ujung kaki hingga ke paha Yoongi yang putih mulus, serta...dua kancing baju atas yang terbuka sehingga Jimin harus sengaja melihat dada putih itu terekspos.
Setelah Jimin mengamati semuanya, dirinya sadar satu hal.
Yoongi tidak memakai dalaman !
" oh tidak !! Ya tuhan !"
Dengan cepat Jimin menutup dan mengunci pintu apartemennya, lalu ikut duduk di depan Yoongi yang masih menatapnya sejak tadi. Jimin harus kuat dengan godaan yang begitu menggiurkan ini. Eh....tapi....apakah benar Yoongi sedang menggodanya?
" ......bicaralah. "
Yoongi menunduk lalu menggeleng. Jimin masih sabar menunggu si gadis akan bicara, namun tampaknya sia-sia.
" kalau begitu pulanglah. "
" tidak mau ~..! hiks.... "
Jimin terkejut saat mendengar isakan keluar dari bibir mungil si gadis. Sungguh Jimin sedikit mabuk sekarang dan melihat ini dia merasa seperti namja brengsek. Dia takut tidak bisa mengendalikan diri.
" aish......kenapa menangis sih?!"
Walaupun Jimin minum beberapa kaleng, kesadarannya masih 80%, dia bisa melihat betapa kacaunya Yoongi saat ini. Gadis itu hanya menangis dan tak berani menatapnya.
Akhirnya Jiminpun ikut duduk di karpet tebal tu bersamanya.
" Yoon... Kenapa menangis hm? "
Saat nada suara Jimin melunak, barulah Yoongi mau mengangkat wajahnya. Jimin semakin dibuat bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
True Love
RomanceJangan percaya dengan apa yang dilihat oleh mata.. Namun percayalah pada rasa. Karena dia lebih tahu apa yang kita butuhkan. Percayalah... Dia yang pertama...adalah yang Terbaik