Yewon duduk dibangku panjang ditengah tengah keramaian taman kota itu. Kepalanya menoleh kekanan dan ke kiri. Mencari tahu, kedatangan orang yang di tunggu.
Yewon menunduk, menatap sepatu kets berwarna merah muda miliknya. Menggerakkan pelan, berusaha menyibukkan diri agar tak terlihat bodoh di depan orang orang.
Yewon mendongak dan menoleh ke sebelah kirinya. Lalu tersenyum manis kearahnya.
"lama sekali kak?" tanya Yewon"Umji-ya, maaf tidak bisa lama. Aku yang memintamu bertemu. Malah kau yang menunggu"
"tak apa, aku sudah terbiasa kan. Oh, kakak mau bicarakan apa? Sepertinya penting sekali"
"ya, sangat penting. Sampai aku yakin kau tidak akan bersikap seperti biasa padaku setelah ini"
Yewon mengerjap, meraih tangan orang itu. Agar menatap kearahnya. Namun, tangannya ditepis dengan pelan. Lalu orang itu bangkit berdiri. Membelakangi Yewon yang duduk di bangku panjang itu.
"kenapa?" tanya Yewon.
"aku tahu kau orang yang susah menolelir jika ada orang terdekatmu yang mengkhianatimu atau mengecewakan mu Umji-ya"
Yewon berdiri menarik tangan orang itu agar menatap kearahnya. Yewon ingin mencari tahu apa yang ingin di bicarakan Eunha, sahabat sedari kecilnya.
"tapi, aku bukan orang yang tidak akan mungkin tidak mengecewakan mu Ji-ya, aku tahu kita bersahabat sedari kecil, tapi selama ini pula aku menyembunyikan sesuatu darimu--- jangan menyela dulu. Kau cukup mendengarkan apa yang ingin aku bicarakan" sela Eunha saat Yewon ingin menyela perkataannya.
"aku selalu berpura pura tidak mengerti bagaimana perasaanmu saat kau merindukan ibumu, bahkan aku hanya mengatakan kalimat penenang agar kau bisa mengurangi rasa rindumu kepada ibumu, tapi, satu hal yang perlu kau ketahui. Selama ini aku mengetahui jika ibumu pergi bukan karena dia ingin meninggalkanmu sendiri, tapi kakek mu lah yang mengusir ibumu pergi. Dan---"
"bohong!! Aku tidak akan mendengar semua perkataan anmu kak, tolong jangan katakan hal itu!! " seru Yewon. Mendengar kebenaran yang membuatnya sakit membuat Yewon tak sadar membentak Eunha.
" tapi, inilah kenyataannya. Kau tidak tahu apa-apa, aku tidak tega melihatmu terus menangis merindukan ibu dan juga ayahmu. Mengertilah Ji-ya" ucap Eunha.
Yewon terisak, Eunha sakit melihat hal itu. Tapi inilah yang harus ia lakukan. Ia harus membuat Yewon menyadari betapa penganggunya dirinya untuk kehidupan Yewon. Eunha tidak ingin menjadi penghalang kesuksesan Yewon.
"aku tahu hal ini, karena ayah yang menceritakan semuanya padaku. 2 tahun aku menyembunyikan kebenaran ini. Dan inilah batas kemampuanku, aku ingin kau mengerti Ji-ya, aku ingin kau mengerti, aku ingin kau mengurangi rasa rindumu. Aku-- maaf, tapi inilah yang harus aku lakukan" ucap Eunha
"kenapa? Huh? Kenapa baru memberitahuku sekarang? Kau membiarkanku menangis seperti orang bodoh, berpikiran jika Mom meninggalkanku karena ingin aku sendirian, tapi kakek yang mengusir Mom? Omong kosong" ucap Yewon sambil menyentak tangan Eunha.
"cobalah mempercayai perkataanku--"
"bagaimana bisa percaya dengan omong kosong itu huh? Kau bersamaku sedari kecil. Kita selalu bersama lalu sekarang kau--"
"maka dari itu aku mengatakan hal yang sebenarnya padamu. Sekarang. Kau mengetahui semuannya--"
"tidak, seharusnya kau tidak memberitahu kebenaran ini padaku. Kenapa? Kenapa memberi tahu hal ini padaku? Kenapa? Katakan padaku"

KAMU SEDANG MEMBACA
So Far Away (SuMji) COMPLETE
Romance"Bagian terburuk dari menggenggam kenangan itu bukan sakitnya, Tapi rasa kesepian saat mengenangnya" ~ Kim Yewon.