hospital [ 21 ]

1.3K 178 18
                                    

Acara sengaja diberhentikan sebelum petang. Semua panitia berbondong-bondong pergi ke rumah sakit untuk melihat Yerim. Jungkook telah mengatakan kepada mereka untuk tak perlu datang semua, tetapi mereka menolak, semuanya ingin melihat. Alhasil, 30 lebih orang datang untuk melihat Yerim, semuanya memenuhi lorong rumah sakit, ditambah keluarga Yerim. Untunglah pihak rumah sakit tak sampai mengusir mereka.

Nyonya Kim sedaritadi tak berhenti menangis, Joohyun sudah berusaha menenangkannya, namun nihil, begitu pula dengan Taehyung.

Jungkook bersandar di dinding samping pintu kamar Yerim. Gadis itu baru saja dipindahkan dari ruang ICU menuju ruang rawat inap, mereka melenguh tenang. Kabarnya ia pun sudah stabil, tak perlu ada yang dikhawatirkan lagi, dan tentang luka dikepalanya pun sudah dijahit, sekarang ia hanya butuh istirahat untuk penulihan.

"Kalian pulang lah, nak. Ini sudah larut, mengapa masih disini?" Nyonya Kim keluar dari kamar inap Yerim.

Mereka masih utuh, tak berkurang sedikit pun, bahkan sekarang arloji sudah menunjukkan pukul dua dini hari.

"Kami akan menunggu sampai Yerim bangun, Ahjumma!" Sahut Seungwan, matanya bengkak.

Nyonya Kim menutup rapat pintu kamar itu, lalu mendekat. "Tidak perlu, nak. Yerim pasti marah melihat kalian yang menunggunya seperti ini. Dia sudah membaik, mungkin besok sudah bisa membuka mata. Pulang lah..." ujar Nyonya Kim.

Seungwan dan lainnya bertatapan. Mereka menggeleng serentak. Sungguh setia kawan.

Terlihat Nyonya Kim menghela napasnya. "Baiklah. Untuk para yeoja masuk lah, istirahat di dalam. Namja menunggu di luar, tak apa kan?" Mereka menangguk serentak.

"Tetapi hanya beristirahat dan jangan mengganggu Yerim, ya?" Lagi, mereka mengangguk serentak.

Taehyung keluar, Tuan Kim juga keluar. Mereka membiarkan ruangan itu penuh dengan para wanita. Ruangan itu seketika penuh, untung lah tuan Kim memesan kamar inap yang luas.

Mereka, para namja, terduduk di lantai, ada juga yang duduk di kursi tunggu, tetapi hanya Tuan Kim dan Taehyung saja. Jungkook masih setia berdiri, ia belum duduk sekali pun sejak datang tadi, Taehyung menyadarinya.

"Mau sampai kapan kau berdiri disitu, Kook-ah? Duduk!" Taehyung bergeser, memberi sedikit ruang untuk Jungkook, untunglah lelaki itu menurut, wajahnya sungguh kacau, lebih kacau dari Tuan Kim.

"Jaehyun-sshi?"

Jaehyun menoleh. "Ne, Ahjussi?"

"Kemari lah, kau juga duduk, jangan terus berdiri!" Ah, ternyata Jaehyun pun sama.

Jungkook bergeser, memberi ruang untuk Jaehyun. Mereka berempat duduk di bangku tunggu, dan hanya mereka yang masih terbangun. Yang lainnya sudah terlelap dengan posisi duduk yang pasti saat bangun akan menyakitkan.

"Kenapa tak kau bawa pulang saja anggotamu?" Tanya Tuan Kim.

Jaehyun tersenyum tipis. "Mana mungkin kami bisa meninggalkan Yerim yang sudah berjasa untuk acara kami, Ahjussi."

"Uri Yerim? Berjasa?" Tuan Kim bingung, ia pula menoleh ke arah Taehyung yang tak kalah bingungnya.

"Yerim sudah memberikan ide untuk acara kami, bahkan dia ikut andil dalam penyumbangan dana dan ikut andil juga dalam bazzar. Dia banyak berjasa untuk kami, Ahjussi."

Tuan Kim dan Taehyung kembali bertatapan. Seutas senyum muncul dari bibir Taehyung, namun belum pada Tuan Kim. "Apa benar itu, Jungkook-ah?" Tanya Tuan Kim memastikan kepada Jungkook.

DECATHECTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang