Extra#1 - Melepaskan

302 20 7
                                    

(Sudut pandang Wonwoo)

***

Wonwoo menghembuskan nafasnya teratur setelah mendapatkan kesempatan untuk memejamkan matanya untuk sebentar. Cowok itu hanya tidur 3 jam karena sibuk mengerjakan tugas ilmiahnya semalam. Alhasil? Ya gitu. Ngantuk.

Tapi baru saja Wonwoo mengistirahatkan matanya, Namjoo dan Jeonghan datang dan mendudukkan diri mereka di depan dan di samping Wonwoo. Tak lupa dengan bising yang mereka sebabkan hingga Wonwoo terusik istirahatnya.

Wonwoo mendecak pelan. Mau tak mau bangun, lalu memandang mereka bergantian dengan tatapan malasnya.

Namjoo dan Jeonghan menoleh, lalu menyengir kompak membuat cowok kurus itu lalu mendecak pelan. Wonwoo kemudian hanya duduk bersandar pada kursinya. Tak berniat kembali tidur.

"Eh udah denger belum katanya Mingyu udah ada pawangnya" celetuk Namjoo mulai bergosip. Jeonghan yang gak mau ketinggalan refleks maju untuk mendengar suara Namjoo lebih keras.

"Emang siapa"

Namjoo terdiam untuk berpikir. "Ha- hana yaa kalau gak salah namanya?" Gumam gadis itu tanpa sadar membuat Wonwoo langsung menegak dan tersentak pelan.

Cowok itu menoleh ke arah Namjoo, bersamaan dengan Jeonghan yang tanpa sadar ikut menoleh ke arah Wonwoo.

Wonwoo terdiam. Sama kayak Jeonghan.

Dan Jeonghan yakin, pikiran mereka berdua sama, karena mereka tau siapa sosok Hana itu.

***

Jeonghan meletakkan sebuah paper bag tepat di hadapan Wonwoo. Membuat cowok itu menaikkan sebelah alisnya dan menggerakkan dagunya kecil.

"Anterin dong ke Hana, sekolah depan" ucap cowok itu. Wonwoo langsung menggeleng menolak. Tau kan gimana rasanya baru dapat kabar doi udah sama cowok lain, tapi harus ketemu sama doinya langsung?

Jeonghan mendecak pelan, "Gue udah kasih kesempatan juga buat lo nanya ke dia! Yakin gak mau?" Sahut Jeonghan galak.

Wonwoo menghela nafasnya. Disusul dengan cowok itu bangkit dari duduknya, lalu meraih asal paper bag itu, kemudian pergi dari sana meninggalkan Jeonghan yang tersenyum penuh arti.

"Goodluck" gumam cowok itu dalam hati.

***

Iris mata Wonwoo tanpa sadar melebar waktu sosok Hana telah terlihat oleh netranya. Membuat cowok itu langsung mendekat dan menepikan motornya.

Masih sama. Wonwoo masih dibuatnya berdebar walau hanya menatap cewek itu saja.

"Udah lama?" Tanya Wonwoo. Hana menggeleng langsung, "Gak kok baru aja" katanya.

Wonwoo berusaha untuk tenang dan berlagak seperti biasa saja. Cowok itu menyodorkan paper bag yang Jeonghan kasih ke dia.

"Nih, Jeonghan ada urusan" katanya memberitahu. Padahal.. cih.

"Cek dulu bener gak barangnya"

Hana langsung meraih paper bag itu dan mengintip ke dalamnya, lalu tersenyum lebar seketika. Lucu.

"Bener kok kak Wonwoo, barangnya."

Wonwoo terhenyak. Udah lama gak mendengar suara Hana yang menyebutnya dengan sebutan 'kak' dengan nada ceria seperti itu. Kalau boleh jujur, Wonwoo kangen.

"Emang ini buat siapa?" Tanya cowok itu agak serak yang langsung dijawab sama Hana, "Buat abang" katanya.

Wonwoo mengangguk pelan. Sama sekali tak bisa melepaskan tatapannya dari gadis manis itu.

"Uangnya gue titip kak Wonwoo apa gimana?"

Wonwoo tak menjawab. Dia terlalu fokus memandangi wajah Hana hingga tak sadar jika gadis itu berbicara kepadanya.

"Kak?"

"Eh?"

Wonwoo lalu tersadar penuh, "Titip gue aja deh, biar sekalian" sahutnya yang diikuti dengan deheman pelan. Hana terkekeh, lalu memberikan beberapa lembar uang ke Wonwoo dan tak lupa mengucapkan makasih.

Wonwoo gemas, rasanya pengen mengusap puncak kepala gadis itu, seperti yang dulu dia lakukan.

"Lo sama Mingyu.. gimana?"

Wonwoo berdebar, menatap wajah Hana yang seketika terdiam untuk sejenak.

"Oh? Ah ya gitu deh.." sahut gadis itu pelan. Membuat Wonwoo diam-diam melemas. Jadi benar?

"Eh Kak Wonwoo tau?"

Wonwoo tersenyum pahit, "Satu sekolah gue juga tau" katanya berusaha untuk terlihat baik-baik saja.

Tapi semakin cowok itu berusaha menutupi kenyataan dengan berpura-pura kelihatan baik-baik saja, kenapa malah rasa sakit yang makin dirasakan Wonwoo?

Gadis itu melongos pelan, membuat Wonwoo tak tahan untuk tidak mengusap puncak kepalanya gemas.

Janji ini yang terakhir.

Setelah ini, Wonwoo akan mundur.

Mungkin itu lebih baik?

Dan sore itu menjadi hari terakhir dimana Wonwoo memandang Hana sebagai seorang yang penting, sebelum cowok itu memutuskan untuk mundur dan melupakan semuanya.

Wonwoo menjauh, meninggalkan gadis itu yang terus memandangi kepergian punggungnya dan juga meninggalkan kenangan masa lalu yang juga menetap di sana.

***

a/n:
Haduh Wonwoo ku:")

Feels nya dapet gak sih? Baper gak sih kalean?

Kalau enggak y maap atuh y kak:(

Dumb; Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang