10

1.5K 158 3
                                        


Yewon tak pernah tahu kapan ini semua berakhir. Yewon lelah namun tidak bisa mengutarakan. Karena tidak ada yang ingin mendengar keluh kesah Yewon.

"nona muda baik baik saja? Apa bibi perlu mengatakan kepada tuan besar jika nona muda sudah lelah?" tanya bibi Ahn. Melihat nona muda nya melamun sendiri diruang tamu. Membuatnya pergi ke dapur untuk membuatkan minuman kesukaan nona mudanya itu.

"tidak bibi terima kasih" ucap Yewon setelah bibi Ahn menaruh segelas jus jeruk disamping buku buku tebalnya.

"ini sudah ke tiga kalinya guru private datang, jika nona lelah. Bibi bisa mengatakan ini ke tuan besar" tawar bibi Ahn.

"terima kasih, tak perlu bi, karena lebih baik ditemani seseorang dari pada sendirian dikamar berkencan dengan huku buku tebal ini" jawab Yewon dengan tertawa kecil. 

Bibi Ahn tersenyum. Tak tahu melakukan apa selama nona mudanya tersenyum---meski dipaksa--- mau tak mau ia ikut tersenyum.

"ini sudah hari ke tiga nona belajar bersama guru private dari tuan besar. Itupun sehari harus dijadwalkan empat guru private harus datang. Apa nona muda tidak lelah?" tanya bibi Ahn.

Lelah, sangat lelah. Yewon ingin menjawab kalimat itu. Tapi bibirnya teramat kelu hanya untuk mengucapkan hal sederhana itu.

Lantas menggeleng memberi jawaban dari pertanyaan bibi Ahn. "oh, apa nona muda ingin bibi buatkan makanan kesukaan nona muda? Sehabis belajar siapa tahu nona muda merasa lapar?"  tanya bibi Ahn.

"bibi, entah kenapa disaat bibi memperlakukan ku seperti ini. Aku merindukan mom yang entah sekarang berada dimana..  Apa menurut bibi mom merindukanku juga? Sama seperti Yewon yang merindukan mom?" tanya Yewon. Matanya memanas. Segitu besarnya ia merindukan sosok Mommy nya yang entah berada dimana.

"nona muda, tidak ada seorang ibu yang tega melupakan anaknya begitu saja. Bibi yakin dimanapun nyonya berada, kerinduan nyonya  jauh lebih besar dari pada kerinduan nona muda yang miliki" jawab bibi Ahn.

"aku terlalu merindukannya bibi, sampai sampai dadaku sesak. Terasa sakit.. Sangat sakit saat mom meninggalkanku sendirian.. Aku takut..  Aku takut untuk mengingat kejadian itu bibi..  Sangat.. Sangat takut" ucap Yewon disela isak tangisnya.

Air mata wanita paruh baya itu jatuh begitu saja saat melihat nona muda keluarga besar Kim menangis tersedu dengan bahu bergetar. Menelungkupkan kepala. Menyembunyikan nya di pangkuan lutut.

"semua akan indah pada waktunya nona muda, jika takdir berkata lain. Langit dan bumi tidak akan bisa merubah ketentuan dari atas. Percaya pada bibi. Tenangkan diri nona muda. Sebentar lagi tuan besar pulang. Bibi harus menyiapkan makan malam. Kali ini nona muda harus makan yaa. Nona tidak pernah makan teratur beberapa hari ini" ucap bibi Ahn

Yewon mengangguk pelan memberi jawaban.

Yewon jatuh tertidur pulas setelah lama menangis. Melupakan waktu makan nya untuk kesekian kali.

*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

"mom, ji-ya ingin itu. Boleh?" tanya Yewon.

Sekarang Yewon dan sang ibu sedang berada di Myeongdong. Untuk bersenang senang. Kata mom ketuka Yewon bertanya.

Bukannya curiga, Yewon kecil justru senang hari itu. Meloncat gembira, bermain sepuasnya. Memakan makanan jalanan sepuasnya. Karena biasanya sebatas jipangyi yang diperbolehkan sang ibu untuk dimakannya. Itupun berakhir Yewon merengek sakit perut. Berujung sang ibu mencari restoran untuk menuntaskan perut sang anak yang sakit sekaligus makan malam di restoran itu.

So Far Away (SuMji) COMPLETE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang