I need love! Not money!

3K 315 44
                                    

Jika ada kesamaan nama itu semua hanya kebetulan dan ketidaksengajaan

Cerita ini hanya fiksi belaka

Tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata

I dont own the cast

I just own the OC🙄



.



.



.



-Happy Reading-



.



.



.



Hari ini Park bersaudara mendapat telpon bergantian dari orang tua mereka.

Mereka berbincang-bincang cukup lama sembari melepas rindu.

Jimin sudah selesai berbincang dengan kedua orang tuanya dan sekarang giliran si bungsu.

"Eomma, appa. Kapan pulang?"

"Kami masih sibuk sayang, jika pekerjaan sudah tidak menumpuk kami akan segera pulang" ucap seorang wanita yang tak lain adalah ibu dari Park bersaudara.

"Itu yang selalu kau ucapkan selama lima tahun terakhir!"

"Kami tau kami sudah lama tidak menghabiskan waktu bersama mu dan hyung-mu. Tapi kami bekerja untuk kalian sayang" ucap seorang pria paruh baya

"Bohong! Kalian sudah terlarut di dunia kerja kalian! Kalian tidak pernah memperdulikan aku dan hyung!"

"Kamu dan hyung-mu adalah anak kami, bagaimana kami tidak peduli"

"Kalau begitu pulanglah! Aku ingin kalian meninggalkan pekerjaan kalian untuk beberapa waktu saja. Aku ingin kalian pulang ke korea!"

"Kami tidak bisa pulang sekarang sayang. Bagaimana dengan tahun depan? Appa berjanji akan pulang saat natal tahun depan dengan eomma"

"Kau sudah pernah berjanji padaku seperti itu tiga tahun yang lalu! Tapi kalian tak pernah pulang!"

"Sayang, kami juga ingin pulang. Tapi pekerjaan menuntut kami untuk di selesaikan. Kami tidak punya pilihan. Eomma juga ingin memelukmu sekarang tapi tidak bisa"

"Kalian selalu begitu! Aku tak perlu kemewahan! Aku tak perlu uang! Aku hanya ingin kasih sayang dari kalian!!" bentak Yoongi sebelum ia memutuskan sambungan telepon

Ia berlari ke kamarnya dengan berderai air mata. Jimin tidak mengejarnya, ia tahu adiknya perlu waktu sendiri.

Yoongi menangis kencang di kamarnya, Jimin juga ikutan bersedih. Tapi ia membiarkan adiknya untuk menenangkan dirinya dulu.

Waktu sudah semakin larut, Yoongi tak keluar dari kamarnya walau tangisnya sudah reda.

Jimin khawatir padanya, ia belum mengisi perutnya sejak siang.

"Yoongi, keluarlah. Ayo makan, kau tidak lapar? Ini sudah lewat jam makan malam"

Tidak ada jawaban dari Yoongi.
Tampaknya Yoongi terlampau sedih dan kecewa pada orang tuanya.

Jimin akhirnya menyerah untuk memanggil Yoongi, tapi ia tetap menunggu di ruang makan. Ia takut Yoongi akan kelaparan di tengah malam.

Malam semakin larut, Jimin yang menunggu Yoongi pun tertidur di atas meja makan.

Yoongi akhirnya keluar dari kamarnya dengan mata yang membengkak sambil membawa selimut untuk abangnya.

Suhu di luar mulai dingin, angin juga mulai kencang, tampaknya akan hujan.

Yoongi berjalan menuju halaman belakang dan berbaring di tengah-tengah rumput yang mulai tumbuh tinggi.

Setitik air menyentuh pipinya, semakin lama semakin banyak dan akhirnya berubah menjadi hujan yang deras.

Yoongi tidak bergerak dari posisi berbaringnya. Ia terlalu lelah untuk bangun.

Hujan jatuh dengan deras bahkan di sertai guntur yang keras. Yoongi takut. Ia hanya bisa memeluk dirinya erat di bawah hujan yang menguyurnya sembari menutup mata dengan erat.

Di ruang makan, Jimin terbangun saat mendengar suara guntur yang begitu besar. Ia langsung teringat Yoongi dan berlari ke kamar Yoongi. Tapi yang didapatkan hanya kamar kosong tanpa ada pemiliknya.

Ia berlari naik turun di dalam mansion Park yang luas mencari keberadaan Yoongi hingga ia terhenti melihat pintu halaman yang di biarkan terbuka.

Ia berlari dengan cepat dan hal yang Jimin lihat adalah Yoongi yang terkapar di tengah rerumputan dengan keadaan tidak sadarkan diri.







































































-To be Continue-

Maapkeun~
Karena udah lama gak update cerita ini~

OVERPROTECTIVE [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang