24. Aku Kehilangan?

11K 575 63
                                    

Apa benar kata orang, setelah d tinggal baru tahu namanya kehilangan?
~ Jason

Sudah seminggu sejak kepergian Naya, Jason seperti orang gila yang tak terurus. Rambut acak-acakkan, semua orang seakan-akan menyembunyikan Naya darinya. Nomernya di blokir oleh Naya, bahkan di rumah orang tuanya pun Naya tidak ada.

"Lo ke mana sih, Nay," kata Jason sambil mengusap kasar wajahnya di dalam mobil yang terparkir di kampus.

Ponselnya berdering Jason dengan cepat mengambilnya saat di lihat itu dari Cinthia, Jason langsung mengabaikannya. Jason hanya cemas dengan Naya dan mungkin anaknya. Sudah seminggu juga Jason menjauhi Cinthia.

Jason menatap ke depan dan matanya menangkap kehadiran Naya, dengan cepat Jason keluar dan mengejar Naya.

"Nay, Naya,"

Saat di depan Naya, Jason langsung memeluknya.

Tubuh Naya tegang saat mendapatkan pelukan tiba-tiba ini. Naya tidak membalas pelukan Jason, dia masih memikirkan banyak hal dalam otaknya, seperti ada apa dengan sikap aneh Jason.

Jason mengurai pelukannya dan menangkup pipi Naya.

"Lo ke mana aja, Nay, gue udah nyari lo ke mana-mana, gimana kesehatan lo?"

"Jas?"

"Nay, gue g-gue kangen sama lo."

"Jason?"

"Lo balik yah sama gue, ke rumah kita," ucap Jason sambil mengecupi tangan Naya.

Naya tersenyum dan dia merasa ada pergerakan dari dalam perutnya. "Jason tapi aku udah bilang semua di surat, kamu baca kan?"

"Gue nggak peduli Naya, nggak peduli. Gue cuma mau lo balik ke rumah."

"Ta—"

"Gue mohon lo balik yah, Nay."

Naya mengembuskan napas dan menarik Jason ke taman kampus. Jason hanya menuruti ke mana Naya membawanya.

"Jason, kamu tau nggak si aku naksir kamu udah lama banget," ucap Naya tiba-tiba.

Jason mendengarnya dan menelan salivanya. Apa selama ini, kata teman-temannya Naya mencintai cowok adalah dirinya, batin Jason.

"Malam itu, anggap saja kita di jebak sampai aku hamil anak kamu. Aku nggak minta pertanggung jawaban, karena kamu memperkenalkan Cinthia sebagai perempuan yang kamu sayangi. Dari dulu aku memang nggak pernah singgah di hati kamu walaupun sedetik. Lucu rasanya saat kamu malah menikahi aku tanpa dasar cinta."

"Nay—"

"Cuma kayaknya kamu yang nggak peka sama sekali deh," lanjut Naya sambil terkekeh.

"Gitar waktu itu jangan bilang dari lo?"

Naya terkekeh geli. "Kamu inget? Gitar itu satu-satu hadiah termahal yang bisa aku kasih ke kamu. Aku sengaja kumpulin dari hasil uang jajan aku yang gak seberapa, saat Nilam dan Dila menawarkan tambahan uang, aku tolak. Aku ingin kamu tahu perjuangan aku sampai sejauh ini ..."

Jason terkejut dan teringat di masa itu saat ulang tahunnya waktu SMA memang ada yang membelikannya gitar.

"Kenapa lo nggak pernah bilang?"

"Kamu inget nggak, aku pernah chat kamu dan tiba-tiba nanya seputar gitar. Mungkin kamu nggak peka, aku detail nanya itu dari harga dan kualitasnya."

Jason merasa tertampar dan merasa manusia paling bodoh sejagat raya. Bagaimana dia bisa tidak tahu, padahal yang Jason ingat memang Naya tidak ada minat di bidang musik.

"Nay, gu-gue minta maaf sama lo, kita pulang yah," ajak Jason dan menggenggam tangan Naya.

Naya menatapnya dan tersenyum. "Sepertinya ikatan kita nggak pernah bisa menjadi satu, Jas, padahal sudah dipaksa bersama."

"Naya, kita bisa perbaiki semuanya."

Naya memandang Jason dan mengusap pipi lelaki yang selama ini dia sayang.

"Memang penyesalan selalu datang belakangan, Jas."

"Tapi kesempatan selalu ada Naya, tolong kasih gue kesempatan memperbaiki semuanya."

Naya bersandar pada bahu Jason dan Jason memeluknya menghirup wangi rambut Naya.

"Dari awal memang hubungan kita udah salah, tidak ada yang bisa di perbaiki sama sekali, Jason. Aku tahu kamu berhak bahagia tanpa aku."

Jason merasakan matanya mulai memanas makin mempererat pelukannya.

"Maaf Nay, maaf, gue janji bakal benerin semua kerusakan kita dari awal."

Naya menegakkan badannya menatap Jason.

"Makin di paksa makin ancur Jas, entah buat aku atau pun orang tua kamu. Jadi memang lebih baik kita ce—"

Jason menggelengkan kepalanya kuat-kuat dan meremas tangan Naya.

"Gue yakin, kita bisa, gue nggak akan menceraikan lo apalagi lo sedang mengandung anak gue."

"Jason maaf."

Dari kejauhan sana dua orang dengan misi yang sama menatap benci Naya dan Jason.

"Wow, Naya itu luar biasa. Setelah merebut Rahardi sekarang Jason?"

Cinthia menatap sinis ke depan. "Gue bakal tunjukkin siapa yang berkuasa di sini."

***

Malam ini pertama kalinya Naya tidur satu ranjang dengan Jason. Iya, setelah tadi sore Jason menggunakan Samuel untuk membujuk Naya tentunya akhirnya Naya ikut pulang. Tentu saja semua orang menyambut ramah kecuali, Kristina.

"Nay?"

Naya hanya berdeham, karena memang posisi Naya membelakangi Jason. Naya merasakan dirinya di peluk dari belakang. Tangan Jason mengusap lembut perutnya.

"Nay, jangan pergi lagi," ucap Jason.

Naya hanya memejamkan mata, pikirannya melayang ke Rahardi. Kenapa Jason malah memutar balik haluan, padahal dia sudah meninggalkan Naya dengan Rahardi.

"Nay, lo tidur?"

Jason bangun sedikit dan menatap wajah Naya. Tangannya mengusap rambut Naya dan mengecupnya.

"Gue janji akan perbaiki segalanya, Nay, untuk kita dan bayi dalam perut lo. Gue akan menyudahi semuanya dengan Cinthia demi kamu.






Wkwkwkw

Jeng ... Jeng ... Jeng

Btww

Kita lagi menuju part-part akhir lho, kira-kira Naya tetap mempertahankan Rahardi atau kembali bersama  Jason?

Setelah kalian lega mari aku ruwetkan kembali😂😂🤣
Loveyugais.

Love By AccidentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang