8. Fakta terbaru

8.4K 531 18
                                    

Terkadang kamu memang harus menjadi lebih kuat dengan kesendirianmu

Tanpa sadar Naya terbangun di ranjang seseorang. Pikirannya terlempar beberapa bulan yang lalu waktu terbangun di ranjang bersama dengan Jason. Dengan buru-buru Naya membuka selimutnya dan melihat kelengkapan pakaiannya. Setelah di rasa semua baik-baik saja Naya menghela nafas lega.

Naya terpaku saat pintu kamar terbuka, refleks Naya menutup matanya dia takut melihat siapa penculiknya.

"Nay, kamu ngapaiin tutup mata," ucap Rahardi.

Mengenal siapa suara itu Naya langsung membuka matanya dan berlari memeluk Rahardi. Rahardi yang terkejut dengan tindakan Naya sedikit terhuyung untung nampan di tangannya tidak terjatuh.

"Weh, Weh santuy Nay, aku emang pelukable sih cuma hati-hati untung nampannya gak jatoh," ujar Rahardi.

Naya langsung melepas pelukannya dan menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu. "Maaf yah, Di, aku pikir aku di culik terus kamu deh yang selamet ini aku," kata Naya dengan jujur. Bagaimana pun terbangun di ranjang asing seperti ini hal yang menakutkan.

Mendengar itu Rahardi hanya tertawa dan berjalan kearah ranjang sambil menaruh nampan di atas meja balas di samping tempat tidurnya. "Kalo kamu di culik, di tempati nya di gudang atau gak di tangannya udah di Iker ke belakang." Jelas Rahardi.

"Iya juga sih," kata Naya.

Rahardi sudah duduk di tepi ranjang. Dia memperhatikan Naya yang malah asik memperhatikan desain kamarnya.

 Dia memperhatikan Naya yang malah asik memperhatikan desain kamarnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rahardi menegur Naya, "Nay, kamu mau sampe kapan berdiri disitu aja."

Naya tersenyum dan menghampiri Rahardi. "Untuk kamar cowok, kamar kamu rapih deh, dan ngomong-ngomong kita di rumah siapa?"

"Apartemen aku Nay." Rahardi mengambil nampan dan menaruh diantara mereka berdua.

"Kok kamu gak cerita kalo punya apartemen?" Tanya Naya sedikit protes.

"Kan barusan aku cerita."

"Yeh, maksud aku tuh kemarin-kemarin, terus anak-anak yang lain tau gak apartemen kamu yang ini?"

"Cuma kamu yang tau."

Tiba-tiba Naya bertepuk tangan kegirangan. "Wih, keren kok cuma aku sih yang tau, padahal kan kamu mau nikah sama Carmela?"

"Kan kamu spesial."

"Karetnya berapa?"

"Karetnya dua yang bungkusnya di robek dikit spesial."

"Kok kek nasi uduk sih," protes Naya.

Rahardi tertawa. Dia lalu menarik hidung Naya.

"Aduh..duh..duhh..Di."

Rahardi melepaskan jepitan tangannya pada hidung Naya dan tertawa lepas. Rahardi baru tahu Naya orang yang semenyenangkan ini.

"Kamu nanya mulu yah bawel mending nih makan," ujar Rahardi sambil memberikan sendok kepada Naya.

Mata Naya berbinar melihat makanan. Karena seingatnya dia menyentuh nasi kemarin pagi. Soalnya, kemarin banyak sekali orderan go-food yang mengharuskannya mengantre panjang.

Dengan lahap Naya memakannya. Di sela-sela suapannya Naya bertanya, "Di motor aku dimana deh?"

"Sejak kapan kamu jadi driver ojek online?" Tanya Rahardi tiba-tiba.

Naya menelan salivanya lamat-lamat, karena memang teman-temannya belum ada yang tahu kecuali Jason waktu itu tidak sengaja. "Sejak-"

"Sejak uang kuliah kamu, kamu pake untuk bayar rumah sakit ayah kamu kan?" Tebak Rahardi tepat sekali.

Naya makin diam, yang tadinya Naya sedang menyendok makanannya langsung berhenti dan menundukkan kepala. Rahardi tersenyum dan kembali menyingkirkan nampannya diantara mereka berdua.

