Larangan Memandang Rendah Suatu Kebaikan

184 2 0
                                    


👤 Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
📗 Kitābul Jāmi' | Bab Al Birru (Kebaikan) Wa Ash Shilah (Silaturahim)
🔊 Hadits ke-10 | Larangan Memandang Rendah Suatu Kebaikan
~~~~~~~~~~~~~~

LARANGAN MEMANDANG RENDAH SUATU KEBAIKAN

بسم الله الرحمن الرحيم

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla, kita lanjutkan hadits berikutnya dan masih dalam Bab Al Birr wa Ash Shilah.

عَنْ أَبِيْ ذَرٍّ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : "لاَ تَحْقِرَنَّ مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً، وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ." أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ.

Dari Abū Dzarr Radhiyallāhu 'anhu ia berkata: Rasūlullāh Shallallāhu Alayhi Wasallam bersabda:

"Janganlah kamu meremehkan kebaikan apapun, meskipun kau bertemu dengan saudaramu dengan wajah berseri-seri."

(Hadits shahīh diriwayatkan oleh Imām Muslim).

⇒ Hadits ini menjelaskan bahwasanya syari'at memotivasi kita untuk berbuat kebaikan apapun.

Seluruh yang namanya kebaikan hendaknya kita lakukan karena sabda Nabi shallallāhu 'alayhi wa sallam:

لاَ تَحْقِرَنَّ

"Jangan sekali-sekali engkau meremehkan."

Karena di situ ada "nun taukid" artinya ini untuk penekanan sehingga maknanya, "JANGAN SEKALI-SEKALI engkau meremehkan".

مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئاً

"Kebaikan sekecil apapun juga (jangan kau remehkan)."

Maka kemudian Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam mencontohkan:

وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلْقٍ

"Meskipun engkau bertemu dengan saudaramu dengan wajah tersenyum."

Karena bertemu saudara dengan wajah tersenyum merupakan kebaikan.

Ingat firman Allāh Subhānahu wa Ta'āla:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

"Barangsiapa yang melakukan kebaikan sebesar dzarrah, maka dia akan melihat hasilnya."
(QS Al-Zalzalah: 7)

Allāh tidak akan melupakan kebaikan apapun meskipun sebesar dzarrah.

⇒ Dzarrah, disebutkan oleh sebagian Ahli Tafsir bisa dimaknakan dengan salah satu dari 3 makna:

• ⑴ Semut kecil

Yang semut kecil itu seandainya kita letakkan di daun timbangan untuk mengetahui berapa gram beratnya seakan-akan hampir-hampir tidak terasa beratnya.

Kalau semut itu berada di pundak kita tidak akan merasa kalau ada semut karena saking ringannya.

⇒ Artinya, kalau ada orang berbuat kebaikan meskipun beratnya sebesar semut ini maka Allāh akan beri balasan.

Maka jangan diremehkan dan balasannya akan ada dihari kiamat kelak.

• ⑵ Misalnya seseorang meletakkan kedua telapak tangannya di tanah sehingga tangannya kotor, kemudian dia tepukkan kedua tangannya maka tersisalah butiran-butiran kecil di tangannya, itulah dzarrah.

Kalau kita ambil satu butir dari butiran-butiran yang ada tersisa di telapak tangan kemudian kita timbang itulah dzarrah.

Kalau kita letakkan di timbangan mungkin tidak ketahuan berapa beratnya, saking ringannya.

• ⑶ Misalnya seorang membuka jendela maka masuk cahaya matahari maka akan dia akan lihat butiran-butiran debu di udara, itulah dzarrah.

Artinya kalau kita ambil 1 butir dan kita timbang tidak akan terasa beratnya.

Namun disisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla, Allāh tahu beratnya dan Allāh akan beri balasannya.
Kata Allāh:

فَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ خَيْرًا يَرَهُ

"Barangsiapa melakukan kebaikan sebesar dzarrahpun, Allāh akan berikan balasan."

Oleh karenanya ikhwan dan akhwat yg dirahmati oleh Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Rasūlullāh shallallāhu 'alayhi wa sallam melarang kita untuk meremehkan kebaikan apapun.

Ingatlah, Allāh Maha Tahu. Allāh mengatakan:

وَمَا تَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

"Kebaikan apapun yang kalian lakukan maka Allāh Maha Mengetahui."
(QS Al-Baqarah: 215)

Meskipun orang lain tidak tahu engkau senyum kepada orang lain, mungkin orang tidak peduli dengan senyumanmu atau mungkin engkau sendiri juga lupa dengan senyumanmu, tapi Allāh tidak lupa.

Allāh mengatakan:

فَإِنَّ اللَّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Allāh mengetahui senyumanmu tersebut, Allāh mengetahui kebaikanmu tersebut.

Jadi kita berusaha melakukan kebaikan apapun meskipun orang lain tidak tahu, Allāh Maha Tahu.

Meskipun orang lain melupakan kebaikan kita atau bahkan kita sendiri melupakan kebaikan kita.

Dan Allāh tidak akan lupa dan Allāh akan memberi ganjaran di akhirat kelak.

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allāh Subhānahu wa Ta'āla,

Betapa kita butuh dengan kebaikan di akhirat kelak karena di akhirat kelak kita butuh timbangan kebaikan kita menjadi berat.

Allāh Subhānahu wa Ta'āla berfirman:

فَأَمَّا مَن ثَقُلَتْ مَوَازِينُهُ (٦) فَهُوَ فِي عِيشَةٍ رَّاضِيَةٍ (٧)

"Adapun orang yang timbangan kebaikannya lebih berat maka dia akan berada dalam kehidupan yang dia senangi."
(QS Al Qāri'ah: 6-7)

Dia akan mendapatkan surga dan kita sangat butuh dengan kebaikan timbangan kita menjdi berat.

Oleh karenanya kita berusaha melakukan kebaikan apapun; senyum kepada saudara.

⇒ Ini akan menambah beratnya timbangan kebaikan kita di akhirat, jangan kita remehkan.

Oleh karenanya, seorang berusaha melatih diri untuk bertemu dengan saudaranya dengan wajah berseri-seri, dengan wajah senyum.

Jangan bertemu dengan saudaranya dengan wajah muram, kusam, garang, tetapi kita harus tawādhu' (rendah diri).

Apa salahnya jika kita senyum?

Apakah kalau kita senyum dengan orang lain berarti kita rendah?

Terkadang setan datang mengabarkan kepada kita kalau kita senyum kepada orang seakan-akan kita rendah, sehingga kita dengan wajah masam seakan-akan angkuh.

Jangan yā, ikhwan!

Kita berusaha senyum kepada setiap orang, hal ini menunjukkan kita tawādhu' di hadapan Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

Kita senyum kepada dia karena perintah dari Nabi Shallallāhu 'Alayhi wa Sallam dan ini pasti ada balasannya di akhirat kelak.

Oleh karenanya, tebarkanlah senyuman maka niscaya Anda akan mendapatkan ganjaran sebanyak-banyaknya di sisi Allāh Subhānahu wa Ta'āla.

وبالله التوفيق والهداية
السلام عليكم ورحمة الله و بركاته

Ditranskrip oleh Tim Transkrip BiAS
------------------------------------------

kitab jami' bulughul maramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang