zero [ 0 ]

9.2K 598 31
                                    

Musim panas telah tiba. Sungguh, hari-hari yang dilewati begitu cepat, kini terasa sangat lambat. Sekerumunan mahasiswa baru sedang melakukan ospek hari pertama mereka, hari yang sangat berat, terlihat beberapa dari mereka yang sedang mencoba mengipasi diri mereka menggunakan tangan, ada juga yang menggunakan kipas portable, dan ada sedikit diantara mereka yang hanya diam menikmati panas yang hingga 43 derajat celcius, hebat sekali bukan? Seperti gadis yang menggunakan kaos putih polos diantara kerumunan itu, hanya ia yang tak mencoba mengipasi dirinya sendiri, tampaknya ia sangat berdamai dengan musim panas.

"Woah, jinjja! Aku hampir meleleh!" suara melengking itu berhasil memecahkan gelak tawa seluruh maba. Itu suara Sooyoung, salah satu panitia ospek yang bertugas mengawasi di lapangan.

"Baiklah, sepertinya hari semakin panas. Kita masuk ke tahap perkenalan berikutnya. Untuk para Sunbae mohon bimbing masing-masing Hoobae jurusannya!" Itu suara ketua panitia ospek, perawakannya cukup atletis, saat ia berbicara lesung pipinya pun sangat bersahabat.

Tahun ini, Jurusan Sastra sangat banyak diminati, terlihat dari jumlah mahasiswa barunya yang lebih menonjol. Disaat semuanya berbaris untuk masuk ke aula utama Universitas, gadis berkaos putih polos yang sempat kita bicarakan diatas itu memilih keluar dari aula.

"S-sunbaenim, bolehkah aku pulang?" tanyanya dengan nada bergetar.

"Waeyo? Kita akan menginap, Hoobaenim! Jadi kau tidak boleh pulang, kajja kita masuk!" Gadis yang dipanggil Sunbaenim tadi merangkulnya untuk kembali masuk ke aula.

"T-tapi aku tidak bisa. Aku harus pulang!" Lagi-lagi ia bertekad.

"Chakkaman! K...kim Yerimㅡ"

"Yeri." Potong gadis itu.

"Ah! Yeri-ya, apa alasanmu ingin pulang?" Sungguh, Sunbaenim itu bertanya dengan sangat lembut.

"I-itu..."

"Ya! Son Seungwan, bawa Hoobae itu masuk!" Teriak salah satu panitia.

Gadis bernama Seungwan itu hanya mengacungkan jempolnya sebagai balasan.

"Yeri-ya, sepertinya kau tak punya pilihan lain. Beritahu Eonni apa itu alasanmu nanti. Sekarang kau harus masuk dulu, kajja!"

Baiklah, gadis bernama Yeri itu mengalah. Dengan berat hati, dan dengan rangkulan Seungwan yang semakin erat membawanya masuk, ia tak punya pilihan lain.

Kini Yeri sudah bergabung dengan maba jurusannya. Ia duduk di barisan terbelakang. Sekarang yang ada di pikirannya hanya bagaimana cara untuk tidak bertemu dengan lelaki itu.

🍇🍇🍇🍇

Tak terasa waktu terus berlalu, Yeri terus mengawasi sekelilingnya, ia begitu sering menoleh ke kanan dan kirinya, seperti sedang bersembunyi dan takut bila persembunyiannya terungkap.

Sebenarnya, Yeri sudah beberapa kali melihat lelaki yang entah siapa namanya itu mondar-mandir di sekitarnya, lelaki itu juga memakai bet nama sama seperti Yeri, tetapi berbeda warna saja, dan tentu saja ia orang yang sangat Yeri kenal. Di saat lelaki itu tertawa, Yeri terdiam. Di saat lelaki itu menoleh kearahnya, Yeri balik menoleh ke lain arah.

"Apa kau punya tisu?" Lamunan Yeri berhasil dibuyarkan.

"N-ne?"

"Apa kau punya tisu?" Ulang gadis berpipi padat di sampingnya. "Aku ingin memintanya jika kau tak keberatan."

"A-ah! Tisu?" Yeri membongkar isi tasnya, dan ia menemukan barang yang gadis itu inginkan.

"Pakailah sesukamu!" Tawar Yeri sambil tersenyum kikuk.

DECATHECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang