Mereka semua tengah berkumpul di ruang keluarga Taehyung. Tak ada yang melakukan sesuatu yang penting, hanya sekedar duduk dan menunggu siapa yang membuka obrolan, sudah sekitar 15 menit sejak mereka datang, ya mereka, tamu tak diundang layaknya Jungkook kemarin.
Taehyung berdehem sesekali, ia juga melirik kekasihnya. "Bae, tolong sajikan cokelat panas untuk mereka." Dengan senang hati Joohyun menurutinya.
Kini semua mata tertuju pada Yerim, membuat gadis itu merasa risih. "Apa?" Galaknya.
Bukannya marah, lelaki yang baru saja datang itu tertawa kecil, membuat Jungkook yang duduk disebelahnya merasa terganggu. "Kenapa kalian datang?" Yakinlah itu bukan suara Jungkook, melainkan suara Yerim.
"Yerim-ah, a-aku..."
"Apa?" Gadis itu melipat tangannya. Sedikit angkuh namun itulah yang bisa ia lakukan untuk membuat dirinya terlihat baik-baik saja. "Darimana kalian tau rumah ini?"
"Aku yang memintanya kepada satpam rumahmu, maaf kalau aku lancang."
"Tidak, Sunbae. Hanya saja kenapa kau membawa yeoja ini?" Sepertinya Yerim mulai naik pitam, yeoja yang ia maksud tentulah Suhyun, gadis itu tengah menundukkan wajahnya.
"Biar ku jelaskan," lelaki itu, Jung Jaehyun yang membawanya. "Saat di jalan menuju kesini, aku melihatnya berjalan dengan seperti ini. Aku tak mungkin membiarkannya mati kedinginan, Yerim-sshi." Benar saja, keadaan Suhyun sekarang sangatlah memprihatinkan. Lihat saja kaki tanpa alas itu, baju hangat seadanya, dan juga rambutnya yang sangat berantakan.
"Kenapa kau tidak memulangkannya saja?"
"A-aku tak memiliki rumah, Yerim-ah. Maafkan aku... ini semua karena kesalahanku... maafkan aku..." Suhyun merangkak memegang kaki hangat Yerim dengan tangan dinginnya. Gadis itu terpelantuk, kaget, rasanya ia ingin sekali membantu temannya itu berdiri, namun ia mengurungkan niatnya, Yerim menjauhkan kakinya dan berjalan masuk ke dalam kamarnya.
"Sepertinya dia sangat marah," ujar Taehyung. Suhyun terduduk lemah di lantai, Joohyun yang baru datang mencoba membantu gadis itu berdiri, mendudukannya di sofa hangat milik keluarga Kim.
Namun saat Suhyun sudah duduk, sudah memegang selimut hangat yang Joohyun berikan, tiba-tiba Yerim keluar dari kamarnya, membawa beberapa baju hangat lengkap dengan kaos kaki hangat miliknya, ia pula mendekati Suhyun. "Cepat ganti bajumu," sahutnya.
"Yerim-ah..."
"Cepat pakai!" Masih dengan nada ketusnya, namun Suhyun malah mengulum senyumnya dan kemudian pergi untuk melakukan apa yang diperintahkan Yerim.
Disaat Suhyun sudah pergi, semua mata tertuju pada Yerim, Jungkook mengulum senyumnya begitu pula dengan ketiga lainnya. Ditambah Taehyung yang duduk disamping gadis itu, menepuk pundaknya, membuatnya menoleh heran dan tentu saja dengan wajah garangnya. "Apa?"
"Oppa bangga kepadamu!" Ujar Taehyung yang masih dengan senyum cerahnya. Yerim sedikit terkejut, namun ia mencoba menetralkan wajahnya, atau malah sengaja ia berlakon segarang ini.
Suasana masih hening, tak ada yang memulai obrolan kecuali Jungkook dan Jaehyun yang terus menatap Yerim begitu intens, mungkin bisa dikatakan seperti itu.
Selang beberapa detik, muncul lah Suhyun dengan penampilannya yang lebih baik dari sebelumnya. Ia terbatuk kecil, membuat Yerim menoleh seperkian detik namun kembali membuangkan wajahnya.
"Yerim..." Sudah pasti itu suara Suhyun.
Gadis yang merasa namanya terpanggil, enggan menoleh, hanya berdehem kecil sembari sibuk dengan ponselnya. Suhyun mendekatinya, membuat semua mata kembali tertuju kepada Yerim, tapi ia tak menyadarinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECATHECT
FanfictionCast : Jeon Jungkook Kim Yerim Genre : Sad, Romance, Friendship. Rating : PG 15+ ㅡ Decathect (n) perasaan yang sengaja disembunyikan untuk mengantisipasi kehilangan di masa depan. Kim Yerim harus menyembuhkan luka hati yang telah ia terima. Bukan ha...