HIMPUNAN

1. Propose

"Naraya!" panggil satu orang dari ujung koridor.

"Gue?"

"Iya elo. Naraya."

"Perasaan nama gue Naya, bukan Naraya."

"Sama aja lah. Gue mau ngomong." kata orang yang memanggil Naya dengan nama yang dia buat sendiri, Doyoung.

"Apaan?"

"Gue mau maju jadi Ketua Himpunan, gue mau lo jadi wakilnya." katanya singkat tanpa berbasa-basi.

"Hah?? Gue kira lo ngga suka sama gue?" tanya Naya penuh kebingungan.

"Emang ngga suka." jawab Doyoung lagi-lagi dengan singkat dan membuat Naya semakin bingung.

"Tapi gue butuh lo." tambahnya lagi.

"Wow? I don't even know whether it's a good thing or is it a bad thing?" timpal Naya mulai mengeluarkan sisi percampuran bahasanya.

"Yaudah mau apa ngga?" tanya Doyoung lagi mulai mendesak.

"Duduk dulu laah. This is not how you ask a girl to be your Wakahim, dude." jawab Naya lagi sambil berlalu menuju tempat duduk di taman fakultas.

"Okay, let me hear your reason."

"Alasan apa?"

"Ya alasan lo butuh gue lah. Kenapa lo mau gue jadi Wakil lo, kenapa lo butuh gue dan kenapa gue????"

"Lo bener-bener pengen denger gue ngebagus-bagusin lo ya?" tanya Doyoung sambil duduk di sebelah Naya.

"I love hearing something good about myself." Ujar Naya sambil tersenyum.

"Gue butuh sosok lo."

Naya membulatkan matanya. Perasaan Doyoung ga abis-abis bikin dia kaget.
"Sosok gue? Seperti?"

"Ya kaya lo, yang bisa langsung berteman sama orang-orang, bisa cepet akrab sama orang, didengerin orang."

"And then?"

"Udah, sisanya gue mampu sendiri."

"Wow baik, tetap arogan meskipun sedang butuh." kata Naya dengan nada sarkas.

"Tapi Doy, are you sure you want me to be your Wakil?"

"Kenapa emang?"

"I mean, kita beda banget loh. We are opposite." Jelas Naya menekankan kata opposite.

"Iya tau, makanya gue bilang gue butuh lo. Gue butuh penetralisir."

"Wow udah kaya Vegeta gue penetralisir."

"Emang Vegeta fungsinya buat menetralisir?"

"Gatau gue juga asal ngomong aja."

"Tsk," Doyoung berdecak kesal.
"Jadi intinya lo mau atau ngga?" desak Doyoung.