Masih di hari yang sama.
Yerim sudah terbangun lagi, sekarang pukul 12 siang hari, cukup panas di luar, itulah mengapa Nyonya Kim menghidupkan pendingin ruangan.
Joohyun dan Taehyung sudah kembali, tadi. Namun pergi lagi, pulang ke rumah untuk mengambil baju-baju Yerim. Karena mungkin gadis itu akan ada tiga hari lagi menginap disini. Dan mereka juga mengatakan ingin menjemput Saeron di stasiun kereta.
Yerim tak boleh begitu banyak bergerak, kepalanya masih sedikit terasa sakit, namun ia mengatakan kepada ibunya kalau ia sudah tak apa, tak ingin membuat ibunya khawatir.
Sesosok yang cukup dikenali Yerim muncul dari pintu kamarnya, ia membawa sekotak buah yang beragam, dan tak lupa tersenyum kepada Yerim. Sang empunya ruangan pun terkejut bukan kepalang, bagaimana tidak, mereka dalam keadaan yang kurang baik dan tak ada alasan untuk saling bertegur sapa kembali. Gadis yang baru datang itu pun juga membungkukkan badannya kepada Nyonya Kim.
"Jal jinaesseo, Suhyun-ah?" Tanya Nyonya Kim sambil mengusap pundaknya. Gadis itu mengangguk mantap sembari tersenyum.
"Bagaimana keadaanmu, Yerim-ah?" Suara Suhyun sedikit bergemetar. Yerim pula ingin sekali menangis mendengar suara teman baiknya itu, ia sangat merindukannya.
Gadis itu yang terbaring lemah di ranjang, hanya bisa mengangguk sembari menahan air mata yang berlonjak ingin keluar.
"Mian," lirih Suhyun.
"Untuk apa?" Tanya Yerim. Jantung Suhyun berdegup kencang, ia mengangkat kepalanya menatap Yerim. Tentu saja ia meminta maaf untuk kejadiaan hari itu, yang membuat gadis itu berbaring disini. "U-untuk semuanya!"
Yerim mengangguk, "aku sudah memaafkanmu, Suhyun-ah..."
"Kau sudah tak marah lagi denganku?" Lanjut Yerim, dan dibalas gelengan oleh Suhyun.
Nyonya Kim yang merasa ia harus membiarkan mereka berdua pun berniat untuk keluar sebentar. "Yerim-ah, Suhyun-ah, Eomma ke bagian administrasi sebentar, ya." Kedua gadis itu mengangguk.
Lalu, suasana disana menjadi canggung, sangat canggung. Yerim yang merasa kepalanya kembali berat beberapa kali ia memegangi kepalanya, Suhyun menyadarinya. "Sakit?"
Yerim bergeleng lemah. "Ani!"
Suhyun membuka parsel buah yang ia bawa, mengambil buah apel untuknya. "Akan aku kupaskan untukmu!" Sahutnya.
Suhyun benar-benar melakukannya untuk Yerim, gadis itu tersenyum senang, ia lupa terakhir kalinya tersenyum seperti ini. Suhyun juga menawarkan diri untuk menyuapinya, namun Yerim menolak. Ia mengatakan, "aku bisa sendiri, Suhyun-ah! Gomawo!" Lalu ia mulai mengunyahnya.
Cukup lama berbincang dan Yerim sudah menghabiskan satu apelnya penuh, tiba-tiba pintu kamarnya terbuka, menampilkan Jungkook dengan seorang gadis yang mampu membuat kedua orang di dalam ruangan itu terdiam, raut wajah mereka pun berubah seratus delapan puluh derajat.
"Cepat jelaskan semuanya kepada Yerim!" Jungkook melemparkan gadis itu hingga ia terjatuh ke lantai. Gadis itu meringis kesakitan. "Kau bisa tidak sedikit saja baik kepadaku?" Amuk gadis itu.
Suhyun berkeringat, ia meraih tasnya. "Yerim-ah, bisakah aku pulang?" Tanya Suhyun dengan suara gemetarnya.
"Oh ada kau Lee Suhyun?" Gadis yang bersama Jungkook itu berusaha berdiri, kemudian menatap Suhyun dengan tatapan yang sulit diartikan.
Yerim bingung. "Kenapa kau membawanya kesini, Oppa?"
"Dia ingin meminta maaf kepadamu, Yerim-ah! Kwon Eunbi, cepat katakan!" Jungkook membentaknya. Tetapi Eunbi, ia malah tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECATHECT
FanfictionCast : Jeon Jungkook Kim Yerim Genre : Sad, Romance, Friendship. Rating : PG 15+ ㅡ Decathect (n) perasaan yang sengaja disembunyikan untuk mengantisipasi kehilangan di masa depan. Kim Yerim harus menyembuhkan luka hati yang telah ia terima. Bukan ha...