43. Irregular Music Festival

303K 42.8K 23.9K
                                    


Hari itu akhirnya tiba. Setelah kerja keras berbulan-bulan lamanya, membuat perencanaan mulai dari konsep, tema, line up, venue, mencari sponsor, menjalankan dana usaha, publikasi, penjualan tiket dan lain-lain, akhirnya mereka sampai juga pada hari ini.


Pukul 10 pagi, para panitia sudah kembali berkumpul di wilayah venue, melanjutkan pekerjaan yang masih tersisa sebelum acara dimulai nanti sore.

Yuta dan Jeno mengumpulkan beberapa anak departemen mereka yang tergabung ke dalam divisi Keamanan, membantu koordinator serta para anggotanya untuk menentukan beberapa titik yang harus dijaga dengan ketat.

"Lo nanti mobile kan?" tanya Yuta ke koordinator keamanan, Guanlin.

"Iya bang." jawabnya.

"Yaudah nanti gue juga bantu jaga keamanan." respon Yuta. "Jen lo bantu anak-anak logistik kan nanti?" tanyanya pada Jeno.

"Yoi, nanti gue standby kok sama anak-anak logistik." jawab Jeno.



"Tes! Tes!" suara mikrofon menggaung. Doyoung berdiri diatas panggung dengan tampang yang masih terlihat lusuh, mungkin terlalu lelah dan kekurangan istirahat karena ia ikut sibuk menyambut hari ini.

"Perhatian semuanya." suara Doyoung membuat para pengurus dan panitia mengalihkan pandangan ke arah panggung.

"Gue minta perhatiannya dulu ya sebentar." ujarnya lagi. "Hari ini kita akan menyelenggarakan proker rutin tahunan kita, proker terbesar yang himpunan ini punya, Irregular Music Festival." mendengar itu, semua orang bertepuk tangan.


"Ini akan menjadi proker terakhir sebelum kita demisioner." Doyoung menjeda omongannya. "Hmm, sebelumnya gue mau ngucapin terima kasih banyak buat Hendery dan tim yang udah bekerja sangat keras selama beberapa bulan kebelakang untuk melaksanakan proker ini. Boleh tepuk tangan untuk kalian semua." suara tepuk tangan kembali riuh terdengar.

"Gue tau selama proses itu kalian mengorbankan banyak hal. Waktu buat belajar, waktu buat main, waktu buat pacaran, semua waktu kalian korbankan demi ngurusin acara ini. Gue juga tau, ada banyak kesulitan selama kalian menjalani prosesnya, dan selama itu pula, gue yakin ada banyak emosi yang ikut serta dalam proses ini, senang, sedih, marah, lelah, gue yakin kalian udah ngerasain semuanya."

Doyoung kembali memberi jeda pada kalimatnya, "makasih banyak kalian udah bertahan dengan sangat kuat sampai hari ini. Harinya telah tiba teman-teman, hari yang kita semua sama-sama tunggu. Jadi mari, jangan sia-siakan hari ini, ayo kita bekerja lebih keras sedikit lagi, jangan lupa dengan tugasnya masing-masing, dan kalau ada teman divisi lain yang membutuhkan bantuan kalian juga jangan sampai merasa berat untuk membantu. Ayo kita kerjasama sedikit lagi, kita gotong royong sedikit lagi, sampai acara ini berakhir dengan predikat sukses."

"Intinya terima kasih banyak semuanya, semangat untuk hari ini!" Doyoung menutup pidato singkatnya. "Oh iya satu lagi, satu jam lagi kita bakal briefing ya dipimpin oleh Hendery langsung. Jadi dalam setengah jam, semuanya harus udah berkumpul di tengah lapangan ini. Koordinator tolong dipanggil semua anggotanya, jangan sampai ada yang ngga ikut briefing oke? Thank you!"


Tepuk tangan dan sebersit rasa haru masih menggema mendengar apa yang barusan Ketua Himpunan mereka sampaikan.

Sedikit lagi...

Sedikit lagi...





Doyoung turun dari panggung sambil mengacak rambutnya, dan matanya mengerjap beberapa kali menahan rasa ngantuk.

"Belum mandi ya?" Naya sudah menunggu dibawah panggung sambil memberikan susu kotak rasa coklat.

"Makasih." jawab Doyoung sambil mengambil susu kotak tersebut. "Belum nih, tapi ngga bau kan gue?" tanyanya sambil mencium bau badan sendiri.

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang