Perasaan yang coba ditutupi

323 13 0
                                    

Abigail duduk di meja belajarnya. Dia baru saja memandangi berkas yang ada di tanganya. Sebentar lagi setelah lulus dia akan melanjutkan kuliah di NY. Menjadi seorang designer. Dia suka menggambar tetapi jika meninggalkan orang tuanya sendiri disini rasanya tidak enak hati. Tapi ayahnya meyakinkan dirinya untuk pergi dan mengejar cita-citanya.

2 jam lalu
Ruang makan tampak sedikit lebih sunyi dari biasanya. Abigail masih bingung tentang masa depannya. Dia tidak tahu memilih menjadi apa,sebetulnya dia ingin menjadi seorang designer dan menekuni hobbynya tapi dia takut meninggalkan ayah dan ibunya sendiri disini.

"Bagaimana sekolahmu nak?" Ayahnya bertanya
"Sekilah abigail baik pa dan sebentar lagi abigail akan lulus" abigail menerangkan
"Apakah kau sudah menentukan dimana kau akan kuliah" ayahnya bertanya lagi,
Abigail hanya bisa menunduk dan tidak bisa menjawab "eum"
"Pilihlah sesuai dengan keinginanmu ya" ayahnya melanjutkan makan dan berkata lagi "hal itu lebih baik dari pada kamu memilih karena terpaksa"
Abigail hanya tersenyum dan mengangguk dirinya senang ayahnya tak memaksanya untuk menuruti keinginannya.
Ayah abigail mengerti selama ini hidupnya sudah sulit semenjak kecil mereka susah perekonomian,berpindah dari satu negara ke negara lain,daerah ke daerah lain . Mengorbankan keinginanya demi kelangsungan hidup dan mungkin abigail sudah terlalu sering mengorbankan banyak hal yang tak diketahui oleh dirinya(ayahnya)
-:-
Abigail memandang frame foto didepannya. Foto itu adalah foto kendrick saat tidur terlelap di rerumputan sekolahnya . Dia tersenyum ,saat itu dia mengambil diam-diam foto kendrick saat dirinya hendak ke ruang kepala sekolah.
"Ken,apa kau benar-benar membenci ku?" Abigail berbicara pada foto saat ini. "Kau sungguh membenciku ya sehingga kau menyuruhku pergi darimu" Abigail tersenyum miris memandang foto saat ini ,mungkin jika saat ini dirinya seperti orang gila berbicara pada benda mati "aku senang setidaknya kau masih mengingatku,aku senang saat ada orang lain yg menjaga mu tapi hati ku sakit..sakit banget saat kau bisa memeluknya" abigail mrneteskan airmatanya lagi,dia sudah seperti orang gila saat ini. Menangis dalam diam,merutuki hatinya yang tak ingin berpaling dan bodohnya dia tetap diam saat kendrick mencacinya

***

Viola menysuri sekolah kendrik pagi ini. Viola datang saat pelajaran sekolah sedang berlangsung dan tidak ingin menggangu kendrick saat ini. Viola hanya ingin melihat-lihat dan ingin mengetahui lebih banyak informasi tetang sepupunya,apakah dia masih seperti dulu atau tidak. Kendrick seharusnya belajar giat karena dia sudah kelas 3 SMA dan sebentar lagi dia lulus . Ah dia lupa menanyakan kemana bocah itu akan lanjut kuliah.

Sekolah kendrick sejuk dan dia menyukainya,ada taman yang menghadap langsung ke lapangan basket dan ada saung-saung tempat anak-anak bisa mengobrol. Viola tersenyum melihat sepupunya itu,kendrick selalu terlihat bodoh jika berurusan dengan cinta dan siapa nama cewek kemarin?!! Abi?gail?!! Akh dia bodoh dalam mengingat nama. Mungkin nanti dia dapat bertemu lagi dan menanyakannya, atau nanti aku ajak makan aja ya ke cafe sekalian dia mencari teman makan. Jujur viola penasaran dengan gadis itu.

Seperti ada sesuatu hubungan antara cewe yang mengobrol dengan kendrick. Karena melihat tatapan gail yang sedih dan kendrick yang memancarkan kemarahan dan kesedihan secara bersamaan. Apakah dia cewe yang pernah menyakiti kendrick? Atau dia mantan pacar? Ah yasudahlah.. dia tidak ingin berpikir banyak hari ini takut otaknya akan pusing. Viola saat ini menyusuri kelas-kelas mencoba menemukan kelas kendrick, dirinya ingin melihat bagaimana saat kendrick belajar.
Viola berjalan menyusuri lorong kelas dan melihat abigail didepan. Saat itu dia abigail ingin cepat-cepat berbalik tetapi sudah dilihat olrh viola. Huh!

"Hai.." viola menyapa abigail dengan ceria

"Eh.. Hai kak" abigail terlihat kikuk melihat viola, karena dia belum terlalu mengenal viola.

Nerdy GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang