13th - Rindu Itu Sulit Bukan?

82 13 2
                                    

"Pergilah, Gas. Cari perempuan lain yang lebih layak untukmu," ucap Ayu tanpa ingin melihat wajah Bagas yang sudah pias. "Aku akan mengirim surat pengunduran diri," lanjutnya.

"Kenapa?" tanya Bagas dingin.

"Masih banyak perempuan cantik lainnya yang ingin bersanding denganmu."

"Kamu tahu, aku tidak butuh mereka." Jawab Bagas masih dengan wajah dinginnya.

Ayu memainkan ujung mugnya. "Jangan buang waktumu untuk menunggu perempuan yang gagal move on ini, Bagas."

"Sudah aku duga kalau ada yan gak beres dari perginya kamu kemarin."

"Lagipula, kita tidak sederajat bukan? Kamu dari kaum atas, terhormat. Sangat berbeda denganku."

"Kamu pikir aku peduli tentang itu?"

"Kamu tidak, tapi orang tuamu? Jangan egois hanya karena perempuan, Bagas."

"Mereka tahu kamu. Dan mereka selalu minta untuk dipertemukan dengan kamu, Ayu."

Ayu menghela napas lelah, tidak habis pikir dengan lelaki di depannya ini. Benar-benar pantang menyerah. "Keluargaku punya aib."

Bagas terdiam saat mendengar itu. Ia terus melihat ke arah Ayu yang sedang menunduk memperhatikan mug di tangannya.

"Kamu diam bukan? Aib bukanlah hal yang pantas diterima, Gas. Keluargaku tidak sebahagia yang kamu pikir."

"Apa? Apa aib itu, Ayu?" Ayu diam saat ditanya itu. Menjawab pertanyaan itu sama saja dengan membuka luka lama, luka yang hingga kini tetap ada dan terus ada.

"Bagaimana aku bisa mengerti jika kamu diam? Kamu itu manusia, Yu. Kamu butuh orang lain di hidupmu. Biarkanlah salah satu dari orang lain itu masuk ke kehidupan kamu dan mengerti kamu. Gak selamanya kamu bisa hidup sendiri."

Ayu menggeleng. "Ini bukan masalah aku bisa hidup sendiri atau tidak—

"Lalu apa? Kamu membentengi dirimu agar tidak ada yang bisa masuk dan mengerti siapa dan kenapa kamu, Ayu Azzahra."

Ayu lagi-lagi menghela napas lelah, sebelum Ayu ingin membalas kata-kata Bagas, lelaki itu sudah memotongnya duluan.

"Kenapa pernikahan kamu batal? Aku tau ada yang tidak beres. Ini bukan soal 'Calon Suamimu' meninggal tiga jam sebelum acara akad dimulai."

Ayu diam. Ini yang dia hindari. Pertanyaan yang seumur hidupnya akan ia benci.

"Bukan urusanmu." Jawab Ayu dingin.

"Dia tidak kecelakaan bukan? Lelaki itu, bunuh diri 'kan? Meminum obat penenang hingga overdosis. Benar bukan aku?"

Ayu tersentak kaget saat Bagas berbicara seperti itu. Pikirannya berkelana kemana-mana.

"Apa maksudmu! Anggara meninggal karena kecelakaan! Mobil yang ia naiki menabrak pohon!"

"Menabrak pohon dan kondisi kedua korban yang notabennya adalah Sang Supir dan lelaki yang kamu kira Anggara itu hangus terbakar. Sang supir yang terbakar di kursinya dan Anggara yang ditemukan di bawah mobil dengan kondisi yang benar-benar hancur,

Apa menurutmu itu masuk akal, Ayu? Anggara bahkan duduk di kursi penumpang, bagaimana ia bisa ada di bawah mobil?"

"Apa yang kamu bicarakan. Kasus itu sudah di tutup tiga tahun lalu."

"Ya, kamu sengaja meminta untuk menutup kasus tersebut agar kematian Anggara yang sesungguhnya tidak diketahui orang luar. Apa yang dia lakukan hingga dia berani bunuh diri? Ah tidak, ada satu lagi pertanyaan tentang janggalnya pernikahan kamu yang batal.

Angel'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang