48. Perihal Klasik

250K 40.5K 27.5K
                                    

"Kaaak please lo jangan aneh-aneh dong... please please please!" Naya masih merengek sambil menggoyang-goyangkan lengan Chanyeol ke depan dan belakang.

"Aneh-aneh apaan sih?" tanya Chanyeol pasrah lengannya terus diguncang oleh tenaga kecil Naya.

"Jangan nanya aneh-aneh ya... terus jangan marah-marah juga kasian anak-anak ini udah malem..."

"Malem apaan baru juga jam 7?!" Chanyeol memperlihatkan jam tangan mahalnya ke depan wajah Naya. "Nih! Jam 7!" serunya.

"Iya maksudnya biar kita beresnya ngga kemaleman kak, ya please lo jangan sampe marah-marah di depan forum ya?" Naya masih memohon.

"Kalo marah-marah di belakang boleh?" guraunya membuat Naya menundukkan wajah.

"Yaudah... boleh deh... marahin gue aja di belakang, tapi jangan marah sama anak-anak gue di depan forum."


Chanyeol mengangkat dagu Naya dengan jemarinya sebelum meledek wajah sedih yang Naya buat dengan suara tawa yang kencang, senang membuat juniornya itu panik.

"Muka lo tegang banget Nay?! Santai kali?!" ujarnya ditengah-tengah tawa. "Gue juga ngga bakal aneh-aneh atau marah ngga jelas kalo kalian kerjanya bener-bener aja. Santai santai."

Naya menarik nafas dengan cukup keras, "deg-degan gue abis ini PSDMO."

"Santai. Gue ngga bakal aneh-aneh." ucap Chanyeol menenangkan sambil menepuk kepala Naya.




"Akrab banget." Doyoung bersuara ketika Naya baru kembali ke bangkunya.

"Hah?" tanya Naya tidak mengerti.

"Chanyeol." jawab Doyoung.

"Hah?!" Naya masih belum paham.

Doyoung menggaruk dahinya yang tidak gatal mendengar respon Naya, "hah heh hah heh mulu lo!"

"Ya elo ngomongnya ngga jelas!" bentak Naya balik.


"Elu akrab banget sama Chanyeol." akhirnya Doyoung merangkai kalimat yang sempurna.

"Oooooh ya jelas akrab dong? Kan dia udah kaya abang gue sendiri?"

"Halah." respon singkat dari Doyoung membuat Naya mencubiti lengannya.

"Kenapa sih lu ngomel ngomel mulu dah lu."

"Ngga usah pegang-pegang gue! Pegang Chanyeol aja sana!" Doyoung melotot membuat Naya menahan tawa.

"Ngga usah cemburu yak emang lo siapa?!" respon Naya membuat Doyoung diam.



Hampir pukul setengah sembilan malam, PSDMO baru selesai memaparkan job description, timeline, program kerja serta analisis dan kendala saran mereka. Butuh waktu hampir satu jam untuk memaparkan semuanya dengan jelas karena pekerjaan mereka sangat penting—mengelola sumber daya manusia.

Ruangan semakin ramai, senior yang berdatangan semakin banyak. Sebagian memang sengaja datang untuk melihat perkembangan adik-adiknya di himpunan, dan berupaya untuk membantu keberlangsungan musyawarah besar kali ini dengan memberikan apresiasi serta saran-saran yang membangun dan penting untuk diturunkan pada periode berikutnya.

Namun tidak sedikit juga yang datang karena dipaksa oleh teman seangkatannya, atau cuma iseng bahkan berniat untuk menunjukan senioritasnya dihadapan adik-adiknya tersebut.




Pandangan Doyoung lurus pada seseorang yang mengenakan hoodie berwarna biru lusuh di barisan paling belakang. Ia salah satu senior angkatan 2009 yang biasa dipanggil dengan sebutan Ewok, entah siapa nama aslinya Doyoung tidak peduli.

HIMPUNANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang