¤14¤

154 39 0
                                    

Hari ini Sejeong berangkat lebih pagi dari biasanya. Sejeong melihat kearah rumah diseberang sana. masih sepi tidak ada tanda-tanda pergerakan dari sang pemilik rumah.

Sejeong menumpang Ayahnya ke sekolah. memang sengaja hari ini Sejeong tidak berangkat bersama Daniel karena pikirannya semalam.

"kamu kenapa ga berangkat bareng sigan?" tanya Ayah Sejeong. Sigan yang dimaksud adalah si ganteng Daniel. keluarga mereka memang senang memuja-muja Daniel namun Sejeong sendiri senang menghujat manusia itu.

"Sejeong piket pah. Daniel pasti lama jadi mending nebeng papa aja. gapapa kan?"

Ayah Sejeong mengangguk kemudian langsung menghabiskan segelas kopi miliknya dan bergegas menuju garasi.

20 menit perjalanan terasa cepat. jika sehari-hari Sejeong memerlukan waktu 30 menit kini berbeda karena hari masih sangat pagi.

Setelah sampai Sejeong menyusuri koridor sekolah dengan langkah yang pelan. sambil memainkan tali tas dengan tangannya Sejeong sesekali bernyanyi kecil.

"Sejeong?" Ong yang keluar dari ruang osis menyapanya. "tumben datang pagi?"

"Eh? iya soalnya ada yang mau dikerjain. lo sendiri?"

"Gue lupa ngunci lemari diruang osis takutnya ada yang ilang makanya gue cek lagi. Daniel mana?"

"Daniel masih dirumah"

"tumben ga bareng?"

"Udah ah banyak nanya lo kek petugas densus penduduk"

Sejeong tidak mau berbicara banyak hari ini. suasana hatinya kurang baik begitu juga dengan cuaca pagi itu yang tidak menampakan cahayanya.

Setelah sampai dikelas ternyata ada teman Sejeong yang sudah datang lebih awal. mereka adalah petugas piket yang sesungguhnya. Sejeong lantas duduk di bangku miliknya, meletakan tas diatas meja dan menempelkan pipi sebelahnya diatas tas.

"Je. ntar sore rapat ya. jangan sampe ga hadir" Ong yang baru saja masuk memperingati Sejeong dan hanya mendapat balasan anggukan dari Sejeong.

"Aneh banget dia hari ini" batin Ong






¤¤¤

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang