7. Program Kerja

354K 51.9K 18.3K
                                    

"Gue mau nyampein rancangan program kerja IT nih, tapi jangan ada yang ketawa." Ten mulai mengeluarkan handphonenya dari tas.

"Malu dah gua Ten, serius beneran mau kita pake itu proker?" kata Johnny.

"Pake lah, udah hasil mikir bermalam-malam nih gue. Dengerin ya semuanya." kata Ten, mulai melihat catatan yang ia buat.


"Proker IT ngga beda-beda jauh lah dari periode-periode sebelumnya. Masih sama kaya bertugas buat maintain website, media sosial, buat desain-desain, publikasi, menyebarkan informasi dll dll nanti baca aja di modul yang kita bikin. Gue kirim ke email himpunan ya ntar." ucapnya ke Joy.

"Nah tapi ada satu nih yang baru berkaitan sama mading." katanya lagi sambil cengar-cengir.

"Kenapa lo malah cengar-cengir?" tanya Joy.


"Takut diketawain gue sumpah dah. Jangan ketawa ya, proker ini bisa membawa keberkahan dan kebermanfaatan kok buat kita semua." kata Ten lagi.

"Lama lo kebanyakan basa-basi. Buruan gua abis ini mau jemput cewe gua." kata Yuta nyolot.


"Yaudah lah intinya aja, gue mau ngadain jomblo corner di mading himpunan."

"................" semua hening.


"Buat apa anjir?" tanya Naya.

"Buat makhluk-makhluk kaya lo!" seru Ten sambil menunjuk wajah Naya.


"Coba gue tanya. Doyoung! Salah satu tujuan himpunan buat para anggotanya apaan?" tanya Ten sambil mendongakan kepalanya.


"Hah? Memberikan asas kebermanfaatan maksud lo?" jawab Doyoung.


"Nah iya itu man! Itu! Itu dia poinnya!" katanya lagi berapi-api, yang lain masih ngga paham apa pentingnya proker ini.

"Manfaat tuh ngga cuma soal kita ngasih ilmu ke mereka, nambah pengalaman mereka, mengasah softskill mereka. Halah udah basi. Katanya kabinet Irregular? Kita harus bisa memberikan manfaat yang ngga biasa juga dong!" lanjutnya.


"Kekmana tuh maksud kau?" tanya Haechan dengan logat yang dibuat-buat.


"Selain semua manfaat yang udah gue sebutin tadi, kita bisa nambahin satu manfaat lagi. Yaitu, mempertemukan mereka dengan belahan jiwanya."

Bug

Sebuah waist bag melayang ke dada Ten, Yuta yang ngelempar.

"Bahasa lo dangdut banget tai."

"Eh tapi gua setuju." kata Lucas tiba-tiba sambil berdiri.
"Di jaman sekarang tuh kita emang harus semakin kreatif bro. Buat apa kita punya departemen Humas yang fungsinya untuk menjalinkan relasi dan Marketing yang bisa memasarkan, ditambah IT yang menyebarkan informasi kalau kita ngga bisa bermanfaat dalam kesejahteraan hubungan para anggotanya?" ungkapnya panjang lebar, rada ngga nyambung juga padahal pendapatnya.

"Bro." kata Ten sambil menepuk bahu kiri Doyoung.
"Gue tau lo pasti pengennya kita punya proker yang bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Tapi sebelum kita mencapai nusa dan bangsa itu, kita harus bisa bermanfaat buat anggota kita sendiri dulu lah."

"I think that's not a bad idea." Kata Mark.
"We all are still in our early twenties and we need to have fun. Find a lover and go on a date. But not everyone is able to do that all by themselves. So why don't we try to help those who can't?" jelasnya lagi.

Yang paham cuma Naya, Johnny, Jaehyun sama Ten.

"Cara kerja prokernya gimana sih emang? Gue belum paham." tanya Doyoung.

"Gini bro." Ten membetulkan posisi duduknya, terlihat bersemangat.
"Jadi, tiap bulan kita bakal nempel dua profil jomblowan dan jomblowati di mading. Profilnya itu meliputi nama, tanggal dan tahun lahir sama tipe ideal. Naaahh nanti yang lain baca kan tuh. Kalo mereka merasa mereka masuk ke tipe ideal si profil jomblo ini, mereka bisa sat set sat set bro!" jelasnya penuh dengan percaya diri.

Yang lain ngangguk-ngangguk.

"Indikator keberhasilannya apaan tapi nih? Jangan sembarangan lo, semua proker harus dipertanggung jawabkan soalnya." kata Naya.

"Santai. Udah gue bikin juga. Indikator keberhasilannya adalah menghasilkan minimal 3 pasangan di akhir periode. Gimana?"

"Terus kalo ngga berhasil gimana?" tanya Joy.

"Kalo ngga berhasil? Ya kita aja yang berkorban buat jadi pasangan."



-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



-


"Lo balik bareng gue apa sama siapa?" tanya Doyoung ke Naya.

"Eh gue balik sama Johnny aja deh ya Doy, gapapa kan?" izin Naya yang hanya dijawab dengan anggukan oleh Doyoung.


"Let's go my best friend!" Kata Naya sambil naik ke jok motor Johnny.
"Lo bisa ganti motor aja ga sih Jon? Susah banget naik motor lo, ketinggian."

Maklum, tinggi Naya ngga nyampe 160cm, jadi agak ribet kalo naik motor Vixion milik Johnny.

"Iya, besok gue ganti motor Beat." katanya menjawab Naya.

"Ya ga beat juga anjir itu kecil banget entar lo kayak lagi sirkus???"

Johnny cuma ketawa.



"Eh gue nebeng doong, si Lucas buru-buru mau jemput gebetannya. Siapa nih yang masih kosong?" Teriak Joy dari depan rumah Chenle.

"Bareng gue aja Joy." ajak Doyoung.

Joy langsung jalan ke arah motor Doyoung.


"Pak, kalo Joy sama lo, ini Sejeong sama siapa woi?" Teriak Ten ke Doyoung, sementara Sejeong terlihat bingung dan salah tingkah.


"Hah? Yang lain kan masih banyak yang kosong." kata Doyoung menanggapi.

"Sama gue aja kak, gue kosong nih." Kata Mark sambil menepuk jok motornya.

Sejeong berjalan ke arah motor Mark.

"Duluan ya semua." pamitnya sambil tersenyum.


Naya yang masih bingung bolak-balik memperhatikan Doyoung dan Sejeong.

Sejeong menunduk saat melewati motor Doyoung, sementara Doyoung terlihat membuang muka saat Sejeong melewatinya.

"John, Sejeong sama Doyoung ada apaan sih?"

-



Di motor, Mark sesekali memperhatikan Sejeong lewat kaca spion.

"Kak." panggilnya.

"Ya?" Jawab Sejeong.

"Kakak ada apaan sih sama bang Doyoung?" tanyanya tanpa basa-basi.

"APA?? GA KEDENGERAN." Jawab Sejeong super kenceng karna suara mereka dimakan angin.

"KAKAK ADA APAAN SAMA BANG DOYOUNG???!!!!!"

Sejeong diam tanpa jawaban.

-

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang