bonus chapter: happy birthday

283K 31.2K 15.7K
                                    

"Nay

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Nay."

Tok tok tok

Suara pintu diketuk.


Naya seketika berjengit dan bangkit dari kasurnya mendengar suara Dimas di luar kamar. Ia panik, tangannya repot merapikan kertas-kertas dan lembaran foto yang berserakan.


"Naya."

Dimas kembali memanggil namanya.

"Tidur?"

"Nggak!" teriak Naya, masih cukup panik. "Bentar, bentar! Bentar ya!"

Setelah menutup semua barang yang berserakan menggunakan selimut, ia buru-buru mematut kaca, merapikan rambut dan kaos abu polosnya.

Naya membuka pintunya pelan, mengintip melalui celah.

Dimas memiringkan kepala melihat Naya. "Makan, yuk? Udah makan belum?"

"Bentar. Aku ambil jaket sama dompet dulu."

Pintu kembali ditutup.

"Kirain kamu masih di Jakarta," ujar Naya sambil mengunci kamar pintu kosnya.

"Nggak. Tadi siang habis makan bareng keluarga aku langsung balik."

"Naik apa?"

"Kereta."


Naya menggaruk dahi kemudian duduk di boncengan motor Dimas.

Dimas menjalankan motornya dengan kecepatan sedang, sementara Naya melihat punggung Dimas dengan tatapan mengawang.

"Eh," Naya menepuk pinggang Dimas.

"Kenapa?"

"Maaf ya. Gue belum nyiapin apa-apa, kirain lo sampe Senin di Jakarta."

"Nyiapin apa, apa?"

"Kan lo ulang taun. Gue belum nyiapin apa-apa."

Naya bisa mendengar suara tawa Dimas di antara hilir mudik kendaraan.

"Nggak usah nyiapin apa-apa," jawab Dimas.

"Selamat ulang tahun ya."

"Iyaaa."

"Doanya udah aku ucapin kan tadi malem di telepon?"

"Iya udah."


"Ck," Naya tiba-tiba berdecak. "Lagian kenapa kamu buru-buru banget sih udah balik lagi malem ini?" Tanyanya kembali sambil turun dari motor.

"Ya aku mau ngehabisin hari ini sama orang-orang yang penting di hidup aku sekarang Nay," jawabnya sambil melepas helm.

"Cih," cibir Naya. "Berarti aku penting dong?"

"Coba mikir pake otak."

Naya kembali mencibir, berjalan mengekor Dimas.

"Teh, nasi jamur bumbu satu ya, sama es teh manis." Pesan Dimas pada pelayan. "Kamu makan apa?"

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang