17th - Urusan Kami?

65 11 0
                                    

Alister menatap Ayu tajam. Dia memang kembaran Anggara, tapi selama 29 tahun hidupnya, hanya senyum dan tawa Ambarwati yang membuat ia terpaku. Tidak banyak perempuan yang datang di hidupnya, tak sebanyak mantannya Anggara tepatnya.

Tapi apa salahnya jika ia menginginkan Ambarwati? Segala kekacauan di hidup Ayu itu ulah Anggara, kembarannya. Tapi kenapa imbasnya ke dia? Ayu dan Alister memang sempat ingin menikah, tapi gagal karena Ibunya Ayu masuk rumah sakit dan tidak setuju dengan pernikahan mereka 'kan?

Lalu apa salah Alister?

Oh ya, dia tiba-tiba melamar anak orang tanpa pendekatan secara jelas. Tapi dia'kan tidak se-tengil Anggara yang semua perempuan bisa ditaklukan, membuat kejutan malam ini saja sepertinya gagal, karena yang marah-marah malah Ayu, sedangkan Ambar? Ia diam menatap Alister dan Ayu yang sedang bertengkar.

Tuhan, apa mencintai seseorang sesulit?

"Yu, kenapa sih, kamu harus ngurusin banget kehidupan Ambar? Kenapa tidak kamu pikirin kisah cintamu dengan bos besarmu itu?"

"Ya jelas lah, gila! Ambar sahabat aku, bahkan aku lebih mengenalnya dari pada kamu 'Lelaki yang mengaku mencintainya'." Balas Ayu.

Baru saja Alister ingin membalas, Ambar sudah memotongnya terlebih dahulu. "Cukup! Ini kalian kenapa sih? Masih punya urusan yang belum kelar? Bisa di lain waktu aja gak ributnya?"

"Kami sudah tidak memiliki urusan apa-apa." Tukas mereka bersama

Ayu mendengus muak dan Alister yang memutar bola matanya.

"Oke, terserah. Jadi Tuan Alister yang terhormat, bisa anda perkenalkan siapa dirimu? Dan barang-barangmu? Dan acara ini?"

Alister menatap mata coklat terang Ambar sebenatr dan menduduk. Dan Demi Tuhan! Ayu yang berada di samping Alister, melihat jelas rona merah di pipi lelaki itu.

Is he blushing?

"Gila! Lo malu cuman ditanya gitu doang?!" teriak Ayu.

Dan sontak Luna lansgung menutup mulut Ayu dengan tangannya. "Ayu! Lo bisa diem dulu gak sih?!"

Ayu mengangguk.

Alister masih menunduk dan mencoba menjawab Ambar. "Y—ya seperti itu."

"Seperti apa?" tanya Ambar datar.

Alister menghembuskan napas pelan. "Aku Alister Galen, dan Ayu sudah cerita tentang aku, lalu apalagi?"

"Motifmu. Motifmu mengundang kami semua kesini, memberiku hadian selama 30 hari."

"Awalnya, sekarang aku benar-benar ingin melamarmu. Tapi gagal karena Ayu yang tiba-tiba datang dan menghancurkan scenario, juga aku sadar kalau kamu butuh pendekatan'kan? Maka sebaiknya kita mulai pendekatan terlebih dahulu dengan bertukan nomer ponsel, mungkin?"

"Modus!" cibir Ayu.

"Ayu!" omel Wulan.

Ambar tertawa sinis. "Setelah membuatku penasaran selama sebulan, dan tiba-tiba memberi kejutan, dan sekarang kamu minta nomer?"

Oh tidak semudah itu, Ferguso.

"Bukankah itu awal dari sebuah pendekatan?"

Baru Ambar ingin menjawabnya lagi, intruksi dengan suara kencang itu membuat mereka yang berada di dalam Aula, menoleh ke arah pintu.

"Apa yang kamu lakukan di Hotel malam-malam seperti ini, Ayu?!" teriak Bagas saat itu sudah berlari agar mendekat kepada Ayu.

"Kok kamu disini?!" tanya balik Ayu.

Angel'sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang