Hold Me

191 24 2
                                    

And i realized, i also owe myself that
In fact, i owe myself the biggest apology
unknown

LINE
Daniel A. H
Kinanthi
I know what I did last night was wrong
but can we stay being friends, at least?
I don't want to lose you again
so text me when u get this okay

Gue mematikan handphone dengan sebal. Gue sendiri padahal yang bilang bahwa masalah ini gausah dibawa ke hati, tapi kenapa gue kesal terhadap pesan yang dikirimkan Daniel? Dia sudah meminta maaf, which means dia sadar kalau perbuatan dia salah dan melanggar hak privasi seseorang. Tapi apakah gue sanggup buat memaafkan doi sekali lagi? Gue membuka handphone untuk melihat jam berapa sekarang, baru jam 5 pagi! Gila Daniel gak tidur apa bangunnya kepagian sih. Minutes later, gue sadar kenapa juga mikirin Danik udah tidur apa belum, harusnya gue mikirin diri sendiri yang sudah kekurangan waktu tidur selamasatu minggu belakangan ini.

Gue memutuskan untuk tidur lagi sampai tubuh ini menolak buat berpisah dengan ranjang tercinta. Gue terbangun lagi saat matahari sudah terpajang di langit terang-terang dan sinarnya sudah menusuk sesaat gue membuka mata.

Sekiranya lebih dari setengah jam setelah masak ala kadarnya,gue termenungdi sofa dengantv yang masih menyala. Pikirangue menimbang-nimbang apakah mau membalas pesan Daniel yang tadi pagi itu atau tidak. Jujur aja, gue merasa menjadi perempuan terbodoh saat ini, bisa-bisanya kecolongan lagi – mana dengan orang yang sama! Tapi kata mama kalau ada masalah harus diselesaikan jangan lari menghindar. Jadi gue menyingkirkan kegengsian gue dan akhirnya gue mulai menekan-menekan layer sentuh hp untuk membalas pesannya.

Azalea Kinanthi
no need to feel bad
(You should feel bad)
friends can make mistakes too, tho
(Friends? Friends know boundaries.....or not)
at least we both knew it was wrong

**

Ting ting ting!

Bel pintu apartemen gue berbunyi untuk kesekian kalinya. Gue kira ini cuma mimpi tapi kenapa gak selesai-selesai. Gue mengucek-ngucekmata sebentardan memandang jendela ruang tv untuk bengong sebentar. Ya, gue butuh beberapa menit untuk menyadarkan diri. Gue melihat sekeliling danmengira-ngira sendiri sudah jam berapa sekarang. Langit sudah berubah menjadi jingga kemerahan yang berarti sekiranya sudah menuju jam 6 sore. For numerous time I slept on my beige sofa with the tv on. Gue tetap menyalakan tv menyala dan berjalanmenuju pintu dan menemukan (lagi-lagi) Daniel membawa kantong plastik putih di kedua tangannya, yang entah itu apa isinya.

"Lama banget bukain pintunya. Pegel tau!" Omel Daniel sambil menyelonong masuk ke dalam unit guetanpa permisi. Gue bingung setengah mati. Gak bingung sih, cuma otak gue suka lola kalau abis bangun tidur. Gue menerka-nerka apakah gue menelponnya tanpa sadar dan menyuruhnya untuk datang atau dia dengan nekatnya datang dengan kemauan sendiri?

 Gue menerka-nerka apakah gue menelponnya tanpa sadar dan menyuruhnya untuk datang atau dia dengan nekatnya datang dengan kemauan sendiri?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
LacunaWhere stories live. Discover now