Sepertinya ramalan cuaca sudah sepekan ini selalu saja salah. Tetapi untunglah seluruh mahasiswa di Universitas Seoul sudah mengantisipasi dengan membawa payung masing-masing, ada juga di pos satpam yang menyediakan banyak payung, jadi tak ada lagi keluhan dari mereka.
Hujan turun selalu saat pagi hari, membuat genangan dimana-mana. Sudah sepekan pula dengan gadis berambut bob itu membawa payung, ia sudah kembali melakukan aktifitas pekuliahannya. Hari ini sengaja mengikat rambut pendeknya, ingin mengubah gaya saja, pikirnya. Awalnya Suhyun merasa terheran dengan perubahannya, ia juga bergurau kalau Yerim sengaja memangkas mahkotanya karena ingin membuang sial, tetapi di-iya-kan oleh gadis itu.
"Yerim-ah, apakah aku harus memotong rambutku juga?" Tanya Suhyun sambil menopang dagunya.
"Wae? Kau terlihat bagus dengan rambutmu!"
Suhyun mendesah pelan, "tetapi aku ingin memiliki rambut sepertimu!"
Yerim menoleh, ia menghentikan aktivitasnya ㅡmencatat tulisan di papan tulis. "Jangan bilang kalau kau ingin terlihat sama sepertiku?" Gurau Yerim.
Suhyun membalasnya dengan cengiran. Membuat Yerim sedikit melotot. "Jinjja?" Ia tanpa sadar berteriak, dan langsung menutup mulutnya dengan telapak tangannya.
"Ada keributan apa, Kim Yerim-sshi?"
Yerim meminta maaf lalu membungkukkan badannya.
"Kalau kau merasa ada yang tak dimengerti. Silahkan tanyakan kepadaku, jangan bertanya kepada teman disampingmu!"
"N-ne, Gyosunim!" Yerim sekali lagi membungkuk.
Gadis itu melemparkan tatapan mematikannya kepada teman disampingnya, namun Suhyun malah tertawa sambil menutup mulutnya. "Aish!"
🍇🍇🍇🍇
Hari ini mata kuliah umum berjalan selama tiga jam penuh, sangat berhasil membuat seluruh sendi menjadi kaku. Lihatlah yang Suhyun lakukan, ia merenggangkan otot-ototnya, begitu pula dengan Yerim. Seluruh mahasiswa pun tampak meninggalkan kelas satu persatu, terlihat sudah muak mungkin mendengar kalimat-kalimat asing selama tiga jam penuh tanpa henti.
Mark juga beranjak dari tempatnya, seperti biasa ia duduk dibarisan paling depan. Suhyun yang melihatnya, mencoba untuk mencegah lelaki itu.
"Markeu, kau pulang?"
"Aniyo. Aku ada rapat dengan anggota unit, wae?"
Suhyun menegakkan badannya. "Organisasi maksudmu?"
Mark mengangguk.
"Jinjja? Kau masuk organisasi apa, Markeu-ya?" Yerim menoleh, ia melirik Suhyun. Tiba-tiba saja perasaan Yerim tak enak, seperti ada sesuatu hal baru lagi yang ingin Suhyun lakukan.
"Hm, aku bergabung dalam unit dance."
"Woah, daebak!"
Yerim dengan cepat memasukkan buku-bukunya ke dalam tas, ia ingin cepat-cepat melenyapkan diri dari kedua temannya itu.
"Apa hanya ada unit dance saja?" tanya Suhyun.
Mark menggeleng. "Ada unit vocal, unit acting, dan unit... Ah aku lupa. Kalau kau penasaran, kau bisa mendatangi stan mereka. Ku lihat sudah banyak yang membuka pendaftaran anggota baru!" terang Mark.
"Benarkah?" Suhyun berbinar.
"Bagaimana kalau kita mencoba salah satunya, Yerim-ah?"
Yerim dengan cepat menggeleng, ia memasang senyum mematikannya, seperti mengatakan jangan-melakukan-hal-yang-gila.
KAMU SEDANG MEMBACA
DECATHECT
FanfictionCast : Jeon Jungkook Kim Yerim Genre : Sad, Romance, Friendship. Rating : PG 15+ ㅡ Decathect (n) perasaan yang sengaja disembunyikan untuk mengantisipasi kehilangan di masa depan. Kim Yerim harus menyembuhkan luka hati yang telah ia terima. Bukan ha...