Keputusan

215 7 0
                                    

Abigail berjalan keluar dari cafe dan menatap Yohan dari kejauhan, saat ini dia yakin dia bertindak benar. Dia bukan abigail kecil yang takut ah tidak lagi. Dia berjalan di samping trotoar jalan dan sambil menunduk. Melewati beberapa orang yang sibuk berlalu lalang, berjalan tanpa tahu arah .

"Auch.. apa kau tidak melihat seseorang berjalan disini!!" Abigail terjatuh dan membalikkan badannya dan melihat OMG! Abigail berlari dan memeluknya. "Kak!!.. I miss you .. kenapa tidak pernah membalas emailku.." merengut kesal kepada orang yg dihadapannya kini.

"Woah woah calm girl" sambil memeluk abigail balik "kenapa kau berjalan dengan kepala menunduk ha?! sudah kubilang untuk tegakkan kepala mu saat berjalan" mengetukkan jarinya di dahi abigail sambil menatap "kau ini ya"

"Auch .." abigail memegang dahinya sakit dan sambil mendecak ke arah Doni

"kenapa kau disini ? bukankah ini sudah lama dari jam pulang sekolah ?" Doni menatap kearahnya sambil melihat selidik ke arah abigail

Abigail sejenak berpikir"emm.. I just walking" mencoba untuk berbohong dan langsung berbalik arah berjalan ke arah halte bus,

Doni melihat abigail dengan tatapan selidik tidak percaya "beneran?"

"Yup, dan kenapa tidak mengabariku kalau kau pulang?!" Abigail menjawab cepat dan mencoba mengalihkan percakapan dengan berkata seperti itu sambil menunjukan wajah pura pura kesalnya.

Doni menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Ahh.. aku hanya libur sebentar dan tidak menyangka kita akan bertemu"

"Jahat.. kau tidak pernah membalas email ku dan sekarang kau tidak mengabariku kalau kau pulang kak. Kau sudah melupakan ku pastinya." Abigail melipat tangan di dada dan menunjukan wajah sedih dan hampir menangis.

"tidak tidak aku tidak melupakan mu el.. hanya saja aku terlalu sibuk untuk menyelesaikan semester ini dengan cepat"

"tidak sampai 5 menit untuk membalas el aku baik dan kuliah ku sangat menyenangkan , hanya itu" jawab abigail dengan sedikit kesal

"okay okay aku tau aku salah. I'm sorry" doni menjawab dan melihat wajah senang abigail.

"kalau begitu traktir aku cofffe latte di sebrang, ayo" abigail menarik tangan doni dan akhirnya mereka duduk sambil memesan sesuatu.

"aku belum mengatakan ya untuk ini" Doni menunjuk coffe yang ada di depannya saat ini. Dia senang bisa bertemu dengan abigail saat ini.

"kau harus" balas abigail dengan senyum jenaka.

"Okay, gimana dengan sekolah mu?" Doni membuka percakapan sambil meminum coffenya.

"seperti biasa" abigail berkata sambil mengendikan bahu seperti tidak tertarik membicarakannya.

"Kau berniat kuliah dimana el?"

"Jurusan fashion design mungkin" abigail menggenggam gelas coffenya saat ini. Entahlah hatinya saat ini sungguh bimbang.

"itu bagus dan dimana itu"

"aku lupa tepatnya dimana yang pasti itu jauh sekali dari indonesia dan tempatmu" abigail menunduk memandangi coffe lattenya lagi.

Doni mulai menyadari perubahan wajah Abigail saat membahas tentang kuliah ini dan akhirnya bertanya "Hei.. kenapa murung?bukankah seharusnya kau senang?"

"entahlah.. aku hanya .. aku hanya tidak tahu" Dia menundukan kepalanya sambil memainkan jari-jarinya diatas meja.

"Okay tell me" Doni siap untuk mendengarkan

Abigail menghela nafas sedikit, dia menyesali dirinya yang tidak pandai berbohong. Dia tahu ketika doni mengatakan hal itu maka tidak ada pilihan lain selain menjawabnya. He knows me so much "huh.. aku tidak tahu tapi ... Kak sepertinya aku melakukan tindakan yang bodoh.., aku.. tidak ingin melepaskannya tapi aku harus melepaskannya. Aku tahu tindakan ku benar atau tidak" Apakah kalian pernah mengalaminya ?

"maksudmu apa el?" Doni bingung pembicaraan ini kearah mana.

"kak aku ... tidak tahu.. jika kau jadi aku apakah kau akan memilih cinta atau cita-cita?" Abigail mengatakan dengan banyak pikiran, padahal seharusnya dia tidak perlu memikirkan hal yang berat-berat bukan? Jangan katakan ini tidak penting. Jika kalian jadi aku, apa yang harus kuperbuat?

"el, kau tahu terkadang kita diperhadapkan dengan pilihan yang sulit dan itu membuat kita semakin dewasa. Aku tahu dari dulu kau memimpikan ini dan jangan kecewakan orang disekitarmu hanya karena keegoisanmu sendiri" Doni menasehatinya

"Tapi aku mencintainya kak" bahkan aku datang keindonesia hanya untuk dirinya .

"Kau akan melupakannya 1 tahun lagi atau mungkin 2 tahun lagi, Love doesn't give your success. Succes comes when you struggle to reach it" Doni mencoba menenangkan abigail dengan mengelus tangannya . Ia tau saat ini abigail sangat mencintai cowo yg bahkan doni tidak tahu. Tapi abigail tidak perlu mengorbankan cita-citanya demi seorang cowo.

Air mata Abigail turun ke pelupuk matanya, 2thn? aku bahkan tidak bisa melupakannya sampai sekarang. "Kau benar kak, masa depan datang ketika kita berusaha untuk meraihnya tapi aku tidak yakin aku akan melupakannya"  Entah kenapa terlalu berat meninggalkan kendrick, dia ingin tetap tinggal disini, kuliah di sini.  Tapi sekali lagi dia harus memikirkan orang tuanya karna bagaimanapun juga Abigail masih seorang anak.

Abigail bangkit berdiri " Kak mungkin aku harus pulang" Abigail keluar dan langsung memanggil taksi yang lewat.

Abigail menangis dalam perjalanannya pulang kerumah. Entahlah seharusnya dia senang telah lulus di salah satu universitas terkenal di US, tapi ini terlalu menyakitkan untuknya. Dia harus meninggalkan kendrik dan segala hal yang ada disini.





"Maafkan aku abigail"

————-
Hai hai hola holaa
Wahhh ternyata ada juga yg baca cerita ku, pdhl ceritanya udh mau aku hapus karena aku berpikir ga akan ada yg baca ..
Thanks yaa buat kalian yg udh mau baca, terus fav and comment yaa!!
Biar aku makin semangat update hehe

XoXoXeXeXiXi

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 28, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nerdy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang