12

1.4K 177 11
                                    


"jangan membuat ulah lagi, sudah kakek bilang jangan berteman dengan mereka. Lihat apa yang kau lakukan kau membuatku malu dihadapan semua guru pengajar. Kakek harap ini terakhir kalinya kau membuatku malu" ucap sang kakek.

Yewon hanya diam tertunduk setelah mendapat tamparan di pipi kanannya. Tangannya terkepal kuat, ia malu dimarahi dihadapan bibi Ahn. Sekuat tenaga Yewon menahan isak tangisnya.

Batinnya menjerit, mengatakan kepada sang kakek jika ia lelah harus menuruti keinginan sang kakek. Ia ingin bebas melakukan apapun semaunya.

"maaf" hanya itu yang Yewon ucapkan. Bibirnya terasa kelu hanya untuk mengatakan bahwa ia lelah dengan semua aturan sang kakek.

Kakek datang setelah Eunbi bari lima menit pamit untuk pulang, Yewon dimarahi, jika kemarin ia hanya mendapat hukuman, tak boleh keluar dari rumah selama seminggu dan diharus kan belajar bersama guru private 4 kali dalam sehari.

Tadi, satelah lima tahun berlalu. Lagi, Yewon mendapat tamparan di pipi kanannya dari sang kakek. Yewon bahkan lupa lima tahun yang lalu karena apa Yewon mendapat tamparan.

Yewon tahu, kalau ia hanya sebagai pelengkap kehidupan sang kakek. Sebagai penerus kekayaan sang kakek. Sebagai pajangan hidup didalam rumah megah kakek. Tapi sekali saja, sekali. Yewon ingin diperhatikan oleh sang kakek, Yewon ingin merasakan elusan sayang dirambutnya dari tangan rapuh milik kakek.

Hanya sekali, sekali pun Yewon dapat kan hal itu dari sang kakek, Yewon akan menjadi manusia paling bahagia didunia. Karena hanya kakek yang berada di kehidupan Yewon.

Yewon cukup malu jika meminta hal seperti itu kepada kedua kakaknya, Yewon cukup malu meminta itu kepada bibi Ahn dan juga bibi Lee. Yewon cukup malu jika dipertemukan kembali dengan ibunya meminta hal seperti itu dari dirinya.

"setelah keluar dari rumah sakit, kau harus melakukan jadwal mu seperti biasa, selama tiga hari ini kau melewatkan les panahmu dan juga les mandarinmu" ucap kakek, setelah itu Yewon membungkuk hormat saat sang kakek keluar dari ruang inapnya.

Setelah kepergian sang kakek, Yewon tak dapat menahan isak tangisnya, bibi Ahn sebagai orang yang sudah merawat Yewon sedari kecil, hanya bisa memeluk Yewon dan mengatakan kalimat penenang. Berharap tangisan nona muda kecilnya segera berhenti karena itu melukai hatinya.

"sakit bibi, rasanya sakit sekali"

Bibi Ahn tidak tahu apa yang harus dilakukan setelah mendengar adu an nona muda kecilnya.


*
*
*
*
*
*
*
*
*
*

"kau diskorsing selama empat hari, kurasa ini tak adil bagimu karena ini masalah Jungkook dan Sungjae. Benar?" Yoongi mengucapkan. Yewon hanya menatap datar kearah Yoongi.

Sebenarnya setelah lama menangis tadi Yewon terlelap, hanya sebentar. Setelah itu ia terbangun. Bukan karena Yoongi yang datang. Melainkan mimpi buruk selama ini yang menghantui dirinya dalam tidur.

Setelah itu Yewon tak ingin tertidur lagi, Takut, jika mimpi itu kapan saja terjadi. Meski sakit Yewon berharap hari itu akan datang menghampiri kehidupan Yewon. Karena hanya itu cara agar terlepas dari dunia sangkar dari sang kakek.

Terlepas dari bayang bayang bersalahnya karena membuat semua orang yang menyayanginya perlahan bergerak menjauh dari kehidupannya. Terlepas dari rasa takut kehilangan lagi dan lagi. Terlepas dari semua dan terbang bebas kemanapun ia pergi. Yewon ingin melakukan itu semua suatu hari nanti.

"bagaimana keadaan mereka?" tanya Yewon setelah puas menatap mata sipit berwarna hitam kelam milik Yoongi.

"berbeda denganmu mereka diskors selama seminggu" ucap Yoongi

So Far Away (SuMji) COMPLETE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang