Please! Comeback Home!

2.9K 299 15
                                    

Jika ada kesamaan nama itu semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan

Cerita ini hanya fiksi belaka

Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata

I dont own the cast

I just own the OC🙄


.


.


.


-Happy Reading-


.


.


.


"Yoongi, makan dulu"

Yoongi mengalihkan wajahnya dari Jimin.

"Yoongi masih sakit. Ayo makan lalu minum obat. Oke?"

Masih juga tidak aja jawaban.

Yoongi sudah hampir seminggu sakit dan tak bicara, membuat Jimin khawatir setengah mati.

"Yoongi, ayolah"

Perlahan, air mata Yoongi mulai mengalir lagi. Jimin segera membawanya ke pelukannya dan menepuk pelan punggungu sempit yang rapuh itu.

"Hiks..hiks..."

"Mau eomma dan appa...hiks.."










































































Setelah Yoongi tertidur, Jimin berusaha menghubungi kedua orang tuanya yang tak kunjung mengangkat telepon.

"Ayo angkat eomma" gumamnya pelan

'Nomor yang anda tuju sedang sibuk...'

Jimin tak menyerah, ia terus menelpon. Entah sudah berapa banyak panggilan, mungkin ratusan? Mungkin ribuan.

'Halo?'

"Akhirnya!"

'Kenapa sayang? Banyak sekali panggilan mu"

"Yoongi sakit eomma! Ayo pulang!"

'Yoongi sakit?! Tapi eomma dan appa masih banyak urusan. Jimin yang jaga Yoongi yah'

"Eomma! Yoongi sakit karena kalian! Ia sampai membiarkan dirinya di guyur hujan berjam-jam karena terlampau kecewa kepada kalian!"

'Eomma tau kami salah, bukannya kami tidak ingin pulang Jim, tapi pekerjaan sangat menumpuk. Jika kau ada di sini, kau pun akan merasa begitu'

"Tapi aku tidak separah kalian! Bahkan anak kalian sudah sakit! Tapi tetap saja tidak ingin pulang!"

Jimin kesal dan memutuskan sambungan sepihak.

Prangggg!!

Jimin terkejut mendengar suara benda pecah itu langsung saja mencari di mana sumber suara tersebut.

Prangggg!
Prangggg!!
Pranggg!!

Semakin ia mendekat ke kamar Yoongi, suara itu semakin terdengar jelas.

"Yoongi!"

Jimin berlari dan membuka pintu kamar Yoongi.

Hancur.

Seisi kamar Yoongi hancur, begitu juga dengan hati pemiliknya. Hancur.

"Yoongi!!!" Jimin memeluk Yoongi

"Tenangkan dirimu, jangan hancurkan dirimu seperti ini" bisiknya

"Hiks...hiks.. Apa pedulimu! Bahkan orang tua saja tidak ada yang peduli padaku!"

"Aku peduli padamu karena aku hyung mu! Aku juga bisa memberimu kasih sayang yang lebih dari eomma dan appa!"

"Tolong, tolong jangan hancurkan dirimu seperti ini. Lihatlah tanganmu sampai terluka. Ini untuk bermain piano, bukan untuk menghancurkan."

"Jika tidak ada yang peduli padamu. Ingat, Hyung selalu ada untukmu"

Yoongi memeluk erat Jimin, menumpahkan semua kekesalan dan amarah di dalam dirinya dengan air mata yang membasahi baju Jimin.

Biarkanlah Yoongi menangis.
Sudah terlalu banyak beban yang menumpuk di kedua pundaknya.
Biarkan pundak Jimin ikut membantu menopang semua bebannya.

































































































Tingtong..
Tingtong..

"Yoongi! Buka pintunya!"

"Iyaa!"

Yoongi berjalan ke arah pintu, saat ia membuka dan melihat siapa yang ada di balik pintu. Ia mematung. Ia juga terkejut.

Orang tuanya sudah pulang dan tepat berada di depan matanya.

Yoongi bimbang, ia merindukan kedua orang tuanya tapi ia masih kesal dengan mereka yang tak kunjung pulang.

"Yoongi, tidak kangen eomma?"

"Yoongi, Hyung tau kau rindu mereka"

Air mata Yoongi mengalir kembali. Bukan karena sedih melainkan air mata bahagia.

Yoongi memeluk erat kedua orang tuanya yang sudah lama tidak pulang.

Jimin pun ikut bergabung memeluk mereka. Ingat, Jimin juga anaknya.

Biarkan keluarga kecil itu melepas rindu yang akhirnya terbalaskan juga.

°^°^°^°^°^°^°^°^°^°^°^°

"Eomma! Appa nakal! Dia menggelitiku!"

"Jangan menggelitikinya seperti itu"

"Aku selalu gemas melihat si bungsu"

"Buat satu lagi sana, biar appa bisa gemas-gemasan sama si 'Bungsu'" kesal Yoongi

"No! Satu aja udah susah di urus apalagi dua!" Tolak Jimin

"Hyung, Program KB hanya ada di indonesia tidak di Korea"

"Ya sudah kita pindah ke sana!"

"No! Yoongi bisa hitam seperti kumamon di sana!"

Kedua orang tua mereka pun hanya bisa tertawa melihat keduanya adu mulut.

"Sudah! Jangan bertengkar terus, eomma akan memasak. Kalian berdua dan appa bersihkan halaman belakang! Tidak bersih tidak makan"

"EOMMA!!"



























































































-To be Continue-

OVERPROTECTIVE [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang