Louis Tomlinson - Miss You
***
Wulan mengendarai mobilnya tak tentu arah. Sial. Dirinya benar-benar kesal, kecewa, marah.
Menghela napasnya, akhirnya Wulan memutuskan untuk berhenti di taman depan SMAnya dulu. Tempat ini terlalu banyak kenangan dan hatinya selalu sakit saat mengingat salah satu kenangan yang selalu ingin dia lupakan.
Duduk di salah satu tempat dekat kolam ikan. Dia butuh waktu sendiri, menenangkan pikirannya. Lagi pula apa yang salah? Hamil di luar nikah? Siapa yang harus disalahkan? Kenapa malah ia yang merasa bersalah seperti ini?
Benar. Kenapa perasaannya jadi tidak nyaman seperti ini? Terlebih ia merasa jika di belakangnya ada seseorang yang memerhatikannya dari tadi.
Belum sempat Wulan melihat ke belakang, ia dikejutkan dengan cola dingin yang menempel di pipinya.
"Astaga!" Kejutnya.
"Minum?" Tawar Akaash yang ternyata ada di sana juga.
"Apa yang kau lakukan di sini?!"
"Hei! Ini tempat umum jadi aku bebas berada di sini." Jawab Akaash santai.
"Lagi galau?" Tanyanya perlahan.
Wulan diam dan tetap memerhatikan hal yang ada di depannya.
"Lan? Kamu kenapa?" Wulan tersentak kaget saat Akaash menyentuh pundaknya.
"Lagi ada masalah?" tanyanya lagi. Dan Wulan tetap enggan memberi jawaban.
"Kamu tahu? Di sini tempat kita pertama bertemu, di sini kita pertama kali jadian, dan di sini juga kita berakhir," Akaash diam sebentar mengingat hal yang ia sesali sampai sekarang. "Kamu tau? Sejak hari itu, saat aku selalu rindu kamu, saat aku ingin mengulang semua kenangan kita, saat aku selalu ada masalah, aku selalu ke sini. Hanya tempat ini yang bisa menenangkan aku karena kamu."
"Menyesal juga tidak ada gunanya karena aku kehilangan kesempatan untuk menjelaskan hal yang membuat kita seperti ini karena kamu keburu pergi ke Paris. Aku ada di sana, hari di mana kamu berangkat. Aku kejar kamu ke bandara, Lan. Dan aku terlambat," Wulan akhirnya menatap Akaash yang sedang menatapnya juga.
"Aku selalu ingin menjelaskannya, tapi sepertinya percuma bukan? Kamu juga tidak akan percaya jadi aku memutuskan untuk menyerah walau hati tetap enggan untuk menyerah."
"Kaash, muka kamu kenapa berantakan gini sih? Sejak kapan kamu punya mata panda? Itu juga, kapan kamu terakhir cukur?" Ucap Wulan berusaha mengalihkan pembicaraan.
Akaash menghela napasnya, "kamu itu pinter banget ngalihin pembicaraan ya?"
Wulan terkekeh. "So, Wulan, ada masalah apa? Atau kamu kangen sama kau sampai datang kesini?"
"Apa yang akan kamu lakukan saat sahabatmu merahasiakan hal yang sangat besar dari kamu?" Tanpa mengaihkan pandangannya Wulan mulai bertanya.
Akaash menaikkan sebelah alisnya, "sahabat itu bukan soal berapa lama kalian dekat tapi soal kalian saling percaya satu sama lain, saling menghargai tanpa memojokkan yang lain. Sahabat itu sangat penting, Moon. Mereka yang selalu ada setelah keluarga kita. Kamu tahu? Kamu beruntung karena memiliki sahabat seperti mereka. Dengarkan penjelasannya dan setelahnya tergantung kamu memilih apa."
Akaash mengelus lembut rambut Wulan dan berlalu pergi, "aku ada operasi, aku duluan oke?" Wulan mengangguk dan menatap punggung kekar Akaash yang menjauh sembari menahan debaran jantung yang menggila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Angel's
ChickLitSa.ha.bat N Kawan; teman; handai; Bertemu dan langsung menjadi akrab itu sulit. Mengumpulkan beberapa orang dengan sikap dan sifat yang berbeda pun juga sulit. Tapi ini kisah mereka, dengan garis hidupnya masing-masing. Percaya bahwa semua yang terj...