Jika ada kesamaan nama itu semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan
Cerita ini hanya fiksi belaka
Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata
I dont own the cast
I just own the OC🙄
.
.
.
-Happy Reading-
.
.
.
Jimin menggigil kedinginan di bawah selimut tebalnya, tampaknya selimut itu kurang tebal untuk mengurangi rasa dinginnya.
Suhu tubuhnya kian meningkat, kepalanya sakit dan pandangannya berkunang-kunang. Ia ingin berteriak memanggil Yoongi tapi ia terlalu lemah untuk melakukannya.
Terpaksa ia berusaha bangkit untuk mengambil obat di dapur yang berada di lantai bawah, ia tidak boleh tumbang. Jika ia tumbang siapa yang akan menjaga Yoongi? Siapa yang akan memasak untuk Yoongi? Ayolah, Yoongi hanya tau mie instant
Ia berjalan tertatih-tatih sambil menyandar di dinding, sesekali ia memegang kepalanya yang sakit karena kelewat panas.
Jimin perlahan menuruni satu persatu anak tangga yang cukup banyak untuk menuju lantai dasar. Salahkan orang tuanya mengapa harus membeli mansion sebesar ini!
Pandangan Jimin mengabur, tapi ia terus mempertahankan kesadarannya sampai ia merasakan sesuatu mengalir dari hidungnya.
Darah.
Setelah urusan dengan anak tangga selesai, ia dapat melihat Yoongi yang sedang mencomot cemilan sambil tertawa melihat tayangan yang ada di layar besar di hadapannya.
"Yoongi!" Jimin berusaha memanggil Yoongi, tepat saat Yoongi membalikkan wajahnya, Jimin jatuh pingsan.
"Hey!"
Yoongi tentu terkejut dengan pemandangan di depannya saat ini, orang yang mengaku hyung-nya itu jatuh pingsan dengan wajah yang memerah dan nafas tak beraturan, jangan lupakan juga darah yang mengalir dari hidungnya.
Yoongi berlari ke arah Jimin hingga ia tersandung kakinya sendiri dan terjatuh dengan kedua lututnya yang mencium lantai.
Bruk!
"Aduh!" Yoongi tidak peduli dengan rasa sakitnya, ia segera bangkit dan berjalan dengan cepat ke arah Jimin
"Oy! Bangun! Kenapa kau!" Yoongi menggoyangkan tubuh Jimin yang tak sadarkan diri itu
"Shhh..panas.." Desis Yoongi saat tangannya menyentuh pipi Jimin
"Demam? Haish! Lain kali jangan sok pahlawan!"
Yoongi mengangkat dan membawa Jimin ke sofa ruang tamu, ia kemudian berlari ke dapur untuk mengambil kompresan.
Dengan telaten Yoongi mengelap keringat dingin yang mengalir di pelipis Jimin, sesekali ia melihat Jimin mengkerutkan dahinya karena merasa tak nyaman dengan suhu tubuhnya yang tinggi.
Terakhir, ia membungkus es batu di sebuah kain dan meletakkannya di dahi Jimin.
Tiba-tiba saja kepalanya berdenyut nyeri, ia memukul-mukul kepalanya berharap nyerinya hilang. Tapi percuma, nyerinya semakin menjadi dan banyak sekali bayangan yang berputar di kepalanya.
'Yoongi, kita ke rumah sakit yah. Hyung gak tega lihat kamu sakit begini'
Ia menutup matanya dan mengatur nafasnya, perlahan nyerinya berangsur-angsur hilang.
°~°~°~°~°~°~°~°~°
Jimin mengeliat pelan, punggungnya sedikit pegal karena tidur di sofa. Ia membuka matanya dan merasakan ada sesuatu yang melingkar di atas perutnya.
Yoongi tengah tertidur memeluknya di sofa, untunglah sofa mereka cukup besar jika tidak Yoongi bisa saja jatuh.
Jimin tersenyum dan menatap lekat wajah adiknya yang sudah lama ia tak pandang dengan jarak sedekat ini, sampai akhirnya pemilik kulit pucat itu terbangun dan mereka bertatapan satu sama lain.
Akhirnya Yoongi tersadar dan langsung saja menjauh yang membuatnya terjatuh dari sofa.
"M-maaf, aku akan mengambil obat"
"Tidak usah, panasku sudah turun"
"Sebaiknya minum obat saja, nanti panasmu naik lagi kau akan sangat merepotkan"
Yoongi berlari ke arah dapur untuk menghindari suasana canggung ini.
"Lututmu kenapa?" tanya Jimin yang melihat lutut Yoongi memerah karena jatuh semalam, kebetulan ripped jeans Yoongi yang robekannya berada di bagian lutut.
"Tak apa. Tidak sakit"
"Iya tidak sakit, tapi nyeri kan?"
Yoongi terdiam.
Memang nyeri sih, tapi ia terlalu gengsi untuk mengatakannya."Sini. Hyung pijitkan" Jimin menepuk tempat kosong yang ada di sampingnya
"Ya sudah, hitung-hitung upahku menjagamu semalaman"
Yoongi berjalan sedikit pincang menahan nyeri, padahal saat lari tadi ia tidak merasa apapun.
Yoongi duduk dan menaruh kedua kakinya di pangkuan Jimin. Jimin mulai memijat kedua lutut Yoongi, Yoongi sendiri mulai menikmati pijitan Jimin di lututnya. Nyaman sekali rasanya.
"Mau makan siang apa?"
"Hmm?"
"Mau makan apa?"
"Apa saja"
"Kalau begitu mari kita bereksperimen dengan indomie kesukaan mu itu"
"Ayo!"
Setidaknya Jimin sedikit lega karena Yoongi sudah tidak bersikap dingin padanya lagi, mungkin hal ini dapat membuat Yoongi lebih cepat mendapatkan Ingatan tentangnya kembali.
-To be Continue-
Hey! Ho!
Happy birthday Jimin the Mochi!
And also get well soon!😚
KAMU SEDANG MEMBACA
OVERPROTECTIVE [√]
Fiksi PenggemarPark Yoongi hanya ingin kebebasan bebas dari abangnya, Park Jimin. kisah tentang Yoongi yang bersusah payah menghindari abangnya yang terlalu sayang padanya. [COMPLETED STORY]