Saat kejadian Jungkook sakit dan dirawat penuh oleh Yerim, kabar itu sempat menjadi buah bibir, bahkan setelah seminggu berlalu pun tetap saja masih banyak yang membicarakannya. Banyak ucapan-ucapan buruk yang ia dengar, bahkan ada yang mengatakan secara langsung kepadanya. Yerim tak marah, sama sekali tak marah, ia juga tak apa dengan cibiran mereka. Ia sepenuhnya menutup kupingnya rapat-rapat, Suhyun juga menyuruhnya begitu.
Yerim balik menjadi layaknya mahasiswi pada umumnya, berangkat pagi dan kadang pulang hampir petang. Ia menikmatinya, tak ada kesedihan yang ia rasakan sedikit pun. Oh ya, dari tersebar luasnya berita tersebut, Yerim mendapatkan satu hal, sebenarnya ia tak begitu menyukainya, ya, ia mulai terkenal dikalangan kampusnya. Banyak pula yang menyemangatinya, dan ia berterima kasih akan hal itu.
Yerim menjadi anggota yang aktif pada organisasinya, sepintas pun ia tak pernah berkeinginan menjadi anggota dalam sebuah kumpulan, namun ternyata semuanya salah. Hari ini merupakan rapat kesekian kalinya sebagai anggota unit, oh ya omong-omong, anggota Jungkook semuanya resmi menjadi anggota unit yang resmi, dan mereka pun menjadi sangat dekat satu sama lain.
Dengan tangan penuhnya, membawa beberapa buku dan kamus tebal, Yerim berjalan sedikit tergesa. Suhyun meninggalkannya, ya, ia sudah sampai di ruang rapat lebih dulu, alibinya memang ia ingin bertemu dengan Jaehyun.
Yerim mengetuk pintu kayu itu, dan disambut ramah oleh semuanya. Ia mengambil duduk di sebelah Suhyun, tentunya. Netranya tak menemukan lelaki itu disana, mungkin ia terlambat, pikirnya.
"Mencari Jungkook Oppa?" Tebak Suhyun.
Yerim mengelak. "Aniyo! Aku hanya melihat siapa saja yang datang."
"Jungkook Oppa tadi keluar sebelum kau masuk. Sepertinya dia menerima telepon penting."
"Telepon penting?"
Suhyun mengangguk. Ah ya, mereka sempat-sempatnya bergosip. "Sepertinya. Wajahnya tampak tegang sekali."
Merasa dilirik oleh yang lain, Yerim hanya membalasnya dengan anggukan, dan ia pula menyentil tangan Suhyun, menyuruhnya untuk diam.
Rapat berjalan lancar selama satu setengah jam, lumayan lama namun tak terasa bagi mereka. Dan juga, Jungkook tak kembali, ia pergi entah kemana.
Rapat mereka kali ini menjelaskan tentang bazar amal untuk menyambut tahun baru, yang di mana hasil dari bazar nanti akan diberikan kepada sanak yang membutuhkan.
"Yerim-sshi, ku harap kau cepat memberitahu tentang tema apa yang akan kita usung!" Celetuk Jaehyun.
"Baik, Sunbae!" Kemudian Yerim dan Suhyun pun berlalu.
Di perjalanan, Suhyun menyeletukkan satu hal yang membuat Yerim mengangguk setuju.
"Kalau ku lihat, Jaehyun Sunbae itu selalu saja melihatmu. Kau merasa tidak?"
"Hm, aku merasa."
Suhyun berbisik pelan. "Jangan bilang kalau dia menyukaimu, Yerim-ah!"
"Mwo? Mana mungkin! Lagi pula kalau benar begitu, aku tak akan membiarkannya." Ujar Yerim. Ya, ia tak ingin persahabatannya dengan Suhyun hancur begitu saja karena seorang lelaki.
"Wae? Kita kan tak bisa menyalahkan perasaan orang, Yerim-ah!"
"Tapi kita bisa mencegahnya! Lagi pula kau kan menyukainya, mana bisa seperti itu!"
Suhyun terbahak, ia merangkul sahabatnya itu. "Dengar. Mau itu Jaehyun Sunbae menyukaimu atau kau menyukai Jaehyun Sunbae, aku tak apa. Lagi pula aku tak benar menyukainya, aku hanya menganguminya dan kalau disuruh memilih, sudah jelas aku lebih memilih kau daripada Jaehyun Sunbae!"
KAMU SEDANG MEMBACA
DECATHECT
FanfictionCast : Jeon Jungkook Kim Yerim Genre : Sad, Romance, Friendship. Rating : PG 15+ ㅡ Decathect (n) perasaan yang sengaja disembunyikan untuk mengantisipasi kehilangan di masa depan. Kim Yerim harus menyembuhkan luka hati yang telah ia terima. Bukan ha...