Rahardi maju sedikit dan meraih dagu Naya agar menatap matanya. "Kenapa gak cerita masalah kaya gini?" Tanya Rahardi hati-hati.

"Aku gak enak aja sama kalian masa aku nyusahin kalian terus," jawab Naya.

Sebenarnya, Rahardi sudah tahu jawaban Naya pasti seperti itu. Rahardi diam-diam mengikuti Naya beberapa bulan belakangan ini dan mengetahui segalanya. Dan tanpa sepengetahuan Naya juga Rahardi membayarkan kekurangan uang kuliah Naya dan membayar lunas untuk semester selanjutnya.

"Gak ada yang di susahin kok, Nay, jangan capek-capek Nay ngambil dua kerjaan sekaligus kamu harus pikirin kesehatan kamu juga." Kata Rahardi dengan lembut.

Naya tersenyum. "Maaf yah, aku janji ko gak bakal capek-capek lagi, ngomong-ngomong kamu juga lagi ada masalah yah, Di sama Carmela soalnya setiap aku liat di kampus kalian jauh-jauhan gitu?"

Rahardi tersenyum dan melepaskan tangannya dari dagu Naya. Dia memundurkan kepalanya sejenak dan menatap Naya dalam. "Ada hal yang gak bisa aku kasih tau ke kamu, tapi intinya pertunangan kita batal."

"HAH!"

"Udahlah lupaiin aja lagian gak penting-penting amat sekarang itu yang penting kamu, Nay."

"HAH!"

Dalam kurun waktu kurang dari tiga puluh detik Rahardi sudah membuat Naya terkejut dua kali, karena ucapan Rahardi.

"Maksud kamu apaan sih, Di?"

"Gak ada. Udah lanjutin makanya abis itu mandi aku anterin kamu pulang!" Perintah Rahardi.

"Lha, kok pulang aku kan mau kerja bisa-bisa gaji aku di potong kalo aku gak kerja dan bolos Mulu," protes Naya yang tidak setuju dengan perkataan Rahardi barusan.

Rahardi menutup telinganya, karena karena Naya yang terus protes.

"Rahardi ih aku lagi ngomong kok di tutup telinganya."

Cup

Rahardi mencium bibir Naya sekilas dan tentu saja satu ciuman itu dapat membungkam seluruh protes Naya. Naya masih mengedipkan matanya berulang kali.

"Kamu abis-" ucapan Naya terpotong dengan tindakan Rahardi.

Rahardi menyatukan kening mereka berdua. Gerakan Rahardi tiba-tiba membuat Naya menahan nafasnya.

"Nay, ini permintaan serius aku, apapun yang terjadi di depan sana jadikan aku rumahmu, seberat apapun masalahmu cukup lari ke aku. Karena mulai detik ini seluruh kesedihanmu milikku dan kebahagiaanmu milikku juga." Jelas Rahardi. Setelah, mengucapkan itu Rahardi menjauhkan kening mereka dan berdiri. Sebelum pergi Rahardi mengacak rambut Naya dan keluar kamar.

Setelah, Rahardi pergi Naya baru bisa bernafas lega. Naya sejujurnya masih bingung dengan perubahan sikap Rahardi.

"Apa dia stress yah gagal tunangan sama Carmela kasian juga nanti aku bantu ngomong deh sama Carmela," kata Naya sambil mengambil nampan berisi makanannya.

Di balik pintu kamarnya Rahardi menatap Naya sambil memejamkan mata sejenak lalu di terbuka kembali.

"Aku ada di samping kamu, Nay, untuk jadi pelindung kamu."

Lalu, Rahardi menutup pintu kamarnya pelan-pelan dan bergegas mandi untuk mengantarkan Naya pulang ke rumahnya. Bagaimana pun, Naya memiliki Ayah yang sangat mencemaskannya, jika anaknya pulang telat.

Rahardi mengambil ponselnya dan mengetikkan sesuatu untuk orang di sebrang sana. Apapun yang terjadi ini pilihan Rahardi.





Kamu pilih dia atau aku

Asik asik Joss

Jangan lupa vote dan comment yaaa😍😍😍😍

Love By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang